View Full Version
Selasa, 07 Sep 2021

Jumlah Anak Yatim Meningkat Akibat Pandemi, Mereka Tidak Butuh Santunan Hidup Saja

 

Penulis:

Rini Raihana || Ibu Rumah Tangga

 

PANDEMI Covid-19 telah mengakibatkan banyak anak kehilangan orangtuanya sehingga mereka harus menjadi anak yatim, piatu atau yatim piatu. Menteri Sosial Tri Rismaharini memastikan negara hadir memberikan perlindungan kepada anak-anak tersebut. Mensos Risma menyampaikan, program perlindungan bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu mencakup sasaran sebanyak 4.043.622 anak. Yakni terdiri dari 20.000 anak yang ditinggal orangtua akibat Covid-19; 45.000 anak yang diasuh LKSA dan 3.978.622 anak diasuh oleh keluarga tidak mampu.

“Saya pastikan anak yatim, piatu dan yatim piatu diberikan perlindungan. Mereka tidak hanya diberikan dukungan terhadap kebutuhan fisik, tetapi juga dukungan psikososial, pengasuhan dan keberlanjutan pendidikan mereka,” kata Mensos dalam jumpa pers usai acara “Penyerahan Penghargaan Menteri Sosial untuk Aparat Penegak Hukum yang Telah Berpartisipasi Aktif dalam Mengawal Program Kementerian Sosial RI” di Jakarta (24/08).

Kemensos telah merancang program bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19 sebagai salah satu langkah strategis untuk memastikan hak-hak anak tetap terpenuhi meski dalam situasi sulit. Kemensos tengah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas RI untuk menyiapkan dukungan anggaran kurang lebih sekitar Rp3,2 triliun. Semoga apa yang disampaikan Kemensos benar-benar terealisasi di tengah-tengah masyarakat, bukan sekedar program yang realisasinya di lapangan tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah.

 

Banyak Anak Yatim Terlantar di Negeri Ini

Meskipun fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, tapi kita jumpai anak-anak yatim ataupun yatim piatu di sekitar kita, mereka harus berjuang sendiri untuk melanjutkan kehidupan.  Tidak jarang banyak diantara mereka yang akhirnya putus sekolah, bekerja di usia dini bahkan menjadi gelandangan dan peminta-minta.  Nasib baik jika ada orang yang mau mengasuh mereka, atau tinggal di panti-panti atau pondok pesantren yang mau mengasuh mereka. 

Kenyataannya mereka yang terlunta-lunta menghadapi kerasnya kehidupan lebih banyak lagi. Ini harus menjadi perhatian khusus kita semua, terutama kehadiran negara secara penuh untuk melindungi anak-anak yatim sangat di butuhkan. Mereka tidak sekedar butuh santunan, tapi juga kasih sayang yang tulus dari orang-orang yang mengasuhnya.  Kehilangan kasih sayang dan perlindungan dari orang tua merupakan beban berat bagi anak-anak.  Tidak hanya berdampak secara ekonomi, tapi dampak psikologis dan social bagi anak-anak tentu sangat berat.

 

Negara Pelindung Utama Anak-anak Yatim

Rasulullah adalah sosok yang sangat menyayangi anak anak. Beliaulah pemelihara anak anak yatim dengan mencukupi sandang pangan dan kebutuhan lainnya. Setelah wafatnya beliau, para khalifahlah yang menjaga anak anak yatim di dalam sistem Islam. Khalifah menjamin hak-hak mereka dan memberikan kasih sayang kepada mereka.  Seperti kisah ketika Rasulullah SAW wafat, maka anak yatim yang diasuh Rasulullah SAW kemudian diasuh oleh khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq.  Khalifah yang memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan dan papan, jika tidak ada wali atau kerabat yang mampu menanggungnya. Khilafah juga menjamin pendidikan, kesehatan dan keamanan bagi anak-anak yatim dan terlantar.

Hal tersebut jauh berbeda sekali dengan sistem kapitalisme yang menelantarkan anak anak yatim. Saat ini penanganan anak-anak yatim banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga swasta. Kehadiran negara belum sepenuhnya menyelesaikan apa yang menjadi kebutuhan dan hak-hak anak yatim, sehingga masih banyak yang terlantar dan miskin kasih sayang.  Dibutuhkan data yang jelas yang ter update setiap saat terkait jumlah anak-anak yatim.  Kebutuhan mereka berupa kasih sayang orang tua juga harus diperhatikan.  Negara harus memiliki data siapa saja yang bersedia untuk menjadi orang tua asuh bagi anak yatim ini. Karena ajaran Islam juga sangat menganjurkan untuk menyayangi anak-anak yatim.

Abu Hurairah (RA) meriwayatkan bahwa Rasulullah (SAW) mengatakan, “Rumah terbaik di antara umat Islam adalah rumah di mana seorang yatim piatu dirawat dengan baik, dan rumah terburuk di antara umat Islam adalah rumah di mana seorang yatim piatu diperlakukan dengan buruk.” Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, “siapapun yang memperlakukan seorang yatim piatu (laki-laki atau perempuan) dengan kebaikan dan kebajikan, dia dan aku akan dekat satu sama lain di Surga seperti dua jari ini.” Oleh karena  itu hendaknya setiap muslim memuliakan anak yatim, dan hendaknya negara hadir secara penuh untuk melindungi anak-anak yatim dan memenuhi seluruh kebutuhannya baik materi maupun non materi. Wallahu a’lam bishawab.*


latestnews

View Full Version