View Full Version
Kamis, 15 Jul 2021

Hidup Bahagia Bersama Dakwah

 

Oleh:

Eli Ermawati

 

DULU berdakwah hanya diembankan kepada para nabi dan rasul-Nya, sekarang menjadi amanah dan kehormatan bagi umat muslim untuk melanjutkannya.

Berdakwah menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Berdakwah tak harus menunggu menjadi ustdz atau ustdzah. Apa yang kita tahu tentang kebaikan maka kita sampaikan. Menyeru pada kebaikan mencegah pada kemungkaran.

Allah SWT menyebutnya langsung dalam QS. Ali Imran Ayat 110 :

 

كُنۡتُمۡ خَيۡرَ اُمَّةٍ اُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَتُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ‌ؕ وَلَوۡ اٰمَنَ اَهۡلُ الۡكِتٰبِ لَڪَانَ خَيۡرًا لَّهُمۡ‌ؕ مِنۡهُمُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَاَكۡثَرُهُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ

"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik". 

Dakwah tidak harus menyampaikan ceramah seperti di podium. Ada yang bisa berkontribusi dakwah melalui ketegasan lisannya, melalui tulisannya ada juga yang melalui analisa-analisa tajamnya. Semua bisa berkontribusi di jalan dakwah. 

Dakwah adalah sebaik-baiknya amal. Jika kita mendakwahkan kebaikan pada sekelompok orang, kemudian orang tersebut berbuat baik, maka kita akan mendapatkan pahala orang yang kita dakwahi tersebut, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. MasyaAllah  bahagia sekali, bahagia yang hakiki.

Akan tetapi sudahkah kita memantaskan diri menjadi umat terbaik? Sudahkah kita melakukan berdakwah dengan bahagia? 

Duhai pengemban dakwah, berbahagialah. Janganlah kau ragu, jangan takut, jangan menyerah lakukan dakwah itu dengan bahagia dengan cinta yang tulus dan ridho semata karena Allah SWT, sebab betapa mulianya berada dijalan dakwah ini.

Memang hambatan dalam berdakwah itu sudah pasti ada. Namun kita bisa melaluinya dengan cara yang baik.

Semisal kita seringkali merasa "aku tidak bisa, atau mengatakan "aku sedang sibuk", dan "aku lagi banyak masalah keluarga", dan lain-lain, jangan biarkan hal itu terus terjadi coba lakukan hal berikut :

 

Terampil Mengontrol Emosi

Keutamaan mengendalikan emosi merupakan wujud kematangan jiwa. Orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan diri saat marah. Mengendalikan emosi merupakan salah satu sifat terpuji yang dicintai Allah SWT. Dan belajar mengendalikan emosi wujud kecintaan kita pada Allah SWT. Tuliskan agar tidak jadi ledakan, tuliskan perasaan kita. Tulis sampai emosi reda. Setelah selesai bisa dijadikan bahan introspeksi. Simpan tulisannya sampai marah reda baru baca lagi.

 Terampil dalam mengontrol emosi dengan memahami level masalah, kita sortir dan selesaikan terlebih dahulu masalah apa yang menimpa diri kita yang levelnya paling bahaya, sehingga menghalangi aktivitas dakwah. Memahami masalah ada di wilayah mana, apakah di wilayah yang bisa kita kuasai ataukah wilayah yang tidak bisa kita kuasai. Kemudian memahami adab dalam mengendalikan emosi dengan banyak berdoa memohon kepada Allah SWT, menjaga lisan, beristigfar, memaafkan, introspeksi diri dan berpikir positif.

 

Terampil Aulawiyat

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,‘Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi-nabi mereka’.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Maka prioritaskan amalan yang wajib terlebih dahulu, kemudian sunnah dan yang mubah. Cek kembali aktivitas mana yang paling urgent dengan membuat to do list misalnya insyaallah itu akan sangat membantu, sehingga aktivitas dalam keseharian tidaklah percuma.

Ingat urusan ummat juga harus diperhatikan, sabda Rasulullah Saw. "Barang siapa bangun di pagi hari, tapi dia tidak memikirkan kepentingan umat Islam, maka dia bukan termasuk umatku". (HR. Muslim).

 

Tangguh Menghadapi Masalah

Pengemban dakwah mesti tangguh dalam menghadapi setiap permasalahan hidup, dengan berserah diri kepada Allah SWT, yakin Allah memberi ujian sesuai kemampuan kita, sebagaimana firman-Nya :

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَـــــــا

Allah tak membebani hamba kecuali menurut kemampuannya. (QS Al-Baqarah: 286). 

Salah satu kunci agar kita bisa menghadapi persoalan hidup adalah siap menghadapi yang cocok dan yang tidak cocok dengan keinginan kita. Karena yang kita inginkan belum tentu yang terbaik menurut Allah Swt, sebagaimana firman-Nya “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah [2] : 216).

Karenanya kita mesti pandai meluruskan niat, menyempurnakan ikhtiar sesuai dengan kemampuan pikiran dan hati kita, kemudian pasrahkan hasilnya kepada Allah Swt.

Jangan khawatir kita punya Allah swt, yakin bahwa disetiap ada kesulitan pasti ada kemudahan ( Lihat QS. Al-Insyirah Ayat 5-6 ). Mengoptimalkan amal sholeh, berhenti berkata "saya tidak bisa" ganti dengan "saya belum bisa, saya pasti bisa" dan mengerjakan sesuatu sampai tuntas.

Ketika kita tahu dakwah menjadi sebuah kewajiban dari-Nya maka segala sesuatu yang dibutuhkan untuk berdakwah wajib pula kita penuhi. Sebenarnya dakwah itu bukan hanya kewajiban, namun keperluan bagi kita sendiri. Tanpa dakwah, kerusakan dalam kehidupan akan merajalela.*


latestnews

View Full Version