View Full Version
Ahad, 15 Dec 2024

Penjual Es Teh Diolok Goblok

 

Oleh: Natasya

Gus Miftah dikecam publik sampai harus mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, usai beredarnya video dia yang mentertawakan serta mengolok-olok penjual es teh dengan sebutan ‘goblog’. Ya, tidak ada angin, tidak ada hujan, si penjual es teh juga tidak berbuat apa-apa, hanya keliling majelis sambil membawa es teh di pundaknya, lalu tiba-tiba dikatai begitu.

Dan herannya, di sebelah-sebelahnya, tepat di kanan dan kirinya, ada beberapa laki-laki yang juga seorang ustad, pendakwah, bukan malah menegur tindakan Gus Miftah, tapi justru ikut mentertawakan bapak penjual es teh ini dengan tak kalah lantangnya. Hampir semua orang di majelis itu, termasuk jamaahnya, ikut bersama-sama mentertawakan si bapak penjual es teh ini.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita-wanita yang (diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok). Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (QS. Al-Hujurat: 11)

Pembelaan-pembelaan yang dilontarkan pun seakan-akan menganggap bahwa hal tersebut merupakan hal yang wajar. Bahkan, beberapa dari mereka terus mengatakan bahwa itu memang merupakan gaya dakwah dia, menyesuaikan dengan target dakwahnya dia. Pembelaan seperti itu sama sekali tidak masuk akal. Karena bapak penjual es teh itu bukan termasuk jamaahnya di sana, kalau mau bahas soal target dakwah. Beliau hanya jualan es teh di majelis itu. Ini bukan perkara target dakwah, tapi kebiasaan yang akhirnya bablas tidak sesuai pada tempat dan targetnya.

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:

“Barangsiapa yang menasehati saudaranya secara sembunyi-sembunyi, maka dia benar-benar telah menasehatinya dan menghiasinya. Tetapi barangsiapa yang menasehatinya secara terang-terangan, maka dia telah mempermalukan dan mencelanya.”

“Cukuplah seseorang dianggap buruk jika ia merendahkan saudaranya sesama Muslim.” (HR. Muslim)

Allah dan rasulNya tidak pernah memaklumi penghinaan dan olok-olok. Apalagi ini untuk alasan berdakwah. Dalam hal bercanda sendiri pun ada adabnya. Tidak boleh sampai berbohong atau menghina. Nabi Musa berdakwah kepada Fir’aun saja disuruh sama Allah pakai bahasa yang lemah lembut, kok.

“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia ingat atau takut.” (QS. Thaha: 47)

Walau sudah meminta maaf dengan yang bersangkutan, cara minta maafnya juga sama sekali nggak mencerminkan bahwa dia benar-benar minta maaf dengan gestur yang mengintimidari. Seakan-akan dia tidak melakukan kesalahan dan itu hanyalah sentimen publik saja. Benar, ya, kalau setan itu, jika dia tidak berhasil menggoda seseorang untuk berbuat maksiat, maka dia akan membuat seseorang itu merasa bahwa dia adalah orang yang paling baik lalu merendahkan orang lain. Dan manusia itu bisa kita lihat sifat aslinya saat mereka sudah di puncak.

Walau setelahnya bapak es teh ini mendapatkan banyak sekali rezeki seperti umroh gratis, beasiswa pendidikann untuk anak-anaknya, uang, dan lain-lain, itu sama sekali tidak membuat tindakan Gus tersebut benar. Itu ganjaran dari Allah untuk bapaknya, sedangkan yang mengolok-olok beliau pun, mendapatkan ganjarannya sendiri. Karena bagaimana pun dan apa pun alasannya, olokan tetap saja olokan, dan itu sama sekali tidak pantas. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 


latestnews

View Full Version