View Full Version
Selasa, 21 Sep 2021

Stop Wasting Time, Berantas Separatisme Sekarang Juga!

 

Oleh:

Fita Rahmania, S. Keb., Bd.

 

ISU teror oleh kelompok separatisme di negeri ini kembali mencuat ke permukaan. Persoalan yang sebenarnya sudah lama terjadi namun tidak pernah diselesaikan secara tuntas oleh pemerintah. Hingga banyak nyawa melayang menjadi sasaran brutal kelompok separatis ini. Masyarakat pun was-was jauh dari rasa aman.

Tragedi terbaru menimpa beberapa tenaga medis yang tak berdosa. Niat hati ingin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Papua, namun justru membuat mereka mengalami penyiksaan oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) OPM (Organisasi Papua Merdeka). Bahkan salah satu dari tenaga medis tersebut (Gabriela Meliani) dikabarkan meninggal dunia.

KKB OPM itu melancarkan aksinya di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Senin (13/9/2021). Kekejamannya menyiksa para tenaga kesehatan (Nakes), sudah di luar batas kemanusiaan.

Video penyerangan brutal itu beredar luas di media sosial. Dalam video amatir yang beredar tersebut, para anggota KKB OPM nampak melempari sejumlah fasilitas publik dengan batu, lalu membakarnya.

Bukan hanya itu, kesadisan para anggota KKB OPM juga terungkap dalam video kesaksian seorang nakes yang menjadi korban serangan brutal tersebut. Nakes pria yang identitasnya dilindungi demi keamanan, menyebut anggota KKB OPM mengepung para nakes dari segala penjuru. Ia juga menceritakan bagaimana detik-detik peristiwa brutal dan kejam di luar batas kemanusiaan terjadi dalam peristiwa tersebut. Para nakes diburu seperti hewan, dilucuti pakainnya, disiksa, lalu dibunuh dan dilempar ke jurang. (sindonews.com)

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (19/9) seketika mempertanyakan keberadaan pejuang HAM (Hak Asasi Manusia).

“Mana suaranya aktivis HAM dan aktivis perempuan? Korban adalah perawat perempuan. Kenapa ketika saudara sebangsanya dibunuh dan diperkosa secara brutal, mereka diam? Namun ketika aparat negara menumpas KKB di Papua, mereka teriak-teriak soal HAM?” tanya Bamsoet.

Karena itu, lanjutnya, tak ada alasan bagi TNI-Polri untuk tidak menumpas habis teroris biadab kelompok kriminal bersenjata di Papua.

Dia mengatakan sudah terlalu banyak keresahan yang dilakukan teroris KKB di Papua. Korbannya mulai masyarakat biasa, TNI-Polri, hingga tenaga kesehatan. Pada 8 April 2021 teroris KKB di Kabupaten Puncak menembak mati seorang guru bernama Oktavianus Rayo. Di tempat itu, mereka juga membakar tiga sekolah di Kabupaten Puncak. (fin.co.id)

Negara memiliki peran penting dalam melindungi rakyatnya. Tidak boleh ada kompromi apapun tentang hal ini. Tidak juga membuang-buang waktu untuk membawa persoalan separatisme ke meja runding internasional. Negara harus tegas bebas dari intervensi siapapun.

Terhadap terduga teroris saja, Densus 88 bisa langsung menindak para terduga. Namun, pada yang jelas-jelas melakukan teror kepada masyarakat dan aparat seperti KKB, pemerintah seakan hilang nyali. Bahkan untuk menyebut mereka sebagai kelompok teroris dan separatis terkesan masih enggan.

Jika memang berniat menumpas KKB secara tegas dan terukur, pemerintah harus lebih serius. Sebab, tindakan KKB selama ini bukan hanya menembak warga atau aparat. Namun, mereka sudah menganggu jalannya pemerintahan di Papua. Dari penyelidikan polisi, sumber dana yang mereka gunakan untuk membeli senjata dan amunisi berasal dari rampasan anggaran dana desa.

Akar permasalahan berupa disintegrasi juga tak kalah urgen untuk diselesaikan. Disintegrasi lahir dari lemahnya ideologi negara. Berikutnya kegagalan negara memberikan solusi riil atas berbagai problem kehidupan baik politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.

Faktor eksternal berupa iming-iming semu kesejahteraan dan keadilan dari pihak asing menguatkan rasa frustrasi dan putus asa warga negara yang merasa terzalimi, sehingga muncul keinginan untuk memisahkan diri dari negara induk.

Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah persatuan hakiki yang lahir dari pemahaman tentang kehidupan (ideologi). Ideologi kapitalisme dan sosialisme yang digagas oleh manusia, penuh dengan kepentingan pribadi, kelompok, dan bangsanya. Hari ini, dunia menyaksikan bersama mandulnya ideologi buatan manusia dalam menyelesaikan berbagai konflik.

Tidak ada alternatif lain. Hanya ideologi Islam satu-satunya yang datang dari Tuhan pencipta alam. Syariat Islam menyejahterakan seluruh warga negara tanpa diskriminasi. Pluralitas agama dan suku bangsa diakui, dijaga, dilebur menjadi satu dalam batasan-batasan syariat, sehingga tidak ada yang berhak menzalimi dan dizalimi.

Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di muka hukum dan pemerintahan yang tunduk kepada syariat. Penguasa diangkat oleh umat untuk mengurusi urusan setiap warga negara, di mana pertanggungjawaban amanah kepemimpinan dihiasi bingkai keimanan dan ketakwaan.*


latestnews

View Full Version