View Full Version
Senin, 20 May 2024

Kelaparan Melanda, Kapitalisme Biangnya

 

Oleh : Gayuh Rahayu Utami

 

Organisasi Pangan Dunia atau FAO yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengungkapkan masih banyaknya kelaparan akut di 59 negara atau wilayah. Ada 1 dari 5 orang di negara itu mengalami kelaparan akibat permasalahan pangan akut.

Berdasarkan laporan mereka bertajuk Global Report on Food Crises 2024, tercatat sebanyak 282 juta orang di 59 negara mengalami tingkat kelaparan akut yang tinggi pada 2023. Jumlah orang kelaparan pada 2023 itu meningkat sebanyak 24 juta orang dari tahun sebelumnya.

Kasus kelaparan juga melanda negeri ini. Propinsi Papua yang merupakan sumber potensi cadangan emas yang luar biasa akan tetapi pada kenyataannya terjadi kelaparan kepada rakyat yang tinggal di Pulau Cendrawasih tersebut. Sungguh ironis memang. Di tengah sumber daya alam yang melimpah tetapi rakyatnya sama sekali tidak bisa menikmati hasil dari pengelolaan sumber daya alam.

Berikutnya adalah kasus kelaparan yang terjadi di jalur Gaza Palestina. Peristiwa ini semakin memprihatinkan. Terdapat 1,1 juta jiwa yang mengalami malnutrisi bahkan sampai hewan ternak dan rumput untuk bertahan hidup akibat kejahatan yang dilakukan oleh Zionis Yahudi. Tidak sedikit warga Gaza yang syahid akibat kelaparan. Logistik tidak boleh masuk ke wilayah Rafah. Sangat dihalangi tentara laknat zionis. Jika memperoleh bantuan, harus lewat udara, namun langkah tersebut sama sekali untuk meringankan beban warga Gaza.

Baik di negeri ini, di Gaza Palestina maupun di negara-negara lain mengalami kasus kelaparan yang sistematis dan struktural. Terutama di negeri-negeri muslim yang notabene mempunyai potensi cadangan sumber daya alam yang melimpah seperti di negara di benua Afrika. Kelaparan secara global ini tidak lain dan tidak bukan adalah kesalahan sistem yang saat ini diterapkan yaitu sistem kapitalisme.

Dalam sistem kapitalisme sumber daya alam bebas dieksploitasi oleh individu dan pihak swasta. Perampokan sumber daya alam dengan dalih kerja sama malah menjadi malapetaka untuk rakyatnya. Hasil sumber daya alam yang bisa menikmati adalah orang-orang yang berada di kalangan atas tidak lain adalah oligarki dan para kapital. Merekalah yang untung sedangkan rakyatnya buntung. Sebagai contoh kasus pertambangan batubara di pula Kalimantan, ketika sudah diambil batubaranya malah tidak dipulihkan kondisi tanahnya. Dibiarkan cekung sampai dalam bahkan sampai ada yang meninggal akibat adanya cekungan bekas penambangan batubara dan terkena limbah hasil penambangan. Air menjadi keruh dan rumah warga juga retak.

Kondisi ini menunjukkan bahwa kapitalisme mencetak manusia rakus dan orientasinya hanya mengejar materi atau keuntungan semata. Tidak peduli bagaimana dampak yang ditimbulkan kedepannya terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pertambangan.

Lain halnya dengan sumber daya jika dikelola secara Islam. Tidak mungkin terjadi kelaparan secara global seperti saat ini. Karena sumber daya alam dikelola oleh negara. Tidak boleh ada kebijakan privatisasi sumber daya alam oleh pihak perusahaan atau pihak individu. Hasil dari sumber daya alam tersebut wajib diberikan kepada rakyat berupa lapangan pekerjaan yang luas untuk para pejuang nafkah yaitu laki-laki dan diberikan fasilitas publik seperti pendidikan, kesehatan gratis dan berkualitas. Di samping itu bahan pangan diperoleh secara murah dan mudah oleh rakyat maupun masyarakat global. Sehingga jika sumber daya alam dikelola oleh negara maka akan hidup sejahtera. Begitu pula pendidikan dan kesehatan mudah dijangkau oleh rakyat, dan yang jelas kehidupan seperti ini mustahil dalam naungan kapitalisme melainkan hanya tatanan negara yang berlandaskan Islam yang bisa secara total mengatasi kelaparan dari hulu hingga hilir.

Jadi, sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini tidak patut untuk dipertahankan karena sudah terbukti kerusakannya dan membawa bencana terhadap seluruh makhluk yang ada di muka bumi. Hewan pun merasa hidup aman dan terjaga dalam naungan Islam apalagi manusia malah merasa hidup lebih tentram dan lebih sejahtera dengan adanya aturan Islam secara total. Tidak rindukah dengan penerapan sistem yang berasal dari Allah ini? Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version