Oleh: Abu Muas T. (Pemerhati Masalah Sosial)
Menarik untuk disimak tulisan dalam buku berjudul: "Syiah Menurut Sumber Syiah - Ancaman Nyata NKRI" yang ditulis oleh: Dr. H. Abdul Chair Ramadhan, S.H.,M.H., khususnya jangan sampai terlewatkan untuk membaca bab VII tentang pengaruh revolusi Iran di Indonesia (hal.152)
Pada sub bab A pada bab VII ini, Dr. Abd. Chair memberikan judul: Gerakan Makar dan Terorisme, yang tentunya menarik untuk disimak karena di negeri ini jualan kue basi yang diberi nama "Terorisme" masih terus ditawar-tawarkan selama beberapa puluh tahun.
Pada awal sub judulnya, Abd. Chair menuliskan bahwa pengaruh Revolusi Iran telah memprovokasi para penganut ajaran syiah di Indonesia untuk melakukan gerakan perlawanan kepada pemerintah. Mereka membentuk kelompok bernama Ikhwanul Muslimin (IM). IM ini tak ada hubungannya sama sekali dengan IM yang ada di Mesir, hanya kebetulan namanya saja yang sama.
Tokoh utama IM ini adalah Ibrahim Jawad, Husein Al-Habsyi, dan Lutfi Ali. Menariknya, dalam rapat pembahasan makar, salah satu tema sentral yang digagas adalah pilihan perjuangan dengan mencontoh Revolusi Iran. Paling tidak, ada empat tahapan perjuangan yang digagas mereka. Pertama, mobilisasi massa. Kedua, imamah atau pengangkatan imam. Ketiga, referendum syariat Islam ala syiah. Keempat, proklamasi negara Islam ala syiah.
Dalam bukunya, Abd. Chair mengajak kita semua untuk tidak mudah melupakan beberapa tindakan aksi terorisme dan makar syiah yang pernah mereka lakukan. Di antaranya, aksi teror pengeboman menjelang tengah malam di komplek Seminari Al Kitab Asia Tenggara dan Kompleks Gereja Kepasturan Katolik pada tangal 24 Desember 1984.
Aksi teror berikutnya yang mereka lakukan adalah pengeboman Candi Borobudur pada tanggal 21 Januari 1985, dan disusul aksi selanjutnya rencana pengeboman Bali, Februari 1985. Namun, sebelum sampai Bali di tengah perjalanan terjadi insiden.
Perjalanan ke Bali dengan menggunakan bus Pemudi Express jurusan Malang-Bali. Ketika bus memasuki Kampung Curah Puser, Desa Sumber Kencono, Banyuwangi, bom tersebut keburu meledak. Ledakan ini menewaskan tujuh penumpang, tak terkecuali tiga anggota tim Bom Bali.
Berulang-ulangnya kasus makar dan teror yang terjadi di negeri ini, tibalah saatnya aparat yang berwenang mau membuka kembali file-file lama soal teror yang dilakukan orang-orang syiah, karena karakter syiah memang merupakan biang kerok makar dan teror di mana pun mereka berada.
Atau patut diduga, jualan kue basi yang bernama radikalisme dan terorisme masih terus mau dipelihara?