View Full Version
Kamis, 05 Aug 2021

Parah, Anggota Dewan Isoman di Hotel!

 

Oleh: Fitri Suryani

 

Wabah Covid-19 nampaknya belum menunjukkan akan berakhir. Hal itu nampak dari rumah sakit yang masih banyak menerima pasien yang terpapar covid-19, hingga mengalami overcapacity. Karena itu tak sedikit bagi mereka yang terpapar akhirnya menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing. Namun, lain halnya dengan wakil rakyat negeri ini yang mendapatkan fasilitas isoman yang eksklusif.

Sebagaimana negara lewat Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR memberikan fasilitas hotel bintang 3 bagi anggota dewan legislatif hingga staf yang tengah menjalani isolasi mandiri setelah terpapar virus corona (Covid-19).

Hal tersebut terungkap dalam surat yang diterbitkan Setjen DPR tertanggal 26 Juli 2021. Dalam surat dengan tertanggal 26 Juli 2021 yang diteken Sekretaris Jenderal Indra Iskandar, tertulis bahwa Setjen telah kerja sama dengan beberapa hotel untuk menyediakan fasilitas isolasi dan karantina bagi anggota legislator. Ia pun memastikan, pemberian fasilitas isoman dan karantina diambil dari anggaran yang tidak terpakai. Seperti kunjungan keluar negeri atau anggaran kegiatan seminar (Cnnindonesia.com, 28/07/2021).

Adapun hotel yang bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tarifnya beragam, tergantung paket yang akan diambil. "Starting dari Rp 4,5 juta sampai Rp 30 juta per orang," ungkap Noviari selaku Executive Assistant Manager Oasis Amir Hotel.

Selama isolasi, anggota DPR akan menerima sejumlah fasilitas yang terbilang cukup lengkap, mulai dari makan tiga kali sehari, penatu tiga potong pakaian per hari, serta wifi dan parkir gratis. Anggota DPR juga mendapat konsultasi dokter via telepon setiap hari, kunjungan dokter atau perawat sebanyak dua hingga tiga kali, vitamin, serta satu kali tes PCR pada hari ketujuh (Kompas.com, 29/07/2021).

Sungguh pemberitaan terkait fasilitas isoman di hotel bagi anggota dewan dapat menyakiti hati rakyat. Bagaimana tidak, masih banyak dari masyarakat yang sulit melakukan isolasi mandiri secara layak, bahkan tak jarang dari mereka meninggal saat menjalani isoman.

Fasilitas isolasi mandiri di hotel bagi anggota dewan seolah menunjukkan bahwa mereka kurang peka dengan kondisi yang dialami masyarakat. Karena hal itu berbanding terbalik dengan keadaan masyarakat yang menjalani isolasi mandiri yang serba terbatas dengan fasilitas yang mereka miliki.

Selain itu, adanya fasilitas isolasi mandiri bagi anggota dewan dengan fasilitas yang eksklusif menandakan mereka kurang merakyat. Padahal mestinya wakil rakyat dapat merasakan suasana kebatinan rakyat, sehingga bisa memahami apa yang sesungguhnya dibutuhkan rakyat. Jangan merakyatnya saat urusan kampanye politik saja. Miris!

Hal itu pun menunjukkan kepada masyarakat bahwa anggota dewan yang ada saat ini kurang empati dengan keadaan masyarakat, terlebih di tengah pandemi. Sudahlah saat ini masyarakat banyak yang harus menanggung biaya hidup yang makin tinggi. Apalagi ditambah dengan adanya wabah Covid-19 yang tak sedikit dari masyarakat harus berkurang bahkan kehilangan mata pencahariannya.

Padahal seharusnya, sikap para wakil rakyat akan berusaha mendahulukan kepentingan rakyatnya, karena mereka merupakan pelayan bagi rakyat. Pun sudah menjadi tugas mereka untuk senantiasa mengurusi rakyatnya dan membantu menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi rakyat.

Maka tidak berlebihan jika sebaik-baik pemimpin adalah mereka yang kamu cintai dan mereka juga mencintaimu. Karenanya tidak ada pemimpin yang dicintai rakyatnya, kecuali dia mampu mencintai rakyatnya. Olehnya itu penting bagi wakil rakyat untuk mengedepankan empati terhadap rakyat.

Sungguh saat ini tidak mudah menemukan pemimpin sejati yang tabah bertahan dan rela menderita bersama rakyatnya dalam masa sulit. Namun tidak pada masa ketika aturan-Nya diterapkan. Sebagaimana pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab, umat Islam di sekitar Madinah ditimpa bencana kelaparan yang telah menyebabkan wabah penyakit dan kematian. 

Kelaparan dan penderitaan rakyat itu dirasakan oleh Umar sebagai penderitaan bagi dirinya. Karena itu, beliau bersumpah tidak akan mengecap daging dan minyak samin. ''Bagaimana saya dapat mementingkan keadaan rakyat, kalau saya sendiri tiada merasakan apa yang mereka derita.'' Begitu kata Khalifah Umar yang amat berkesan pada waktu itu.

Oleh karena itu, seyogianya para pejabat ketika menikmati fasilitas yang lengkap saat menjalani isoman, tak lupa juga untuk memperhatikan keadaan rakyatnya. Apakah rakyatnya juga mendapat fasilitas layak dan lengkap seperti para pemimpin atau wakil rakyat mereka. Karena sesungguhnya saat pemimpin memperhatikan rakyatnya dengan memberikan apa yang mestinya menjadi kewajiban negara dan hak rakyat, niscaya rakyat akan mencintai pemimpin mereka. Wallahu a’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version