Oleh: Badrul Tamam
اَللَّهُمَّ أَنْتَ عَضُدِيْ، وَأَنْتَ نَصِيْرِيْ، بِكَ أَحُوْلُ، وَبِكَ أَصُوْلُ، وَبِكَ أُقَاتِلُ
"Ya Allah, Engkau adalah lenganku (penolongku). Engkau adalah pembelaku. Dengan pertolongan-Mu aku bergerak. Dengan pertolongan-Mu aku menyergap. Dan dengan pertolongan-Mu aku berperang."
Sumber
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila berperang beliau membaca:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ عَضُدِيْ، وَأَنْتَ نَصِيْرِيْ، بِكَ أَحُوْلُ، وَبِكَ أَصُوْلُ، وَبِكَ أُقَاتِلُ
"Ya Allah, Engkau adalah lenganku (penolongku). Engkau adalah pembelaku. Dengan pertolongan-Mu aku bergerak. Dengan pertolongan-Mu aku menyergap. Dan dengan pertolongan-Mu aku berperang." (HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya, Kitab al-Jihad, Bab Maa Yud'aa iInda al-Liqa' (Bab: Apa yang dibaca saat bertemu musuh), no. 2632. Dishahihkan oleh Syaikh Albani)
Imam al-Tirmidzi juga mengeluarkannya dalam Sunan-nya dengan kalimat doa yang lebih ringkas,
اَللَّهُمَّ أَنْتَ عَضُدِيْ، وَأَنْتَ نَصِيْرِيْ ، وَبِكَ أُقَاتِلُ
"Ya Allah, Engkau adalah lenganku (penolongku). Engkau adalah pembelaku. Dan dengan pertolongan-Mu aku berperang." (Bab: Fi al-Du'a Idza Ghaza [Bab doa apabila berperang], no. 3584)
Doa di atas juga disebutkan dalam Syarh Do’a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad dengan Korektor Syaikh Dr. Sa’id bin Ali Wahf Al-Qahthani, terbitan Darul Falah Jakarta, Hal. 344-345.
Makna
Mujahid yang membaca doa di atas memohon kepada Allah dengan menyebut Nama-Nya yang paling agung "Allah" berikut nama-nama Allah yang Maha Indah lainnya (Al-Asmaul Husna). Ini didapatkan dari kata panggilan di awalnya, Allahumma. Kemudian dilanjutkan dengan memohon pertolongan dan dukungan Allah untuk memerangi musuh. Ini dapat kita temukan pada kalimat-kalimat selanjutnya:
Kalimat أَنْتَ عَضُدِيْ artinya ‘Engkau adalah lenganku‘. Maknanya engkau penolongku dan membantuku.
Kalimat أَحُوْلُ artinya ‘aku bergerak‘. Yakni untuk mematahkan kekuatan lawan dan menghancurkan makar mereka.
Kalimat وَبِكَ أَصُوْلُ ‘dengan pertolongan-Mu aku menyergap‘, dengan kata lain, dengan-Mu aku melakukan serangan ke arah musuh sehingga aku mengalahkan mereka.
Kalimat وَبِكَ أُقَاتِلُ ‘dan dengan pertolongan-Mu aku berperang‘, dengan kata lain, dengan pertolongan-Mu dan dengan dukungan-Mu aku memerangi musuh-musuh-Mu.
Keterangan
Doa di atas mengajarkan bahwa kemenangan itu berasal dari sisi Allah. Sehingga saat mujahidin -dengan segenap kekuatan persenjataan, strategi, dan personilnya- berperang, mereka tidak boleh bersandar kepada kekuatan mereka semata. Sesudah mereka mengerjakan sebab-sebab kemenangan maka mereka harus menyerahkan urusan kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala, mereka bertawakkal kepada-Nya. Dan bukti tawakkal adalah dengan sunggu-sungguh berdoa, memohon pertolongan dan kemenangan kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
"Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali Imran: 126)
Kisah Thaluth dan pasukannya menjadi bukti pentingnya doa dalam peperangan. Yakni saat Jaisy Iman (pasukan iman) berjumlah lebih sedikit menghadapi pasukan Jalut yang berjumlah lebih besar. Thalut dan pasukannya berdoa:
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
"Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 250)
Maka mereka berhasil mengalahkan dan menghancurkan tentara Jalut dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sebab-sebab yang mereka usahakan, "Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut." (QS. Al-Baqarah: 251)
Doa Rasulullah Saat Perang Badar
Sejarah peperangan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam membuktikan pentingnya doa dalam amaliyah jihad. Yakni saat perang Badar, tepatnya pada malam peperangan, di mana para sahabat tertidur kecuali Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Beliau tidak tidur di malam itu. Beliau shalat di bawah batang pohon dan banyak berdoa di sujudnya "Ya Hayyu Ya Qayyum," beliau mengulang-ulangnya dengan meminta pertolongan kepada Allah. (Al-Bidayah wa al-Nihayah: 5/82)
Kamudian saat pagi tiba dan terlihatlah pasukan Quraisy, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam berdoa,
اللّهُمّ هَذِهِ قُرَيْشٌ قَدْ أَقْبَلَتْ بِخُيَلَائِهَا وَفَخْرِهَا ، تُحَادّك وَتُكَذّبُ رَسُولَك ، اللّهُمّ فَنَصْرَك الّذِي وَعَدْتنِي ، اللّهُمّ أَحِنْهُمْ الْغَدَاةَ
"Ya Allah, Inilah Quraisy, mereka datang dengan segala kesombongan dan kebanggan mereka. Mereka menantang-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, kurniakan kemenangan yang telah Engkau janjikan kepadaku . Ya Allah, binasakanlah mereka pada pagi ini." (Sirah Ibnu Hisyam: 3/164)
Diriwayatkan dari Umar bin Khathab Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Pada perang Badar, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam melihat para sahabatnya berjumlah 300 lebih sedikit, dan melihat kepada kaum musyrikin berjumlah seribu lebih. Kemudian beliau menghadap kiblat sambil mengangkat tangan dengan selendang dan surban di pundaknya, beliau berdoa,
اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِى مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِى الأَرْضِ
"Ya Allah, penuhilah untukku apa yang Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, berikan apa yang telah Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau biarkan pasukan Islam ini binasa, tidak ada lagi yang menyembah-Mu di muka bumi ini." (HR. Muslim dan Ahmad)
Beliau terus menerus meminta pertolongan dan berdoa kepada Allah sehingga jatuhlah kain surban dari kedua pundaknya. Abu Bakar menghampiri dan meletakkan kembali kain surban itu di pundaknya. Abu Bakar terus berada di belakang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu berkata:
يَا نَبِىَّ اللَّهِ كَذَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ
"Wahai Nabi Allah! Inilah sumpahmu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia akan memenuhi apa yang dijanjikan-Nya kepadamu.”
Inilah keadaan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabatnya dalam perang Badar, mereka banyak berdoa kepada Allah. karenanya, Allah menyifati mereka sbeagai orang-orang yang banyak beristighatsah (memohon pertolongan) kepada-Nya, banyak berharap dan berdoa kepada-Nya,
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّى مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ مُرْدِفِينَ
"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut"." (QS. Al-Anfal: 9)
Maka bagi mujahidin (aktifis jihad) saat berperang agar banyak menengadahkan tangan kepada Allah dengan penuh kerendahan untuk memohon pertolongan kepada-Nya. khususnya saat musuh sudah terlihat, lalu berdoa:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ عَضُدِيْ، وَأَنْتَ نَصِيْرِيْ، بِكَ أَحُوْلُ، وَبِكَ أَصُوْلُ، وَبِكَ أُقَاتِلُ
"Ya Allah, Engkau adalah lenganku (penolongku). Engkau adalah pembelaku. Dengan pertolongan-Mu aku bergerak. Dengan pertolongan-Mu aku menyergap. Dan dengan pertolongan-Mu aku berperang."
Harapannya, Allah meneguhkan langkah kita, menumbuhkan keberanian dalam diri kita, dan menurunkan pasukan dari sisi-Nya sebagaimana yang pernah diberikan kepada Rasulullah dan para sahabatnya, yakni pasukan malaikat. Dengan ini orang-orang kafir menjadi ciut hatinya dan lari terbirit-birit dengan kekalahan. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]