View Full Version
Sabtu, 29 Oct 2022

Jelang Muktamar 48, Aisyiyah Luncurkan Gerakan Nasional Ikatan Saudagar dan Wirausaha Aisyiyah

YOGYAKARTA (voa-islam.com)--Semarak Muktamar 48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah launching Gerakan Nasional ISWARA – Ikatan Saudagar dan Wirausaha ‘Aisyiyah pada Kamis (27/10/22). Kegiatan yang berlangsung di Gedung Siti Walidah, Hall Baroroh Baried, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta ini dihadiri oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Teten Masduki; Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini beserta jajaran. 

Turut hadir pula Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti; Ketua MEK PP ‘Aisyiyah, Dyah Suminar; Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Srie Nurkyatsiwi; Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Supomo; CEO Evermos, Ghufron Mustaqim; serta anggota Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (SWA), dan anggota Ikatan Pengusaha ‘Aisyiyah (IPAS).

Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dyah Suminar menyampaikan bahwa Ikatan Saudagar dan Wirausaha ‘Aisyiyah dilaunching dalam rangka menggerakkan dan membangkitkan pelaku usaha perempuan. Pembentukan ISWARA perlu dilakukan sebagai wadah untuk menghimpun, meningkatkan kualitas diri, saudagar dan wirausaha lebih mandiri dan profesional. Dyah menyebut bahwa di beberapa daerah ‘Aisyiyah telah terbentuk IPAS atau Ikatan Penguasaha ‘Aisyiyah. 

Dijelaskan oleh Dyah nantinya IPAS ini akan menjadi ISWARA. “Warga ‘Aisyiyah tidak perlu bingung, ISWARA dibentuk agar lebih luas dan luwes mengembangkan gerakan enterpreneurship, meningkatkan kapasitas pelaku usaha, membangun jejaring dengan pihak lain, maupun antar saudagar dan wirausaha ‘Aisyiyah Muhammadiyah,” terangnya. Selain itu, MEK PP ‘Aisyiyah juga sudah menerbitkan ketentuan ISWARA yang menginduk pada pedoman Majelis Ekonomi PP ‘Aisyiyah sehingga akan dapat digunakan sebagai acuan Pimpinan ‘Aisyiyah diseluruh Indonesia.  

Sebagai organisasi sosial keagamaan, ‘Aisyiyah disebut Dyah memiliki komitmen nyata dan tanggung jawab untuk terlibat bagi upaya peningkatan kualiatas kehidupan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam aspek ekonomi. Dimana hal ini sesuai dengan spirit perempuan berkemajuan ‘Aisyiyah. Dyah juga menyebut gerak dakwah yang dilakukan ‘Aisyiyah dalam hal pemberdayaan ekonomi juga merupakan sebuah upaya mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan atau SDGs khususnya pada tujuan mengakhiri kemiskinan, memastikan hidup sehat dan kesejahteraan untuk semua, mencapai kesetaraan gender, serta pertumbuhan ekonomi yang berlanjutan dan inklusi. 

“Untuk mencapai tujuan tersebut, MEK PP ‘Aisyiyah melakukan berbagai upaya melalui kegiatan seperti Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA), program Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (SWA), pengembangan koperasi, pendampingan pekerja migran dan pekerja informal, serta gerakan lumbung hidup ‘Aisyiyah.” Dibentuknya ISWARA menurut Dyah dipandang perlu untuk menyempurnakan wadah komunitas profesi, bentuk pengembangan ekonomi perempuan pelaku usaha baik unsur BUEKA, alumni SWA, IPAS, kemudian kelompok koperasi dan para pekerja migran. 

Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti dalam sambutannya menyampaikan siap memberikan kontribusi yang diperlukan dalam mendukung berbagai program ‘Aisyiyah termasuk dalam pemberdayaan ekonomi bagi perempuan. Gerak dakwah ‘Aisyiyah menurutnya sangat nyata dalam menguatkan kualitas perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. “Kami sebagai bagian dari ‘Aisyiyah, sebagai bagian dari amal usaha ‘Aisyiyah siap berkolaborasi, bekerjasama dengan seluruh majelis di persyarikatan dan siap bekolaborasi dengan pemerintah dalam rangka memajukan bangsa ini.”

Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini menyebutkan bahwa melalui ISWARA, Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan ‘Aisyiyah berupaya untuk menguatkan dan meluaskan dengan mensinergikan seluruh potensi yang ada untuk menjadi sebuah kekuatan gerakan ekonomi dari tingkat bawah. Noordjannah percaya bahwa Indonesia mempunyai kekuatan melakukan lompatan untuk menjadi sebuah negara yang besar jika seluruh komponen yang mampu menggerakkan ekonomi bersatu.

‘Aisyiyah menurut Noordjannah juga telah menunjukkan komitmennya membangun bangsa tercinta ini salah satunya melalui kegiatan ekonomi. Para perempuan disebut Noordjannah memiliki potensi untuk membangun Indonesia termasuk melalui setiap kegiatan perekonomian yang dilakukannya, tidak hanya pada level atas tetapi juga termasuk para ibu yang berjualan secara kecil-kecilan. “Melalui ibu yang bakul-bakul kecil sampai pada ibu-ibu yang sudah memiliki startup itu memberikan kontribusi. Perempuan bakul kecil, mereka juga mnjadi penyangga keluarganya,” tegas Noordjannah. Oleh karena itu Noordjannah mengajak segenap pihak bersama untuk bersinergi membangun kejayaan Indonesia. “Inilah semangat kita, semangat untuk Islam dan Indonesia berkemajuan.”  

Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki juga menyampaikan apresiasinya atas terbentuknya ISWARA oleh ‘Aisyiyah ini. Menurut Teten, Indonesia saat ini tengah mempersiapkan diri menjadi negara maju. Salah satu indikator sebuah negara yang maju adalah jumlah para pengusahanya. Saat ini di Indonesia para saudagarnya baru berjumlah 3,47%, padahal untuk menjadi negara maju minimum terdapat 4% sampai 12% pebisnis. 

Selain itu, pada usia 100 tahun, Indonesia juga diprediksi oleh banyak lembaga dunia akan menjadi empat kekuatan ekonomi di dunia setelah Amerika, Cina, dan India. Oleh karena itu saat ini adalah waktu untuk menguatkan diri menjadi empat kekuatan besar ekonomi tersebut. Oleh karena itu Teten sangat mengapresiasi gerakan ‘Aisyiyah yang membentuk ISWARA ini. “Saya senang sekali ada ide tentang ISWARA ini, karena kita tidak bisa sendiri-sendiri. Saya sudah evaluasi bahwa untuk UMKM naik kelas itu tidak bisa sendiri-sendiri, ini harus kita konsolidasikan, kita agregasi sehingga skala ekonominya tetap dapat.”  

Lebih lanjut Teten juga menyampaikan bahwa potensi yang dimiliki para perempuan dalam menggerakkan perekonomian bangsa sangatlah besar. Beberapa penelitian menyebut perempuan menjadi penggerak perekonomian yang lebih unggul dari laki-laki. “Ini modal penting, karena itu tidak salah jika pemerintah memprioritaskan penguatan ekonomi perempuan dengan membangun perekonomian Indonesia berbasis UMKM dan berbasis emak-emak,” ujarnya. “Kalau nanti kita bisa menciptakan banyak saudagar dari para ibu-ibu di ‘Aisyiyah maka akan hebat negara ini,” lanjut Teten. 

Teten juga berharap agar Kementerian Koperasi dan UKM RI bersama ‘Aisyiyah dapat menjali kerjasama yang semakin konkrit. “Saya ingin UMKM termasuk Koperasi tidak hanya mengurusi ekonomi marginal tetapi kita mulai masuk ke ekonomi yang punya daya saing supaya kita bisa tumbuh besar dan kekuatan ekonomi bisa dikuasi masyarakat Indonesia.” 

Acara dilanjutkan dengan launching Ikatan Saudagar dan Wirausaha ‘Aisyiyah secara simbolis oleh  Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Teten Masduki; Ketua PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini; Ketua PP ‘Aisyiyah yang membidangi Majelis Ekonomi, Latifah Iskandar; Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti; dan Ketua MEK PP ‘Aisyiyah, Dyah Suminar. Kemudian dilaksanakan juga seminar bertema “Ekonomi Digital, Berdayakan Wirausaha Perempuan” dengan CEO Evermos, Ghufron Mustaqim sebagai narasumber.*[Ril/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version