View Full Version
Kamis, 23 Sep 2021

Ketika Makanan Menjauhkan dari SurgaNya

 

Oleh:

Dahlia Kumalasari || Pendidik

 

SAHABAT Muslimah, masih ingatkah tentang kisah Nabi Adam dan istrinya Hawa yang harus diturunkan dari surga karena memakan buah yang dilarang oleh Allah Ta'ala?. Kisah sepasang manusia pertama ciptaan Allah ini mengandung hikmah luarbiasa agar kita tetap istiqomah berjalan sesuai panduan Al Khalik. 

Kisah penuh hikmah ini terangkum dengan indah dalam firman Allah Ta'ala surah Al Baqarah ayat 35 yang artinya : "Dan Kami berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!” 

Perintah Allah sangatlah jelas, bahwa Nabi Adam dan Hawa boleh untuk memakan semua makanan yang ada di surga kecuali mendekati sebuah pohon. Dari kisah ini, kitapun akhirnya mengetahui bahwa godaan syaitan sudah ada sejak zaman Nabi Adam. Hingga akhirnya syaitan menggoda dan membisikkan pikiran jahat pada Nabi Adam. Sebagaimana yang ada dalam surah Taha ayat 120, yang artinya : Kemudian syaitan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya, dengan berkata,  "Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?". 

Rayuan syaitan ternyata sungguh dahsyat, hingga akhirnya Nabi Adam dan Hawa tergoda untuk memakan buah terlarang itu dan Allah akhirnya menurunkan keduanya dari surga.

 

Makan Makanan yang Halal

Bagi seorang Muslim, memahami syariah Islam merupakan kewajiban yang harus ditunaikan.  Dalam Islam, boleh tidaknya mengkonsumsi makanan dan minuman sudah diatur dengan sempurna oleh Allah Ta'ala. Sebagaimana yang ada di dalam surah Al Baqarah ayat 168 yang artinya "Wahai manusia!. Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat dari di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, Sungguh syaitan itu musuh yang nyata bagimu."  

Namun nampaknya jaminan kehalalan makanan sulit terwujud dalam kehidupan sekuler saat ini, yang nyata jauh dari panduan Islam. Salah satu faktanya adalah ditemukannya daging anjing di pasar Senen, Jakarta. Dilansir dari Kompas.com - Ketua DPW Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) DKI Jakarta Miftahudin mengatakan, adanya temuan penjualan daging anjing di Pasar Senen merupakan bentuk kurangnya pengawasan dari Perumda Pasar Jaya. 

"Temuan adanya perdagangan daging anjing di Blok 3 Pasar Senen adalah bukti lemahnya pengawasan di internal pihak pengelola Pasar Jaya sebagai pengelola Pasar Senen," kata Miftah dalam keterangan tertulis, Minggu (12/9/2021). Miftah mengatakan, temuan penjualan daging anjing baru terungkap setelah berjalan beberapa tahun. 

Sangat memprihatinkan, temuan ini terungkap setelah usaha tersebut berjalan beberapa tahun. Sungguh negara telah gagal melindungi rakyat dari produk haram yang juga merugikan kesehatan. Terlebih bagi seorang Muslim, masalah makanan yang halal tentu tidak lepas kaitannya dengan keimanan kepada Allah Ta'ala.

 

Makanan Halal di Masa Peradaban Islam

Adakah peradaban yang bisa menjamin kehalalan suatu produk?. Dalam hal ini, mari kita tengok pada sejarah peradaban Islam. Islam merupakan agama yang sempurna. Islam tidak hanya mengatur terkait ibadah ritual semata, namun juga mengatur agar komunitas muslim mendapat jaminan halal terkait makanan dan minuman. 

Sebagaimana yang dituliskan dalam artikel Bilik Redaksi di republika.co.id--Empat khalifah setelah Rasulullah wafat pada 633 M juga terus melakukan upaya untuk memastikan umat Islam mengonsumsi makanan yang baik dan halal. 'Ali ibn Raashid ad-Dubayyaan dalam artikelnya, "Alcoholic Beverages: Legal Punishment and Detrimental Effects", mengungkapkan, hukuman orang yang mengonsumsi minuman keras diberlakukan selama 28 tahun masa kekhalifahan empat sahabat Rasulullah. (Senin , 11 Agustus 2014). 

MasyaAllah, syariah-Nya terbukti tidak hanya sebuah pemikiran saja yang tersimpan dalam lembaran Al-Qur'an dan Al-Hadist, namun syariah-Nya terbukti bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Saatnya umat Muslim kembali pada panduan Allah Ta'ala. Karena hanya Allah saja Yang Maha Tahu bagaimanakah manusia selayaknya mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik untuk tubuhnya. Semoga dari makanan dan minuman yang halal bisa mendekatkan dan menghantarkan kita menuju surgaNya Allah Ta’ala, Aamiin. Wa ma tawfiqi illa bilLah'alayhi tawakkaltu wa ilayhi unib.*


latestnews

View Full Version