View Full Version
Kamis, 27 Jun 2024

Indonesia di Ambang Kehancuran?

 

Oleh: Aily Natasha

Beberapa bulan belakangan, rakyat Indonesia dibuat kelabakan oleh pemerintah lantaran kebijakan-kebijakan yang sama sekali tidak bijak, dan cenderung merugikan rakyat. Ada huru-hara kenaikan UKT yang sangat di luar jangkauan, harga kebutuhan pokok melambung tinggi, koruptor dengan korupsinya yang besar-besaran, eksploitasi alam mulai dari penebangan hutan sampai perampasan lahan dan hutan di Papua, kerugian rusaknya lingkungan hasil timah, disusul dengan organisasi keagamaan yang diberi wewenang untuk mengurus tambang, hutang negara yang terus menumpuk dan masih akan terus menumpuk lebih banyak, dan yang paling menghebohkan, politik dinasti oleh Presiden Jokowi.

Di seluruh platform sosial media kini sedang membahas tentang betapa negara ini sudah menunggu masa kehancurannya akibat dari para pemimpin negara dan sistem pemerintahan yang zalim. Rencana 2045 Indonesia emas mungkin akan menjadi 2045 Indonesia (c)emas dan (l)emas jika dilihat dari keadaan sekarang.

Dengan segala huru-hara di negara ini, semakin yakin bahwa demokrasi bukanlah sistem yang baik untuk mengelola sebuah negara dan masyarakat. Walau tak jarang dari rakyat kita yang kritis yang hanya menyalahkan orang-orang pemerintahan tanpa merasa ada yang salah dengan sistem demokrasi yang dianut oleh negara ini antaran menengok negara demokrasi lain yang terkesan sangat maju.

Di negara demokrasi lain, karena sistemnya adalah demokrasi, tidak mungkin mereka tidak melakukan cara kotor demi kepentingan mereka. Hanya saja, mereka serius dengan sumber daya manusianya sehingga, karena rakyatnya cerdas-cerdas, propagandanya sangat mahal dan lebih halus. Tidak seperti Indonesia yang kita sama-sama tahu bahwa rata-rata IQ-nya adalah 78. Pemerintahannya sudah sebobrok ini masih banyak yang menyanjung dan tidak menganggap ada yang salah. Maka jangan aneh jika sampai sekarang pendidikan di Indonesia kian lama kian dipersulit.

Kenyataan pahit yang harus kita pahami bahwa, negara-negara yang menganut demokrasi tersebut juga punya masalah pemerintahan juga. Hanya saja tidak terlihat buruk karena ada negara yang lebih buruk dalam menjalankan sistem demokrasi tersebut. Kita sebut saja Indonesia. Jika negara Amerika dibandingkan dengan negara Indonesia, maka tentu saja Amerika jadi terlihat jauh lebih sejahtera. Namun, jika perbandingannya adalah negara-negara kaum muslimin yang pernah jaya dulu, tentu saja Amerika kalah. Di tengah-tengah masa kegelapan atau dark age dari negara-negara di Amerika dan Eropa, negara-negara yang dipimpin dengan sistem Islam sangatlah makmur sehingga disebut golden age di abad itu.

Kemiskinan? Tidak ada. UKT naik? Pendidikannya 100% gratis, para ilmuwan, guru, dan tenaga pendidik lainnya digaji dengan upah yang sangat-sangat tinggi, sehingga tak heran jika di masa-masa—kesultanan Utsmaniyah salah satu contohnya—tersebut perkembangan ilmu pengetahuannya sangatlah maju.

Mengapa bisa begitu maju? Karena bukan manusia-manusia yang tidak tahu malu yang mengatur rakyatnya. Para pemimpin yang hebat itu adalah para pemimpin yang memiliki rasa malu juga rasa takut pada Allah dan RasulNya. Sehingga, tidak mungkin mengotak-atik hukum negara sesuai dengan kepentingan pribadi. Bagaimana mau mengotak-atik jika sumber aturan  undang-undangnya langsung dari Allah, Tuhan Semesta Alam, bukan manusia. Allah tidak punya kepentingan, tapi manusia, nafsunya selalu punya kepentingan yang harus didahulukan dibandingkan dengan hak-hak orang lain sehingga mudah saja bagi mereka untuk membuat orang lain menderita dengan berbagai macam cara. Asal dirinya untung, penderitaan orang lain bukan masalah. Pemimpin-pemimpin semacam inilah yang tengah menguasai Indonesia saat ini. Jangankan rasa takut pada Tuhan, rasa malu pun dia tidak punya. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version