View Full Version
Sabtu, 05 Mar 2022

Mengenal Arti Tawadhu

 

Oleh:

Ibnu Hafiz || Mahasiswa Sekolah Tinggi Rkonomi Islam SEBI Depok

 

SETIAP umat muslim selalu dianjurkan untuk memiliki sifat tawadhu saat menjalani kehidupan sehari-hari. Tawadhu merupakan sikap batin yang harus senantiasa diwujudkan secara proporsional dan wajar. Memiliki perilaku tawadhu atau rendah hati merupakan salah satu cerminan seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT.

Dilansir dari nu online, tawadhu adalah perilaku manusia yang memiliki watak rendah hati, tidak sombong, atau merendahkan diri agar tidak terlihat sombong. Tawadhu bukan hanya sekadar tata kerama belaka, namun perilaku ini memiliki makna yang jauh lebih dahulu dari sopan santun, yaitu sikap batin yang menjelma dalam praktik lahiriyah secara wajar dan bijaksana

 

Tawadhu itu apa?

Tawadhu merupakan salah satu akhlak baik yang harus senantiasa dilakukan oleh umat islam. Adapun nama lain dari tawadhu ialah sikap rendah hati, namun bukan berarti rendah diri. Tawadhu dapat diartikan sebagai sebuah tindakan yang percaya diri, optimis, berani, serta tidak merasa diri kita lebih baik dari orang lain sekalipun memiliki banyak kelebihan.

Sikap tawadhu atau rendah hati selalu dianjurkan untuk dimiliki setiap muslim. Seseorang yang senantiasa menjalankan perilaku ini secara lahir batin, akan diangkat drajatnya oleh Allah SWT. Pasalnya, sikap tawadhu juga menjadi salah satu bukti keimanan yang ditujukkan kepada-Nya. Hal ini sebagaimana yang di terangkan dalam salah satu surah Alquran berikut ini, yang artinya:

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. al-Furqon ayat 63)

 

Tanda tanda tawadhu

Seseorang yang memiliki tata krama belum tentu memiliki sikap tawadhu, sebab ke-tawadhu-an sulit diukur. Tawadhu hanya bisa dilihat dalam praktik lahiriah yang dilakukan dengan terukur dan wajar. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Ibnu Athaillah, yang artinya:

"Orang yang tawadhu itu bukan ia yang ketika merendah menganggap dirinya lebih tinggi dari yang dilakukannya. Namun, orang yang tawadhu itu ia yang ketika merendah menganggap dirinya lebih rendah dari yang dilakukannya."

Tawadhu merupakan salah satu sikap yang terpuji di mata Allah SWT. Seseorang yang senantiasa menjalankan perilaku ini dalam kehidupan sehari-hari dianggap sebagai mukmin sejati. Sebaliknya, seseorang yang bersikap takabur atau merasa dirinya lebih baik dari orang lain, diancam tidak akan masuk surga, sampai dirinya benar-benar bertobat.

Sikap tawadhu memang sulit untuk diukur, sebab akhlak ini berada di kedalaman batin seseorang yang menjelma menjadi perilaku kehidupan sehari-hari. Dilansir dari nu online, menurut Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab Risalatul Muawanah wal Mudhaharah wal Muwazarah tanda-tanda orang yang memiliki sifat tawadhu ialah sebagai berikut:

1. Seseorang yang memiliki sikap tawadhu ialah mereka yang lebih senang tidak dikenal daripada menjadi orang terkenal

2. Bersedia menerima kebenaran dari siapapun, baik dari kalangan orang terpandang maupun dari kalangan orang yang rendah kedudukannya

3. Mencintai fakir miskin dan tidak segan-segan duduk bersama mereka

4. Selalu bersedia untuk mementingkan kepentingan orang lain dan senang ketika dimintai pertolongan

 

Manfaat tawadhu

1). Menghindarkan dari Sikap Takabur

Takabur atau menyombongkan diri merupakan salah satu sifat yang paling dibenci oleh Allah. Seseorang yang berperilaku sombong diancam akan dimasukkan ke neraka, sampai dirinya bertobat. Oleh karena itu, salah satu manfaat bersikap tawadhu adalah menghindarkan diri dari sikap takabur.

Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Al-Kharaithi, imam Al-Hasan bin Sufyan, Ibnu La’al, dan imam Ad-Dailami dari sahabat Anas bin Malik r.a, berikut ini:

"Tidak ada manusia kecuali di kepalanya ada dua rantai, rantai di langit ke tujuh dan rantai di bumi ke tujuh, jika ia tawadhu’ maka Allah akan mengangkatnya dengan rantai ke langit ke tujuh, dan jika ia sombong maka Allah akan merendahkannya dengan rantai ke bumi ke tujuh."

2). Mengangkat Derajat

Tawadhu merupakan akhlak terpuji yang sangat dicintai oleh Allah. Selain itu, setiap muslim yang memiliki sikap tawadhu maka drajatnya akan diangkat oleh Allah SWT. Sedangkan, orang yang mempunyai sifat sombong akan dihinakan oleh Allah. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini, yang artinya:

"Tidaklah seorang bertawadhu yang ditunjukkan semata-mata karena Allah SWT, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat derajatnya." (HR Imam Muslim)

3).Membawa Manusia Menuju Ajaran Allah.

Tawadhu termasuk salah satu ajaran Islam yang memiliki banyak fadhilah jika        diterapkan setiap hari. Dengan menanamkan sikap tawadhu, setiap individu pasti mampu.     memiliki jiwa yang arif dan tidak mudah terpengaruh terhadap bujuk rayu syetan.

Sebab, pada dasarnya, akar dari sikap yang disenangi setan adalah takabur yang merupakan lawan dari tawadhu. Dengan memiliki sikap tawadhu, maka kita telah berusaha untuk memerangi sikap sombong, mau menang sendiri dan tidak peduli dengan orang lain.

4).Melatih Keikhlasan.

Manfaat sikap tawadhu yang selanjutnya yaitu dapat melatih keikhlasan. Adakalanya, kita perlu mengalah dan memberikan ruang bagi seseorang untuk mewujudkan keinginannya. Kita juga perlu mendahulukan kepentingan umat sebagai upaya menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama.

 Bukan hanya itu, tawadhu juga dapat membantu kita untuk menerima pemberian dari Allah, sekecil apapun itu. Dengan begitu, kita dapat menghindari sikap serakah dan tidak bersyukur yang mampu merusak akidah kita.

 5).Belajar Menghargai Sesama Manusia.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tawadhu juga mengajarkan kita tentang pentingnyatoleransi. Dengan menerapkan sikap islami tersebut, kita akan lebih mudah menerima pendapat atau masukan orang lain, mendahulukan kepentingan orang lain yang lebih membutuhkan serta berkesempatan merangkul setiap manusia untuk menjadi saudara.*

Sekolah tinggi ekonomi islam

SEBI 


latestnews

View Full Version