Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabatnya serta siapa yang menghidupkan sunnah-sunnahnya hingga akhir zaman.
Pasar menjadi bagian penting dalam sebuah masyarakat. Dengan adanya pasar, mereka akan lebih mudah memperoleh barang dan jasa kebutuhan sehari-hari. Adapun bagi produsen, pasar menjadi tempat untuk mempermudah proses penyaluran barang hasil produksi.
Karena urgensinya peran pasar bagi kehidupan manusia, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga beraktifitas di pasar untuk memenuhi kebutuhan hariannya dan bekerja. Dan karena aktifitas manusiawi inilah, kaum kuffar menjadikannya sebagai alasan untuk menentang dan mendustakan risalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
وَقَالُوا مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا
“Dan mereka berkata: "Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?” (QS. Al-Furqan: 7)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga beraktifitas di pasar untuk memenuhi kebutuhan hariannya dan bekerja
Terkhusus bagi kaum ibu –tidak sedikit juga bapak-bapak- pergi ke pasar bagian dari aktifitas harian. Di sana, dia bisa mendapatkan segala sesuatu untuk kebutuhan harian di rumah tangganya. Sehingga pasar sering penuh sesak dengan kaum ibu-ibu. Namun, apakah dalam beraktifitas di pasar sudah mengikuti petunjuk Islam, salah satunya berdoa?
Berikut ini kami sebutkan salah satu doa masuk pasar yang ma’tsur dari hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Doa Masuk Pasar
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَ يَمُوْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa Ilaaha Illallaahu wahdahu Laa Syariikalahu, Lahul Mulku Walahul Hamdu, Yuhyii, Wayumiitu, Wahuwa Hayyun Laa Yamuutu, Biyadihil Khairu, Wahuwa ‘alaa Kulli Syai-in Qadiir
Artinya: Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dia-lah Yang Hidup, tidak akan mati. Di tangan-Nya kebaikan. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Sumber Doa
Dari Umar bin al-Khathab radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ دَخَلَ السُّوقَ فَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ
“Barangsiapa masuk pasar lalu ia mengucapkan, “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dia-lah Yang Hidup, tidak akan mati. Di tangan-Nya kebaikan. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu,” niscaya Allah menuliskan baginya sejuta kebaikan dan menghapuskan darinya sejuta kejelekan serta mengangkat derajatnya hingga sejuta derajat”." ( HR. At-Tirmidzi no. 3350, Ibnu Majah no. 2226, Al-Hakim no. 1930. Syaikh Al-Albani menyatakan, hadits tersebut hasan dalam Shahih wa Dhaif Sunan Ibnu Majah no. 2235, dan Shahih wa Dhaif Sunan At-Tirmidzi no. 3428, Shahih al-Jami no. 6231, Misykah al-Mashabih no. 2431, Shahih al-Targhib wa Tarhib no. 1694). Dalam riwayat Ahmad terdapat tambahan, “Dan Allah membangunkan baginya rumah di surga.”
Manfaat Doa
Sesungguhnya pasar merupakan medan perangnya setan dan tempat ditancapkan bendera kebesarannya. Dari Salman, ia berkata:
لَا تَكُونَنَّ إِنْ اسْتَطَعْتَ أَوَّلَ مَنْ يَدْخُلُ السُّوقَ وَلَا آخِرَ مَنْ يَخْرُجُ مِنْهَا فَإِنَّهَا مَعْرَكَةُ الشَّيْطَانِ وَبِهَا يَنْصِبُ رَايَتَهُ
“Jika engkau bisa, janganlah menjadi orang yang pertama masuk pasar dan terakhir keluar darinya. Karena pasar merupakan medan pertempuran syetan dan di sanalah ia menancapkan benderanya.” (HR. Muslim)
Diserupakannya pasar dan aktifitas setan yang menggoda penghuninya dengan perang, karena banyaknya kebatilan yang terjadi di sana, misalnya: berbuat curang, penipuan, dusta, sumpah palsu, akad batil, menjual sesuatu yang sudah dipesan orang lain, membeli barang yang sudah ditawar orang lain, mengurangi takaran dan timbangan, ikhtilath, dan kebatilan lainnya.
Sedangkan maksud ditancapkan bendera setan di pasar adalah menunjukkan bahwa setan benar-benar bercokol di sana. Di sana, tentara-tentara setan berkumpul untuk menebarkan perselisihan di antara manusia dan menjerumuskan mereka kepada perbuatan-perbuatan buruk di atas dan semisalnya. Maka dari sini, pasar adalah tempatnya setan dan tempat bala tentaranya. Sehingga kebanyakan para penghuni pasar dikuasai kelalaian. Oleh sebab itu, pasar menjadi tempat yang paling dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Diserupakannya pasar dan aktifitas setan yang menggoda penghuninya dengan perang, karena banyaknya kebatilan yang terjadi di sana,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا
“Bagian negeri yang paling disenangi Allah adalah masjid-masjidnya dan bagian negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Bagian negeri yang paling disenangi Allah adalah masjid-masjidnya”, karena masjid adalah rumah ketaatan dan asas pondasinya adalah ketakwaan. Sedangkan maksud “dan bagian negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya”, karena pasar adalah tempat kecurangan, penipuan, riba, sumpah dusta, mengingkari janji, tidak berzikir dan perbuatan lain yang semakna dengannya. . .” (Lihat Syarah Muslim li al-Nawawi no. 1076)
Setan berusaha melalaikan para penghuni pasar dari ingat kepada Allah, bahwa Allah Mahapemberi, Mahapenahan, Mahamenarik dan Mahamenebar serta Mahamemberi rizki. Sehingga orang ahli pasar merasa bahwa pasar adalah sumber rizki. Padahal dia hanya sebagai sarana yang telah Allah jadikan untuk peredaran barang.
Setan berusaha melalaikan para penghuni pasar dari ingat kepada Allah, sehingga orang ahli pasar merasa bahwa pasar adalah sumber rizki.
Oleh karena itu, disyariatkannya doa ini untuk menghindarkan seseorang dari kalalaian-kelalaian tadi. Ketika dia membaca Laa Ilaaha Illallaah, maka dia tersadar bahwa dirinya adalah hamba Allah yang harus selalu beribadah kepada-Nya. Sehingga dia akan tetap membedakan yang hak dan batil, halal dan haram, baik dan buruk.
Ketika membaca Wahdahu Laa Syariika Lahu (Dia-lah yang esa, tidak ada sekutu baginya), maka dia tidak takut kepada yang lain dan tidak khawatir jatah rizkinya hilang sehingga dia tidak harus berbuat curang dan menipu untuk mendapatkannya. Dia bertawakkal kepada Allah, karena Allah adalah Dzat yang mengatur alam semesta, menentukan jatah rizki bagi setiap hamba-Nya. Dan siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkannya. Dan siapa yang bertakwa kepada Allah, akan diberi rizki dari jalan yang tidak pernah disangka-sangka olehnya.
Saat membaca Lahul Mulku Walahul Hamdu, maka dia sadar bahwa Allah-lah yang melancarkan peredaran kepemilikan sehingga dia bersyukur kepada Allah atas segala yang didapatkan dan rela terhadap rizki yang belum sampai kepadanya.
Kemudian saat membaca Yuhyii wayumiitu (Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan), maka dia tahu bahwa batas usaha manusia dan semua bentuk usahanya hanya kemampuan dan kepemilikan sementara. Dalam usaha, orang tadi yakin Allah yang menghidupkan sehingga banyak usaha berjalan di muka bumi, dan Allah yang mematikan sehingga mampu membuat semua kegiatan berhenti.
Kemudian membaca, wahuwa Hayyun Laa Yamuutu (Dia-lah yang Mahahidup, tidak akan mati), berarti Allah meniadakan bagi dirinya apa yang dinisbatkan kepada semua makhluknya, yaitu kematian.
Kemudian membaca Biyadihil Khairu (Di tangan-Nya kebaikan), berarti semua kebaikan yang dicari manusia di dalam pasar berada di tangan Allah. Lalu membaca wahuwa ‘alaa Kulli Syai-in qadiir (Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu), bahwa Allah-lah yang memiliki keinginan yang sempurna dan mampu mewujudkannya. Jika Dia berkehendak memberi rizki kepada seseorang maka tidak ada yang bisa menghalangi. Sebaliknya, siapa yang Allah tahan rizkinya maka tidak ada seseorang yang bisa memberi. Sehingga hamba tadi hanya bertawakkal kepada Allah semata dan tidak akan menerjang apa yang Allah larang untuk mendapatkan keuntungan.
Saat membaca Lahul Mulku Walahul Hamdu, maka dia sadar bahwa Allah-lah yang melancarkan peredaran kepemilikan sehingga dia bersyukur kepada Allah atas segala yang didapatkan dan rela terhadap rizki yang belum sampai kepadanya.
Imam al-Thibiy berkata, “Siapa yang berdzikir kepada Allah di dalamnya, maka dia digolongkan ke dalam rombongan yang telah Allah Ta’ala sebutkan:
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah.” (QS. Al-Nuur: 37).”
Kesimpulan:
1. Dianjurkan untuk membaca doa di atas saat memasuki pasar atau berada di dalamnya.
2. Membaca zikir saat masuk pasar menghasilkan pahala yang sangat banyak dan besar, selayaknya kita tidak meninggalkannya.
3. Membaca doa di atas akan menumbuhkan rasa tawakkal kepada Allah dan tidak bergantung kepada sebab duniawi.
4. Disunnahkan berzikir kepada Allah di pasar, karena pasar tempat yang melalaikan dari zikrullah dan sibuk dengan dengan perdagangan. Sedangkan berzikir di tengah-tengah orang lalai laksana pohon hijau yang tumbuh di antara pohon-pohon yang kering. (Disebutkan oleh Ibnu Taimiyah dalam Fatawanya)
5. Dianjurkan untuk memperbanyak zikir, istighfar dan taubat di pasar supaya lisan ini senantiasa basah dengan zikrullah, karena keberadaan kita di pasar merupakan bagian dari umur yang kelak akan ditanya pada hari kiamat.
6. Pasar merupakan tempatnya setan menggoda manusia dan melalaikan mereka dari zikrullah. Maka orang yang tetap berzikir di pasar, dia memerangi setan dan memukul mundur para pasukannya.
7. Tidak dianjurkan berlama-lama di pasar. Jika sudah selesai urusan, dianjurkan bersegera keluar darinya karena ia adalah tempat yang paling dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di atas. Wallahu Ta’ala a’lam.
[PurWD/voa-islam.com]
Tulisan Terkait: