View Full Version
Kamis, 19 Sep 2024

Benarkah Kita Krisis Teladan dalam Merepresentasikan Kesederhanaan?

 

Oleh: Natasya

Paus Fransiskus baru-baru ini berkunjung ke Jakarta, Indonesia. Yang menjadi sorotan utama dan menghebohkan adalah bahwa beliau datang ke Jakarta dengan mengendarai mobil sipil Toyota Kijang Innova Zenix. Yang mana, untuk ukuran seorang Paus, beliau seharusnya mengendarai mobil yang lebih mewah seperti Mercedes Benz, Alphard, dan semacamnya, alih-alih mengendarai mobil sederhana macam Toyota Kijang Innova Zenix ini.

Terkesan sepele, namun banyak orang yang mengagumi kerendahan hati beliau tersebut, yang sama sekali tidak sombong akan status sosial yang dimilikinya sebagai salah satu orang yang sangat dihormati oleh dunia, khususnya kaum Katolik.

Mengagumi kerendahan hati beliau terkait hal tersebut adalah hal yang sah-sah saja. Jika ada yang mau menjadikan beliau contoh dari kesederhanaan pun, silahkan saja. Namun masalahnya, ada banyak sekali kaum muslim yang mengagumi beliau dengan alasan bahwa tidak ada lagi tokoh di agama Islam yang bisa mereka teladani kesederhaannya. Sehingga, bagi mereka sikap sederhana Paus Fransiskus ini sangatlah menyejukkan dan melegakan. Apakah benar demikian, bahwa Islam sudah kehilangan tokoh yang bisa dijadikan teladan dalam berperilaku sederhana?

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Sebelum adanya Paus Fransiskus ini, kita sudah memiliki teladan yang sempurna dari segala segi jauh sebelum Paus ini ada. Siapa? Rasulullah Muhammad saw. Namun mengapa orang-orang muslim yang mengeluh begitu seakan-akan lupa bahwa ada sosok teladan yang jauh lebih sederhana dan sempurna dari segala segi? Bukan, bukan karena lupa. Akan tetapi, yang orang-orang ini harapkan adalah contoh teladan di masa sekarang yang bisa dilihat secara langsung kesederhanaannya.

Bisa dipahami mengingat ulama-ulama dan pemuka-pemuka agama di negeri ini kian lama kian menyedihkan dan mengerikan dalam mengejar dunia. Dari luar terlihat sangat sederhana, namun di belakang bersekongkol dengan para oligarki untuk memperoleh uang dan jabatan. Sebut saja, oknum-oknum dari dua organisasi masyarakat Islam terbesar di negara inilah yang paling bertanggung jawab atas sentimen ini.

Namun, bisakah kita lebih berpikir secara sehat bahwa memang manusia itu tidaklah sempurna. Maka dari itu yang disebut oleh Allah di dalam Al-Qur’an sebagai suri tauladan terbaik itu bukan para pemuka agama kita atau pun para ulama kita, melainkan Rasulullah Muhammad saw. Karena beliau adalah manusia yang disempurnakan oleh Allah akhlaknya agar menjadi teladan terbaik bagi umatnya. Karena memang, satu-satunya yang harus kita ikuti, ya, Rasulullah Muhammad.

Pun Paus Fransiskus yang kini sedang dielu-elukan saat ini. Beliau itu pun manusia biasa sama seperti kita. Namun mungkin dari hitungan sosial, beliau ada sosok yang layak untuk dihormati dan diberi pelayanan yang mewah. Karena beliau hanyalah manusia dengan status sosial yang tinggi di depan masyarakat, maka beliau pun suatu saat bisa saja melakukan kesalahan dan berperilaku serakah sebagaimana tokoh agama atau ulama yang membuat kita kecewa. Siapa yang akan menjamin bahwa beliau bisa benar-benar baik luar biasa sepanjang masa?

Toh, masih ada banyak sekali pemuka agama yang bisa dijadikan teladan kesederhanaannya hanya saja kita terlalu fokus dengan yang buruk. Sehingga yang baik seperti tidak terlihat. Masih ada pemuka agama di nusantara ini yang naik sepeda ontel kemana-mana. Masih ada pemuka agama berdagang demi menolong banyak orang. Dan masih banyak lagi lainnya yang mana mungkin mereka dengan terang-terangan memamerkan itu semua. Kita tidak tahu. Tapi Allah yang tahu.

Sudah cukup sentimentalnya. Buka buku sejarah Nabi dan sahabatnya. Percayalah, setelah membaca kisah-kisah mereka, kita akan sadar bahwa yang dicontohkan oleh Paus Fransiskus soal kesederhanaan masih kalah jauh dengan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan sahabatnya. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version