View Full Version
Senin, 04 Oct 2021

Daring vs Pembelajaran Tatap Muka

 

Oleh:

Habibah || Aktivis Fikrul Islam

 

BINGUNG, panik mungkin itu yang ada dibenak para orang tua ketika mereka dihadapkan pada dua pilihan, antara belajar daring dan belajar di sekolah bagi putra putri mereka. Pasalnya di tengah masa pandemi yang belum juga usai, saat ini sekolah sudah memulai proses belajar mengajar dengan pembelajaran tatap muka (PTM) seiring dengan terbitnya surat keputusan bersama empat menteri.

Dimana daerah yang tidak masuk zona merah diperbolehkan untuk melakukan PTM dengan syarat mendapatkan izin dari pemerintah daerah dan orang tua. Apabila ada kekawatiran dari orang tua maka proses pembelajaran diperbolehkan secara online.

Dalam talkshow Bangkit Bareng secara virtual selasa 28 september 2021, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan bahwa 40% sekolah saat ini sudah melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, namun proses ini dinilai masih rendah bila dibandingkan dengan jumlah sekolah yang ada di negeri ini.

Hampir seluruh masyarakat semakin masif menginginkan PTM segera dilangsungkan dengan persentase sebesar 80-85%. Para orang tua sudah merasa resah dengan berbagai dampak negatif dari pembelajaran daring yang ditimbulkan, misal semangat belajar dan rasa tanggung jawab anak pada tugas yang diberikan pada guru menurun, serta banyaknya keluhan para orang tua yang stres karena seringkali tugas yang diberikan guru justru orang tua yang mengerjakan, tentu hal ini semakin membebani orang tua.

Nadiem berharap PTM dapat mengantisipasi terjadinya learning loss selama masa pembelajaran daring tersebut. Kemendikbudristek membolehkan untuk melaksanakan PTM dengan ketentuan waktu belajar rolling dengan kapasitas 50% siswa, menggunakan masker, siswa dalam kondisi sehat dan tidak terjadi kerumunan. Sejalan dengan itu maka vaksinasi juga gencar dilakukan untuk menjaga imunitas peserta didik.

Sistem pendidikan di negeri ini sudah seharusnya menjadi wadah untuk membentuk kepribadian dan membina generasi bangsa menjadi generasi yang tangguh di segala kondisi. Dengan kepribadian yang benar maka akan tercipta generasi yang mempunyai pola pikir dan pola sikap yang benar pula. Untuk itu diperlukan landasan yang kuat yaitu akidah Islam sebagai tujuan dalam diselenggarakannya sistem pendidikan.

Guru dan orang tua dalam mendidik generasi haruslah dilandasi dengan dorongan keimanan kepada Allah SWT yakni melaksanakan seluruh perintah Allah semata-mata demi menggapai ridhoNya. Sedangkan pada diri anak juga ditanamkan tsaqofah Islam juga selain ilmu terapan berupa sains dan teknologi, kecakapan dalam hidup dan lainnya.

Dengan adanya pandemi semestinya tidak membuat semangat menuntut ilmu melemah, tapi justru dengan kondisi ini seharusnya semakin menguatkan taqwa kita untuk tunduk dan patuh pada Allah secara totalitas tanpa tapi dan tanpa nanti. Dengan dorongan ketaqwaan yang tinggi maka pertolongan Allah akan segera diperoleh.*


latestnews

View Full Version