View Full Version
Rabu, 12 Jul 2023

Langkah Besar Keluar dari Prahara Negara, Mungkinkah?

 

Oleh: Umi Hanifah 

Negeri ini sedang bermasalah besar, dalam berbagai lini tatanannya carut marut seakan benang kusut yang tak bisa diurai. Miris, sedih bahkan sering marah melihat kondisi yang tak kunjung menemukan solusi. Korupsi makin menjadi, dengan nilai yang fantastis tembus Trilyun. Maraknya tawuran remaja, ibu bunuh anak, bunuh diri, narkoba, aborsi, begal, geng motor dan seabrek masalah pelik lain menghantui.

Sedangkan para pemimpin sibuk kontestasi dengan lobi sana sini, ratusan juta hingga milyar dihamburkan demi meraih kursi kekuasaan. Seakan tak bersalah, mereka mengatakan itu semua buat kepentingan rakyat. Pedih hati ini mendengar bualan yang tak pernah ada wujudnya. Faktanya rakyat dari dulu banting tulang demi sesuap nasi hari ini, tak pernah mereka hiraukan padahal mereka mengetahuinya.

Harus ada solusi mendasar untuk keluar dari berbagai masalah di atas. Pasalnya, selama ini sistem Sekularisme Kapitalis yang diagungkan tidak pernah bisa menyeleseikan berbagai persoalan. Sistem yang meninggalkan agama sebagai solusi, agama hanya sebatas hubungan pribadi dengan Tuhan saja. Akibatnya manusia lepas kendali, melakukan apa saja sesuai kehendaknya yang pada akhirnya terbukti rusak dan merusak serta menyengsarakan.

Bisa dikatakan sistem saat ini gagal total mengurusi manusia. Kesenjangan antara si kaya dan miskin begitu ekstrim. Lihat saja, yang bisa bekerja serta hidup enak adalah yang punya akses orang penting atau pejabat dan para pemodal. Jika terlibat tindak kriminal, aman tak tersentuh hukum. Pendidikan berkualitas juga hanya bagi mereka, saat sakit yang papa tak segera mendapat pelayanan, stunting masih tinggi namun disisi lain para sultan sekali makan tembus angka jutaan dan banyak derita lain yang mesti ditanggung rakyat kecil.

Artinya, jika negeri ini mau berubah harus ada langkah besar untuk keluar dari berbagai persoalan yang melanda. Langkah itu adalah kembali pada aturan dari sang Pencipta alam ini, yaitu lslam. Hal itu pernah di lakukan oleh Rosulullah saw dan para sahabatnya dalam membangun peradaban gemilang di Madinah dengan menerapkan lslam. Madinah sebelumnya diliputi pertikaian antar suku, kehidupannya seputar perang untuk membalas dendam dan amarah yang tak kunjung padam. Kehidupan yang mencekam, penuh curiga, tak ada ketenangan selain persaingan demi nama besar kesukuan.

Langkah besar Rosulullah saw yang menjadikan rida dan marahnya hanya karena Allah SWT, mampu membalik kondisi Madinah yang jumud menjadi komunitas dan bangsa yang unggul di Jazirah Arab. Bahkan kehebatan lslam telah menggentarkan jantung Persia dan Romawi, yang notabene negara besar kala itu.

Langkah besar itu hanya milik orang besar, mereka tak latah ikut arus yang ada karena ingin meraih surga-Nya. Sekalipun banyak yang takut menyuarakan lslam, hanya karena adanya opini radikal, intoleran, pemecah belah dan stigma negatif lain. Padahal mereka tahu kalau lslam adalah jalan hidup yang sempurna, namun dengan berbagai dalih tidak mensuport gerakan dakwah lslam kaffah, apalagi memperjuangkannya.

Perubahan itu pasti dan hanya akan di jalankan oleh orang yang yakin akan janji-Nya. Mereka berjiwa besar karena panutannya adalah orang besar nan mulia Rosulullah saw. Mereka tidak takut celaan, kriminalisasi, dan segala propaganda busuk lain, semata ingin mewujudkan bisyarah Rosulullah saw:

Tidak akan tersisa di muka bumi ini satu rumah pun baik di kota atau di kampung kecuali Allah akan memasukkan ajaran Islam di dalamnya dengan kemuliaan yang dimuliakan atau kehinaan yang dihinakan. Allah akan memuliakan mereka sehingga mereka menjadi pemeluknya atau sebaliknya menghinakan mereka sehingga mereka tunduk kepada Islam (HR. Ahmad, al-Baihaqi, al-Hakim, Ibn Hibban, al-Haytsami, Ibn Mandah dan al-Ashbahani). Allahu a’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version