View Full Version
Selasa, 31 Oct 2023

Solidaritas Untuk Gaza Palestina

Oleh: Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA

Sejak hari pertama perang Israel dan Hamas pada hari Sabtu 7 Oktober 2023 sampai hari ini Selasa 31 Oktober 2023, Israel terus melancarkan serangan udara yang brutal dan membabi buta terhadap kota Gaza Palestina. Israel membombardir Gaza dengan ribuan rudal dalam serangan udara. Serangan udara ini menghancurkan kota Gaza dan membantai warga Gaza setiap harinya tanpa henti dengan brutal dan membabi buta, termasuk anak-anak, para wanita, lansia dan awak medis. Bahkan Israel menggunakan bom fosfor yang dilarang dalam hukum internasional.

Tragedi Kemanusiaan Paling Dan Mengerikan

Hingga Senin kemarin (30/10/2023) memasuki hari ke 24 perang Israel dan Hamas, serangan udara Israel yang brutal dan mematikan tersebut telah mengakibatkan korban tewas syahid sebanyak 8.457 orang dari warga Gaza, termasuk anak-anak sebanyak 3324 orang dan wanita sebanyak 2.062 orang, dan korban luka-luka lebih dari 21.000 orang. Angka korban tewas syahid dan luka-luka ini akan terus bertambah mengingat banyak korban yang masih berada dalam reruntuhan ribuan bangunan yang belum dievakuasi karena keterbatasan alat evakuasi. Bahkan sampai hari ini, Israel terus membombardir Gaza dengan serangan udaranya.

Selain itu, ribuan bangunan berupa rumah, perkantoran, toko, masjid, gereja, sekolah, dan lainnya hancur akibat serangan ini. Bahkan rumah sakit yang seharusnya menjadi zona aman dalam perang menjadi sasaran rudal-rudal Israel yang mematikan termasuk rumah Sakit Indonesia di Gaza. Rudal israel juga menghantam rumah sakit Baptis Al-Ahli yang mengakibatkan 500 orang tewas syahid dan ratusan orang terluka pada Selasa (17/10/2023).

Tidak hanya itu kekejaman Israel, Israel juga memutuskan aliran listrik dan suplai air bersih ke Gaza, menghancurkan saluran komunikasi, serta menghalangi bantuan kemanusiaan dari berbagai negara berupa makanan, minuman, selimut, pakaian, obat-obatan dan bahan bakar minyak. Bantuan ini dilarang masuk ke Gaza sehingga tertahan di perbatasan Rafah Mesir dengan Palestina. Padahal, bantuan ini sangat dibutuhkan oleh warga Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa. Kondisi di Gaza saat ini sangat menyedihkan dan mengerikan. Gaza krisis kemanusiaan dan darurat bantuan kemanusiaan.

Dalam kondisi normal (sebelum perang), sebanyak 500 truk yang berisi bantuan makanan, obat-obatan dan bahan bakar minyak masuk ke Gaza untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza perharinya. Namun saat perang ini, warga Gaza mengalami krisis makanan, obat-obatan dan bahan bakar minyak. Menurut PBB, idealnya diperlukan sebanyak 100 truk bantuan untuk warga Gaza perharinya sejak perang terjadi, mengingat kondisi krisis makanan, minuman, obat-obatan dan bahan bakar minyak yang sudah sangat parah dan darurat. Namun tidak diizinkan oleh Israel.

Ini tragedi kemanusiaan yang paling kejam dan mengerikan yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Gaza. Israel melakukan Genosida dengan melakukan pembantaian warga gaza secara membabi buta dan brutal. Ini kejahatan yang luar biasa kejam dan biadab di era modern yang diklaim menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian (HAM) dan anti penjajahan seperti yang didengungkan selalu oleh Amerika dan sekutunya negara-negara Eropa. Kejahatan Israel ini sudah diluar batas kemanusiaan.

Namun, sayangnya PBB dan para pemimpin negara-negara dunia khususnya negara-negara Arab dan muslim hanya menonton dan mengutuk aksi kekejaman Israel tanpa ada aksi nyata untuk menghentikannya. Mereka membiarkan warga Gaza dibantai oleh Israel setiap harinya. Mereka tidak memiliki hati nurani dan rasa kemanusiaan. Bahkan Amerika dan sekutunya negara-negara Eropa mendukung dan membantu Israel untuk membombardir kota Gaza dan membantai warga sipil Gaza secara membabi buta dan brutal setiap harinya tanpa henti. Amerika menggunakan politik standar ganda dalam persoalan ini. Ini tindakan yang jahat dan tidak berperikemanusiaan. Sangat disayangkan pula, ada sebahagian umat Islam yang tidak peduli dengan penderitaan saudara-saudaranya seiman di Gaza Palestina. Mereka menganggap persoalan Palestina bukan urusan mereka. Ada pula orang yang menuduh para pejuang Hamas sebagai Syi'ah, teroris, dan ahlul bid'ah. Bahkan ada yang menyalahkan pejuang Hamas karena menyerang Israel terlebih dahulu mengikuti propaganda Israel, Amerika dan sekutunya. Mereka hanya diam dan menonton saudaranya muslim di Gaza dibantai secara massal oleh Israel. Inilah orang-orang yang tidak memiliki hati nurani dan rasa kemanusiaan. Bahkan iman mereka bermasalah karena "penyakit" kronis atau mati.

Iman, Ukhuwwah dan Solidaritas

Allah Swt dan RasulNya menegaskan bahwa orang-orang mukmin itu bersaudara. Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (QS. al-Hujurat: 10). Rasulullah saw bersabda, “Seorang muslim itu bersaudara dengan muslim yang lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, persaudaraan karena agama atau iman yang sering diisebut dengan ukhuwwah islamiyah itu hukumnya wajib bagi setiap muslim.

Islam menginginkan agar persaudaraan karena iman itu tidak berhenti sebatas ucapan, namun harus diwujudkan secara nyata dalam sikap dan perbuatan. Dorongan yang mewujudkan semua itu adalah iman. Karena iman sebagaimana didefinisikan oleh para ulama adalah keyakinan dalam hati (tashdiiqun bil qalbi), yang diucapkan dengan lisan (iqraarun bil lisan), dan diwujudkan dengan perbuatan (amalun bil jawaarih).

Ukhuwwah Islamiyah yang terbentuk karena iman itu wajib diwujudkan dengan sikap dan perbuatan nyata berupa solidaritas terhadap saudaranya muslim lainnya yang menderita, mencintainya, menolongnya, peduli dan berempati terhadap penderitaannya, membelanya, dan sebagainya. Inilah manifestasi dari ukhuwah Islamiyah yang diperintahkan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Dalam konteks Palestina saat ini, wujud dari persaudaraan tersebut adalah solidaritas untuk umat Islam Gaza yang terzalimi dan tertindas oleh Israel dengan berjihad membantu mereka dalam memerangi Israel, baik dengan jihad jiwa maupun jihad harta, membela mereka dengan aksi protes dan kecaman kepada Israel, berempati dan merasakan penderitaan mereka, memberikan bantuan kemanusiaan berupa makanan, minuman, obat-obatan, bahan bakar minyak, pakaian, dan tempat tinggal, mendoakan keselamatan dan kemenangan mereka, dan mendoakan kehancuran Israel dan negara-negara yang membantunya serta memboikot produk Israel. Inilah makna solidaritas yang diwajibkan dalam Islam.

Kewajiban Solidaritas Terhadap Saudara Muslim

Banyak ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi saw yang memerintahkan umat Islam untuk bersolidaritas terhadap saudara mereka sesasama muslim. Oleh karena itu, solidaritas terhadap saudara muslim itu hukumnya wajib. Allah swt memerintahkan umat Islam untuk berjihad jika mereka diperangi dan dizalimi oleh orang kafir, sebagaimana firman-Nya, “Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh Allah Mahakuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata: Tuhan kami ialah Allah.” (QS. al-Hajj: 39-40) Allah swt dan Rasul-Nya memerintahkan umat Islam untuk menolong saudaranya yang memerlukan pertolongan.

Allah swt berfirman, "Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Anfal: 72). Rasulullah saw bersabda, "Allah akan menolong seorang hamba jika hamba itu menolong saudaranya." (HR. Muslim). Allah swt menjelaskan bahwa ciri-ciri orang yang beriman dengan sebenar iman adalah orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya. Allah swt befirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hujurat: 15).

Rasulullah saw menggambarkan umat Islam seperti sebuah bangunan yang wajib saling menguatkan satu sama lainnya, sebagaimana sabda beliau, “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya.” (HR. al-Bukhari). Menguatkan satu sama lain berarti membantu saudaranya muslim yang menderita dan membela saudaranya musliml yang tertindas dan terzalimi. Inilah solidaritas dan ukhuwah islamiah yang terwujud karena iman. Rasulullah saw juga menggambarkan umat Islam layaknya satu tubuh sebagaimana sabda beliau, “Sungguh seorang mukmin bagi mukmin yang lain berposisi seperti kepala bagi tubuh. Seorang mukmin akan merasakan sakitnya mukmin yang lain seperti tubuh ikut merasakan sakit yang menimpa kepala.” (HR. Ahmad). Rasulullah saw juga bersabda, “Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling cinta, kasih sayang dan empati di antara mereka seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Seperti itulah seharusnya persaudaraan dan solidaritas umat Islam terhadap saudaranya. Semua umat Islam di seluruh dunia harus merasa layaknya satu tubuh. Maka, penderitaan yang dialami oleh umat Islam Palestina, seharusnya dirasakan pula oleh umat Islam lainnya. Semua itu tidak lain karena dorongan iman mereka. Persaudaraan mereka ini terjalin karena iman. Dengan persaudaraan ini, maka lahirlah sikap solidaritas untuk saudaranya yang menderita karena ditindas dan dizalimi oleh musuh-musuh Islam sebagaimana yang dialami oleh umat Islam Palestina saat ini. Nabi saw mengaitkan keimanan dengan solidaritas Islam. Nabi saw bersabda, “Tidak beriman (dengan sempurna) salah seorang di antara kalian sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Mencintai saudaranya berarti merasa empati kepada saudaranya yang menderita, merasakan penderitaannya, membelanya dan membantunya. Bahkan Rasulullah saw mengecam orang yang tidak mau peduli dengan penderitaaan saudaranya muslim dengan sabdanya, “Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka dia tidak termasuk golongan mereka.” (HR. Ath-Thabrani). Meskipun hadits ini dhaif, namun maknanya shahih, karena sesuai dengan-hadits shahih tersebut di atas.

Begitulah kewajiban bersolidaritas terhadap sesama muslim sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk bersolidaritas terhadap saudara-saudara kita yang menderita dengan ikut merasakan penderitaannya, peduli dan empati terhadapnya, menolong memenuhi kebutuhannya, dan membelanya. Begitu pula mencintai apa yang mereka cintai dan membenci apa yang mereka benci. Inilah bukti iman dan ukhuwah Islamiah yang diwajibkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya.

Solidaritas Untuk Gaza Palestina

Umat Islam wajib bersolidaritas terhadap saudara-saudaranya yang tertindas dan terzalimi di Gaza Palestina sesuai dengan kemampuan masing-masing, baik dengan membela dan membantu mereka dengan jihad memerangi Israel dan mremberikan bantuan kemanusiaan maupun dengan memaksa penjajah Israel untuk menghentikan aksi pembantaiannya terhadap warga Gaza dengan menekan Israel secara militer, politik dan ekonomi.

Para pemimpin negara-negara Arab dan muslim tidak cukup mengutuk Israel, namun harus memaksa Israel untuk menghentikan aksi brutalnya dengan cara militer, politik dan ekonomi. Bila Israel tidak menghentikan aksi pembantaiannya tersebut, maka para pemimpin negara-negara Arab dan muslim harus mengambil tindakan tegas dengan mengirimkan pasukan untuk membela Palestina, memberikan senjata kepada pejuang Palestina, mengusir dubes Israel dan memutuskan hubungan diplomatik, dan mengembargo ekonominya.

Adapun umat Islam yang bukan pemimpin negara berkewajiban pula membantu Palestina dengan berjihad, mengadakan aksi bela Palestina dengan aksi protes dan kecaman terhadap Israel, melakukan penggalangan dana untuk warga Gaza untuk membelikan dan memberikan bantuan kemanusiaan berupa makanan, obat-obatan, pakaian, bahan bakar minyak, mendoakan keselamatan dan kemenangan mereka, mendoakan kehancuran Israel dan negara-negara yang membantu mereka, serta memboikot produk-produk Israel.

Setiap muslim berkewajiban membantu sesuai kemampuannya masing-masing. Setiap muslim mampu membantu Palestina dengan harta dan doa. Membantu Palestina dengan harta dan doa dengan itu mudah, tanpa perlu susah payah ikut berjihad berperang melawan Israel. Bahkan tanpa memerlukann pengorbanan jiwa dalam membela agama dan saudaranya muslim. Bagi yang tidak mampu berjihad dengan jiwa, maka bisa juga dilakukan dengan harta. Membantu Palestina dengan harta termasuk jihad yang diperintahkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah yaitu jihad bil amwal (jihad dengan harta).

Jihad ini mampu dilakukan oleh setiap muslim. Karena, setiap muslim punya harta meskipun sedikit. Orang kaya bisa membantu Palestina dengan infak yang banyak. Orang yang tidak kaya bisa juga membantu dengan sedikit. Semua orang bisa membantu dana untuk Palestina meskipun dengan infak yang sedikit. Paling kurang, setiap muslim wajib membantu Palestina dengan doa keselamatan dan kemenangan untuk rakyat Palestina serta kehancuran Israel dan pendukungnya. Meskipun hanya bantuan doa, namun doa kita ini sangat berharga bagi warga Palestina. Karena, doa adalah senjata orang mukmin sebagaimana sabda Nabi saw. Dengan doa, pertolongan Allah swt akan datang. Dengan doa pula, sesuatu yang mustahil menurut logika manusia menjadi kenyataan. Tidak ada alasan bagi setiap muslim untuk tidak membantu Palestina dengan doa. Karena berdoa itu mudah dan tidak ada pengorbanan sedikitpun.

Sebagai penutup, mari kita bersolidaritas terhadap saudara-saudara kita di Palestina dengan membela, membantu dan mendoakan mereka serta berempati dan merasakan penderitaan mereka. Semoga Allah swt memberi keselamatan dan kemenangan bagi umat Islam Palestina dalam perang ini dan menghancurkan Israel dan para pendukungnya. Amin.

*Penulis* adalah Ketua bidgar dakwah PW Persis Aceh dan anggota Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara.


latestnews

View Full Version