View Full Version
Rabu, 29 Sep 2021

Khutbah Jumat sebagai Media Konsolidasi Umat

 

Oleh:

Yuli S Ridwan, S.H. || Aktivis Dakwah Banda Aceh

 

BETAPA menakjubkan cara Allah Swt untuk mewujudkan rasa ukhuwah Islamiyyah di tengah kaum Muslimin. Salah satunya dengan adanya ketetapan ibadah fardhu shalat jumat, bagi kaum Muslimin laki-laki yang bermukim, di setiap hari Jumat.

Ibadah shalat Jumat yang sepadan waktunya dengan ibadah shalat dzuhur, merupakan momentum strategis bagi kaum Muslimin, untuk bersama mengasah ruhiyyah melalui media khutbah Jumat yang disampaikan para khatib. Ruhiyyah yang dimaksud di sini, adalah tentang bagaimana agar kita ini senantiasa merasa memiliki kesadaran akan keberadaan Allah Swt, disetiap hela nafas kita.

Khatib shalat Jumat perlu selalu mengingatkan pentingnya kesadaran kaum Muslimin tentang keberadaan Allah Swt yang selalu mengamati diri kita dalam setiap keadaan. Sehingga rasa malu kepada Allah Swt pun perlu dihadirkan. Konon lagi, kita ini tidak bisa memungkiri siapa asal-usul kita. 

Kita yang diciptakan oleh Allah, hidup kita sejatinya adalah untuk beribadah kepada Allah, dan kelak kita akan kembali berpulang ke rahmatullah.

Mengetahui hakikat diri tidak cukup dihapal secara  teknis lisan, tapi perlu memahaminya sampai ke substansi. Tentu kita ingin apa yang sudah kita ketahui dari makna hakikat hidup ini semakin membuat iman kita produktif, semakin terpanggil beramar makruf wa nahi munkar. 

Sehingga, tidak cukup jika diri kita yang Muslim saja yang menikmati nikmatnya ber-Islam, tapi seluruh ummat manusia yang kafir pun harus tahu kemuliaan Islam, yang mampu mewujudkan tatanan kehidupan yang memuaskan akal, menentramkan jiwa dan sesuai fitrah manusia.

Menjadikan khutbah Jumat sebagai media konsolidasi kaum muslimin sekaligus muhasabah kepada penguasa. Semoga membuat khutbah Jumat akan mampu menjadi mesin penggerak solidaritas dan ketaqwaan kaum Muslimin.

Bukankah kita sudah mendengar pujian dari Allah Swt, bahwa kaum Muslimin, adalah ummat terbaik. Mengapa? Karena di tengah kaum Muslimin telah ada warisan Rasulullah Saw berupa mukjizat Al Qur'an dan As Sunnah, yang menjadi landasan hidup dan sebaik-baik petunjuk bagi kaum Muslimin dalam mengarungi kehidupan ini.

Hukum syara' yang diturunkan oleh Allah Swt, sudah pasti mampu menjawab beragam problematika ummat. Dan, berposisi sebagai Muslim, berarti kita adalah jaringan motivator petunjuk jalan keselamatan. Bahagialah dengan amanah mulia ini.

Ummat terbaik, seleranya juga harus serba terbaik, yaitu ingin hidup dalam naungan kepemimpinan Islam atau khilafah. Sehingga hari-hari penuh kebaikan dan kebarokahan dari Allah Swt.

Maka penting peran kita bersama bergerilya di tengah ummat, dan yang tidak kalah penting peran khatib khutbah shalat jumat di mimbar-mimbar shalat Jumat, di mana di situ ummat Muslim sedunia bersiap berkumpul di masjid dengan tertib dan rapi, menunaikan fardhu shalat Jumat berjamaah.

Manfaatkanlah momentum khutbah Jumat untuk menyadarkan ummat manusia yang saat ini sedang terbelenggu sistem jahiliyyah, agar memahami akar masalah sekaligus memahami pula solusi hakiki yang harus diambil oleh kaum Muslimin.

Meskipun menyadarkan ummat adakalanya tidak semudah membalikkan telapak tangan, tugas kita hanya saling mengingatkan. Ingat, yang kita harap cukup ridho Allah Swt, bukan pujian manusia. Jadi kuatkan kesabaran terhadap celaan orang yang suka mencela.

Sebagaimana peran Rasulullah Saw di tengah ummat, dalam mengemban Islam. Allah Swt berfirman: 

Hari Jum’at 

(QS. Al-Jumu`ah):2 - 

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. 

Sebaik-baik teladan, adalah Rasulullah Saw. Jika kita merasakan ujian suka-duka yang sama sebagaimana Rasulullah Saw pernah rasakan di masa hidupnya ketika berjuang, maka nikmati sajalah perjuanga ini dengan ikhlas.*


latestnews

View Full Version