بِسْمِ اللَّهِ
Bismillaah
"Dengan menyebut nama Allah"
Doa di atas didasarkan pada hadits Umar bin Abi Salamah yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda kepadanya:
يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
"Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu." (HR Bukhari no. 4957 dan Muslim no. 3767 dari Maktabah Syamilah)
Dan juga hadits Aisyah radliyallah 'anha, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
"Apabila seorang kalian ingin makan, hendaknya dia membaca "bismillah". Dan jika ia lupa membaca di awalnya, hendaknya ia membaca "bismillah fii awwalihi wa aakhirihi." (HR. al Tirmidzi dan Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1513)
Dalam hadits yang lain dari seorang sahabat yang telah membantu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam selama 8 tahun bercerita bahwa dia selalu mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam apabila mendekati makanan membaca ‘bismillah.’” (HR. Muslim dan Ahmad. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah, 1/111)
Cukup Bismillaah atau Bismillaahirrahmanirrahim?
Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada, bacaan sebelum makan yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan "bismillaah", tanpa tambahan ar-Rahmaan dan ar-Rahiim. Inilah pendapat yang dipilih oleh Syaikh al Albani berdasarkan hadits Umar bin Abi Salamah dan hadits 'Aisyah. Beliau mengatakan, "dan di dalam hadits terdapat dalil bahwa bacaan ketika akan makan hanya bismillaah saja."
Beliau juga menyatakan dalam Silsilah Shahihah (1/152) “Membaca sebelum makan adalah ‘Bismillaah’ dan tidak ada tambahan padanya. Dan semua hadits-hadits yang shahih dalam masalah ini tidak ada tambahan sedikitpun. Dan saya tidak mengetahui satu haditspun yang di dalamnya ada tambahan (bismillaahirrahmaanirrahiim, pent).”
Ibnu Hajar menguatkan pendapat di atas dengan bersandar kepada hadits Aisyah, "Dia (bismillaah,- pent) adalah lafadz paling jelas tentang bentuk bacaan (sebelum makan)." (Fathul Baari: 9/455)
Beliau rahimahullah juga menyatakan bahwa beliau tidak mengetahui satu dalil khusus yang mendukung klaim Imam Nawawi bahwa ucapan bismillaahirramaanirrahiim ketika hendak makan itu lebih afdhal. Padahal, sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Albani, "tidak ada yang lebih afdhal daripada sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."
Jika tidak ada keterangan tentang bacaan sebelum makan kecuali hanya bismillaah, maka tidak boleh menambah, terlebih lagi menyatakan bahwa menambahnya lebih utama. Sebabnya, karena bertentangan dengan hadits, "sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam)." (Dikutip dari Silsilah Shahihah: 1/611)
Jika tidak ada keterangan tentang bacaan sebelum makan kecuali hanya bismillaah, maka tidak boleh menambah, terlebih lagi menyatakan bahwa menambahnya lebih utama.
Hukum membaca "Bismillaah"
Berdasarkan hadits-hadits di atas, menunjukkan bahwa membaca "bismillaah" ketika makan dan minum adalah wajib dan berdosa bila meninggalkannya.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Yang benar adalah wajib membaca "bismillaah" ketika makan. Dan hadits-hadits yang memerintahkan demikian adalah shahih dan sharih. Dan tidak ada yang menyelisihinya serta tidak ada satupun ijma’ yang membolehkan untuk menyelisihinya dan mengeluarkan dari makna lahirnya. Orang yang meninggalkannya akan ditemani syetan dalam makan dan minumnya.”
Manfaat membaca "Bismilah" sebelum makan
Memulai makan dan minum dengan membaca "bismillaah" adalah sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan dalam sunnah terdapat banyak kebaikan dan keberkahan. Imam Ahmad mengatakan, “Jika dalam satu makanan terkumpul 4 (empat) hal, maka makanan tersebut adalah makanan yang sempurna. Empat hal tersebut adalah menyebut nama Allah saat mulai makan, memuji Allah di akhir makan, banyaknya orang yang turut makan dan berasal dari sumber yang halal."
Manfaat lainnya, akan berfungsi mencegah syetan dari ikut serta menikmati makanan tersebut. Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Apabila kami makan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kami tidak memulainya sehingga beliau memulai makan. Suatu hari kami makan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah seorang gadis kecil seakan-akan anak tersebut terdorong untuk meletakkan tangannya dalam makanan yang sudah disediakan. Dengan segera Nabi memegang tangan anak tersebut. Tidak lama sesudah itu datanglah seorang Arab Badui. Dia datang seakan-akan didorong oleh sesuatu. Nabi lantas memegang tangannya. Sesudah itu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya syetan turut menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah padanya. Syaitan datang bersama anak gadis tersebut dengan maksud supaya bisa turut menikmati makanan yang ada karena gadis tersebut belum menyebut nama Allah sebelum makan. Oleh karena itu aku memegang tangan anak tersebut. Syetan pun lantas datang bersama anak Badui tersebut supaya bisa turut menikmati makanan. Oleh karena itu, aku pegang tangan Arab Badui itu. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya tangan syetan itu berada di tanganku bersama tangan anak gadis tersebut.” (HR. Muslim no. 2017)
Apabila lupa membaca "Bismillah"
Apabila sudah memulai makan atau minum, lalu teringat belum membaca basmalah, maka hendaknya membaca:
بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
Bismillaahi fii Awwalihii wa Aakhirihi
"Dengan menyebut nama Allah di awal dan akhirnya."
Dari Aisyah radliyallah 'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
فَإِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
"Apabila seorang kalian ingin makan, hendaknya dia membaca 'bismillah'. Dan jika ia lupa membaca di awalnya, hendaknya ia membaca 'bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi'." (HR. Ahmad, al Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no. 3264, Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1513, al Irwa' no 1965)
Atau membaca:
بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Bismillaahi Awwalahu wa Aakhirahu
"Dengan menyebut nama Allah, awal dan akhirnya."
Berdasarkan hadits Aisyah radliyallah 'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرْ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
"Apabila seorang kalian ingin makan, hendaknya dia membaca 'bismillaah'. Dan jika ia lupa membaca di awalnya, hendaknya ia membaca 'bismillaahi awwalahu wa aakhirahu'." (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah: 3264 dan Shahih al–Targhib wa al-Tarhib, no. 2107)
Disebutkan dalam Riyadhus Shalihin, "Pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk dan ada seorang laki-laki yang sedang makan tapi belum membaca "bismillah" sehingga makanannya tinggal satu suap. Ketika ingin memasukkannya ke mulutnya, dia membaca, "Bismillaahi Awwalahu wa Aakhiaihu", maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tertawa, lalu bersabda, "Syetan ikut serta makan bersamanya, dan ketika dia menyebut nama Allah, dia memuntahkan apa yang ada di perutnya." (HR. Abu Dawud dan al-Nasai. Didhaifkan oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Dawud no. 3768)
Oleh: Badrul Tamam
(PurWD/voa-islam.com)
Tulisan Terkait:
* Do'a Sesudah Makan dan Minum
* Sunnah, Hikmah dan Etika Menjilati Tangan Sesudah Makan