View Full Version
Selasa, 25 May 2021

Pelastina Oh Palestina

 
PERSETERUAN panjang antara Israel dan Palestina seakan-akan menjadi konflik yang tak pernah selesai dari tahun   ke tahun, perang berkobar, lagi-lagi di picu karena kedua pihak sama-sama mengklaim bahwa lawanlah yang memulai serangan. Eskalasi konflik terjadi selama Ramadhan  hingga setelah Idul Fitri itu menelan ratusan korban jiwa dan juga kerugian materiil.
 
Seperti diberitakan kompas.com, sedikitnya 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, terbunuh akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza. Sedangkan Israel melaporkan 12 warganya, termasuk 2 anak-anak, terbunuh akibat serangan roket Hamas. 
 
Israel  mengklaim  kehadiran Hamas lah sebagai alasan penghancuran gedung bertingkat dan rumah, padahal  kawasan itu dipenuhi gedung apartemen dan pertokoan. Salah satunya kantor media Al Jazeera.  Asosiasi Pers Asing, yang mewakili sekitar 400 jurnalis yang bekerja untuk organisasi media internasional di Israel dan wilayah Palestina, menyatakan kekecewaan besar atas serangan itu.
 
Kerusakan tersebut juga termasuk 6 rumah sakit dan sembilan pusat kesehatan termasuk satu-satunya laboratorium pengujian Covid-19 di Gaza menutur situs kumparan.com
 
Melansir Al Jazeera dari kompas.com akhirnya  konflik yang berlangsung selama 11 hari itu meredam pada Jumat (21/5/2021) pagi setelah Mesir turun tangan dan memfasilitasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Namun banyak yang khawatir bahwa konflik sewaktu-waktu bisa muncul lagi.
 
Benar juga, selang beberapa jam setelah kesepakatan gencatan senjata pada Jumat (21/5/2021) dini hari, bentrokan antara polisi Israel dengan warga Palestina kembali terjadi.
 
Melansir Al Jazeera, polisi Israel kembali menyerbu Kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur, Jumat (21/5). Aparat Israel melepaskan gas air mata ke arah jamaah selepas shalat Jumat.
 
Sebuah kesepakatan yang mudah sekali  dilanggar. Konflik tak berujung ini juga menyita perhatian dunia. Tak terkecuali Indonesia karena  konflik ini menyebabkan puluhan korban jiwa warga sipil yang tidak berdosa menjadi korban.
 
Pemerintah Indonesia tidak lelah-lelahnya menyerukan perdamaian di Gaza lewat jalur diplomasi, termasuk dengan menggandeng negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). 
 
PBB selaku organisasi internasional yang dinilai paling kompeten untuk menghentikan konflik  itu. Pun,  tak bisa berbuat apa-apa. Masyarakat dalam Negeri dan luar pun sama mengencam kebiadaban yang seakan-akan dibiarkan dan bahkan menjadi tontonan.*
 
Mia Fitriah Elkarimah

latestnews

View Full Version