رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Rabbabaa Laa Tuyigh Quluubanaa Ba'da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab
Artinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imran: 7)
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi 'Ala Diinik
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa 'Alaa Thaa'atik
Artinya: "Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu." (HR. Muslim)
Keterangan:
Ketiga doa di atas adalah doa yang bersumber dari Al Qur'an dan sunnah shahihah. Maka seorang muslim patut menghafal dan memunjatkannya kepada Allah setiap waktu, karena terpelihara ataupun tercabutnya hidayah terletak pada kehendak dan kekuasaan Allah. Apabila Allah meneguhkan hidayah, tidak ada yang dapat memalingkan dan menyesatkannya.
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
"Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi." (QS. Al A'raf: 175)
Pada ketiga doa di atas berisi permohonan terpeliharanya hati. Karena hati merupakan penentu baik dan buruknya amal perbuatan seseorang. Dia menjadi pusat takwa dan hidayah. Namun, dia juga menjadi pusat kekufuran dan kesesatan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أَلَا وَإِنَّ فِي اَلْجَسَدِ مُضْغَةً, إِذَا صَلَحَتْ, صَلَحَ اَلْجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ اَلْجَسَدُ كُلُّهُ, أَلَا وَهِيَ اَلْقَلْبُ
" ....ketahuilah sesunguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila baik maka baiklah seluruh jasadnya, dan apabila rusak maka rusaklah seluruh jasadnya, ketauhilah bahwa dia itu adalah hati." (Muttafaq 'Alaih dari An Nu'man bin Basyir)
Sedangkan hati setiap orang berada di bawah kendali Allah 'Azza wa Jalla. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "sesungguhnya hati anak Adam (manusia), semuanya berada di antara dua jari dari jari-jemari Allah, laksana hati yang satu, Dia arahkan ke mana saja yang Dia kehendaki." (HR. Muslim)
Dalam riwayat at Tirmidzi dari hadits Malik bin Anas, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya hati itu berada di dua jari dari jari-jari Ar Rahman, Dia membolak-balikkan sekehendak-Nya." Dalam riwayat Ahmad, "jika Dia berkehendak (untuk menjadikannya sesat) maka akan disesatkan-Nya dan jika berkehendak maka akan tetap diteguhkan di atas petunjuk."
Sedangkan siapa yang hatinya dijaga oleh Allah dengan hidayah, tiada seorang pun yang bisa menyesatkannya.
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ
"Siapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak seorangpun yang bisa menyesatkannya. Sebaliknya, siapa yang disesatkan oleh Allah maka tida seorangpun yang bisa memberinya petunjuk." (HR. Ahmad, Abu Dawud, at Tirmidzi dan lainnya)
Karenanya, kita senantiasa memohon kepada Allah, Rabb kita semua, agar tidak menjadikan sesat hati kita setelah dia memberi petunjuk, dan kita juga memohon limpahan rahmat dari sisi-Nya, sesungguhnya Dia dzat Maha Pemberi.
(PurWD/voa-islam.com)