View Full Version
Rabu, 08 Jun 2022

Cari Jodoh Koalisi untuk Memenangi Kontestasi

 

Oleh: Dewi Royani, MH

Dikutip dari merdeka.com,29/05/2022, Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  menggelar milad ke-20 pada tanggal 29 Mei 2022 di Istora Senayan Jakarta. Sejumlah elit partai politik nampak hadir dalam acara tersebut diantaranya PKB,PPP, Demokrat dan Golkar.

Masih dari sumber yang sama, Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi berpidato, ia berbicara kemungkinan berjodoh dengan parpol lain untuk Pilpres 2024. PKS masih mengamati tokoh mana paling menarik untuk dipinang sebagai capres.PKS bertekad tidak mau lagi berada di luar pemerintahan atau oposisi. Aboe sempat melempar candaan kepada Ketua Bawaslu Rahmad Bagja bahwa PKS perlahan mulai memilih tokoh yang diusung. Dia lalu menyoroti Muhaimin Iskandar, Anies Baswedan, Sandiaga Uno hingga Agus Harimurti Yudhoyono. Dari milad PKS ini, kata Aboe, perjodohan PKS untuk Pilpres 2024 akan dimulai.

Apabila ditelisik, terbentuknya koalisi partai menunjukkan lemahnya ideologi partai. Setiap partai memiliki ideologi partai dengan asas dan tujuan yang hendak diraih. Namun, ketika  partai politik berbondong-bondong melakukan koalisi dapat menyebabkan fungsi kontrol partai politik melemah bahkan tidak berdaya. Partai menjadi pragmatis dan melupakan ideologi yang menjadi asasnya. Pragmatisme pun membuat sikap politik yang berubah setiap saat seiring dengan kepentingan. Demi mendapatkan posisi, idealisme partai akan luntur demi jabatan dan kedudukan.

Terlebih di dalam sistem demokrasi partai politik memiliki fungsi legislasi yaitu membuat undang-undang. Fungsi inilah yang dapat disalahgunakan pada saat koalisi. Jumlah anggota partai yang besar di parlemen dimanfaatkan untuk mendapatkan suara mayoritas untuk melegislasi suatu undang-undang untuk melanggengkan kekuasaan.

Partai dalam demokrasi berbeda dengan partai dalam sistem Islam. Dalam Islam partai atau kelompok diperintahkan oleh Allah Swt dalam surat Ali-Imran 104, yang artinya:

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Berdasarkan ayat tersebut kelompok atau partai menjalankan 2 fungsi yaitu beraktivitas menyeru kepada alkhair(Islam)dan melakukan amar maruf nahi munkar. Partai dapat melaksanakan dua fungsi tersebut apabila partai memiliki ikatan keanggotaan partai yang kuat. Ikatan yang kuat akan terwujud apabila bersandar pada akidah Islam. Partai ketika melakukan amar maruf nahi munkar standarnya syari'at Islam bukan kekuasaan ataupun kedudukan.Amar ma'ruf nahi munkar inilah merupakan aktivitas politik partai,hal ini ditujukan kepada rakyat dan penguasa yang menjalankan kekuasaannya untuk mengurus rakyat. Aktivitas politik inilah yang seharusnya menjadi aktivitas parpol Islam.

Keberadaan partai politik pun sebagai kiyan fikriy (institusi pemikiran) yang melakukan edukasi politik kepada rakyat serta menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. Peran penting partai politik dalam keberlangsungan pemerintahan adalah fungsi aspirasi yang menjadi mandul karena terjebak koalisi demi kekuasaan. Fungsi ini juga yang akan mengawal pemerintahan agar tetap berada dalam koridor hukum Allah.

Dalam Islam,partai politik tidak memiliki fungsi legislasi sebagaimana dalam sistem demokrasi. Hal ini disebabkan semua aturan bersumber dari Allah Swt. bukan pada suara mayoritas anggota partai koalisi. Dalam sistem Islam keberadaan partai politik tak disyaratkan hanya satu parpol. Namun bisa lebih dari satu partai sesuai penunjukan dalil yang ada di dalam Al-Qur'an.

Partai yang banyak tersebut harus memiliki asas yang sama yaitu akidah Islam.  Semua partai memiliki tujuan yang sama yakni menjaga agar pengurusan urusan rakyat sesuai syariat Allah. Dengan demikian tidak ada perbedaan asas dan tujuan antar partai politik sebagaimana yang yang terjadi dalam sistem demokrasi. Semua partai yang ada bekerjasama dalam kerangka ketakwaan demi mewujudkan pemerintahan dan penguasa yang senantiasa menjalankan hukum-hukum Allah.Swt dan masyarakat yang takwa. Keberadaan sebuah negara yang baldatun thoyibbatun wa rabbul ghafur adalah keniscayaan.

Saat ini kaum muslim berada dalam kubangan sistem demokrasi sekuler. Karenanya, salah satu tugas  partai adalah membina umat agar terikat syari'at  sehingga masyarakat pun akan memilih pemimpin yang terikat syari'at Islam. Partai yang ada akan bekerjasama mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Saat ini kaum muslimin butuh dibimbing kembali menjadi umat terbaik (khairu ummat). Inilah tugas partai politik Islam, mengenalkan Islam, memahamkan Islam kepada masyarakat sehingga masyarakat rindu Islam dan siap berkorban untuk mewujudkan Islam dalam kehidupan mereka. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version