BEKASI (voa-islam.com) – Wakil Walikota Rahmat Effendi bersumpah Demi Allah dan Rasulullah, bahwa jemaat HKBP dilarang melakukan kebaktian di Ciketing Asem. Bahkan jika tak menepati janji, ia bersedia berhenti jadi wakil walikota demi membela agamanya dan kepentingan warga muslim Bekasi.
Pernyataan keras dan tegas ini disampaikan di hadapan sepuluh ribuan umat Islam yang melakukan aksi damai di kantor Walikota Bekasi, usai shalat Jumat(17/9/2010) siang untuk menuntut Pemkot Bekasi dan aparat kepolisian agar menindak tegas para pendeta dan jemaat Gereja HKBP yang melanggar peraturan pemerintah dengan melakukan kebaktian tidak pada tempatnya di kawasan Ciketing Asem
Menurut pendemo yang terdiri dari berbagai elemen ormas Islam itu, pelanggaran HKBP terhadap peraturan itulah yang memicu insiden penusukan terhadap jemaat HKBP 12 September silam.
Disaksikan sepuluh ribuan pasang mata, Wakil Walikota Rahmat Effendi bersumpah Demi Allah dan Rasulullah, bahwa jemaat HKBP dilarang melakukan kebaktian di Ciketing Asem.
“Kali ini saudara-saudara hadir meminta ketegasan saya sebagai kepala daerah, saya sampaikan demi Allah, demi Rasulullah teman-teman jemaat HHKBP tidak boleh beribadah di Ciketing lagi,” tegas wakil walikota yang akrab disapa Bang Pepen ini.
…Saya sampaikan demi Allah, demi Rasulullah teman-teman jemaat HHKBP tidak boleh beribadah di Ciketing lagi,” tegas wakil walikota Rahmat Effendi...
Massa yang mayoritas berbaju putih itu pun menyambut pernyataan tegas wakil walikota dengan takbir dan tepuk tangan meriah.
Lanjut Rahmat Effendi, jika berkata bohong atau tak menepati janji, ia bersedia berhenti jadi wakil walikota demi membela agamanya dan kepentingan warga muslim Bekasi.
“Saya berhenti jadi wakil walikota kalau ucapan saya ini bohong,” imbuhnya.
Spontan, sikap tegas wakil walikota Bekasi ini begitu disambut dengan gemuruh takbir oleh ribuan umat Islam yang hadir dalam aksi damai tersebut. Bagi umat Islam yang benar akidahnya, seseorang yang telah bersumpah dengan nama Allah apalagi sumpah ini dilontarkan seorang pemimpin, maka ia wajib untuk melaksanakan sumpah tersebut, karena konsekuensinya ada di dunia dan di akhirat.
Kita doakan agar Pak Rahmat Effendi senantiasa dalam iman dan kejujuran, agar tidak pernah melupakan sumpah dan janjinya, karena setiap janji akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
“…Dan penuhilah janji. Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya” (Qs Al-Isra’ 34).
…Semoga Pak Rahmat Effendi tidak pernah melupakan sumpah dan janjinya, karena setiap janji akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah…
Menepati janji adalah bagian dari iman, sebaliknya ingkar janji termasuk tanda kemunafikan.
“Tanda-tanda munafik ada tiga: apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya khianat” (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA).
Al-Quran menegaskan, kelak orang munafik berada di dasar kerak neraka: "Sesungguhnya orang-orang munafik berada di dalam kerak Neraka. Dan engkau tidak akan mendapati penolong bagi mereka" (Qs An-Nisa’ 145).
Mudah-mudahan janji dan sumpah Pak Rahmat Effendi itu tulus dari lubuk hati yang paling dalam, bukan janji palsu. Karena orang yang menggadaikan janjinya dengan harga murah serta lebih memilih kehidupan dunia, adalah orang yang merugi.
“Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah: dan bagimu azab yang besar” (Qs An Nahl 94).
Mudah-mudahan Pak Rahmat Effendi senantiasa bertakwa kepada Allah. Ketakwaan yang mengalahkan segala rasa takut kepada pressure dan opini yang dimainkan oleh kaum kuffar.
Selanjutnya, Pak Wawali istiqamah melarang HKBP di Ciketing Asem, atau jadi orang munafik? Kita tunggu! [m abdul gani, widiarto]
Baca berita terkait: