Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Tuntunan sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam setelah mengerjakan shalat fardhu adalah seseorang tetap duduk di tempat shalatnya berdzikir. Banyak pahala dan keutamaan yang disediakan untuknya. Di antaranya, ia didoakan malaikat.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
الملائكةُ تصلِّي على أحدِكم ما دام في مُصلاَّه ما لم يُحْدِث: اللَّهم اغفر له، اللهم ارحمْهُ
“Para malaikat mendoakan salah seorang kalian selama ia berada di tempat shalatnya dan tidak batal: -doa malaikat untuknya- Allahummaghfirlahu Allahummarhamhu (Ya Allah ampuni ia, Ya Allah rahmati ia.” (HR. Al-Bukhari)
Dalam redaksi lain tentang keutamaan shalat di masjid,
فإذا صلَّى، لم تَزَل الملائكة تُصَلِّي عليه ما دام في مُصَلاَّهُ: اللهم صلِّ عليه، اللهم ارحَمْهُ
“Apabila ia selesai shalat, para malaikat selalu mendoakan dirinya selama ia di tempat shalatnya: Ya Allah ampuni ia, ya Allah rahmati ia.”
[Baca: Zikir Setelah Shalat Dikerjakan Sesudah Shalat Sunnah?]
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah menjadikan dzikir setelah shalat sebagai kebaikan yang harus diperebutkan oleh orang kaya maupun orang miskin. Beliau memberi kabar gembira ke para sahabatnya yang fakir -yang tak mampu beramal shalih dengan hartanya- agar mengejar pahalanya dengan dzikir setelah shalat.
Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu menuturkan, para fuqara’ muhajirin datang ke Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan berkata,
ذهَب أهل الدُّثُورِ بالدَّرجات العُلى والنعيم المقيم
“Orang-orang kaya pergi membawa derajat tinggi dan kenikmatan yang abadi.”
Beliau bertanya tentang alasannya. Para sahabat mengabarkan, “mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa, mereka bisa bersedekah dan kami tidak, mereka membebaskan budak dan kami tidak.”
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab,
أفلاَ أُعلِّمكم شيئًا تُدركون به مَن سبَقَكم وتسبقون به مَن بعدَكُم، ولا يكون أحدٌ أفضلَ منكم إلا مَن صنَع مثل ما صنعتم؟
“Maukah aku beri tahu kalian sesuatu yang bisa menyusul orang yang telah mendahului kalian dan menyalip jauh orang-orang sesudah kalian. Tidak ada orang yang lebih utama dari kalian kecuali orang yang mengerjakan seperti yang kalian kerjakan?”
Mereka menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah.
Beliau menjelaskan,
تُسبِّحُونَ وتَحْمدُون وتُكبِّرُونَ دُبُرَ كلِّ صلاة ثلاثًا وثلاثين مرَّة
“Kalian baca tasbih, tahmid, dan takbir 33 kali setiap kali usai shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Abu Shalih berkata, “fuqara’ muhajirin datang kembali ke Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan berkata: saudara-saudara kami yang kaya mendengar apa yang kami kerhakan lalu mereka mengerjakan yang serupa. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab,
ذلك فضلُ الله يُؤتيه مَن يشاء
“Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.”
Dzikir Tasbih, Tahmid, dan Takbir
Dari hadits di atas, di antara dzikir sesudah shalat tersebut adalah membaca Tasbih (Subhanallah), Tahmid (Al-Hamdulillah), Takbir (Allahu Akbar).
Hanya saja berapa jumlah masing-masing kalimat dzikir tersebut?
Dari sejumlah riwayat yang menerangkannya ada beberapa pilihan. Di antaranya, masing-masing di baca 10 kali. Ini berdasarkan hadits Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
خَصْلتان لا يُحصيهما عبدٌ إلا دخَل الجنَّةَ هما يسيرٌ ومَن يعمل بهما قليل، يسبح اللهَ أحدُكم دُبرَ كلِّ صلاة عشرًا، ويَحْمده عشرًا، ويكبِّره عشرًا، فتلك مائةٌ وخمسون باللِّسان، وألف وخمسمائة في الميزان
“Tidak lah seorang hamba mengerjakan 2 kebiasaan ini kecuali ia masuk surga. Keduanya ini mudah, namun yang mengerjakannya sedikit. Salah seorang kalian bertasbih 10 kali setiap selesai shalat, bertahmid 10 kali, dan bertakbir 10 kali. Semuanya (dalam shalat lima waktu) berjumlah 150 diucap dengan lisan. Dan 1500 pahala di timbangan.” (HR. Al-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Al-Nasai. Syaikh Al-Arnauth berkata: ini adalah hadits shahih)
Kedua, masing-masing dibaca 11 kali, sehingga semua berjumlah 33 kali.
Jawaban Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada fuqara’ muhajirin di hadits di atas,
تُسبِّحُونَ وتَحْمدُون وتُكبِّرُونَ دُبُرَ كلِّ صلاة ثلاثًا وثلاثين مرَّة
“Kalian baca tasbih, tahmid, dan takbir 33 kali setiap kali usai shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ketiga, membaca tasbid 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir 34 kali.
Dari Ka’ab bin Ujroh, di Shahih Muslim, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مُعَقِّبَاتٌ لَا يَخِيبُ قَائِلُهُنَّ أَوْ فَاعِلُهُنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ ثَلَاثٌ وَثَلَاثُونَ تَسْبِيحَةً وَثَلَاثٌ وَثَلَاثُونَ تَحْمِيدَةً وَأَرْبَعٌ وَثَلَاثُونَ تَكْبِيرَةً
“Ada beberapa amalan pengikut yang tidak akan merugi orang yang mengucapkannya atau melakukannya setelah usai shalat wajib, yaitu bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 34x.” (HR. Muslim)
Keempat, membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir 33 kali. Semuanya berjumlah 99. Lalu digenapkan menjadi 100 dengan kalimat tahlil.
لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ اَلْمُلْكُ وَلَهُ اَلْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ سَبَّحَ اَللَّهَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اَللَّهِ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اَللَّهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتِلْكَ تِسْعٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ اَلْمِائَةِ : لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ اَلْمُلْكُ وَلَهُ اَلْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ لَهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اَلْبَحْرِ
“Barangsiapa yang pada tiap-tiap usai shalat bertasbih (membaca subhanallah) sebanyak 33 kali bertahmid (membaca alhamdulillah) sebanyak 33 kali dan bertakbir (membaca Allahu akbar) sebanyak 33 kali maka jumlahnya 99 kali lalu menyempurnakannya menjadi 100 dengan bacaan: Laa Ilaaha Illallaahu Wahdahu Laa Syariikalahu Lahul Mulku Walahul Hamdu Wahuwa ‘Alaa Kulli Syai-in Qadiir, maka diampunilah kesalahan-kesalahannya walaupun kesalahannya seperti buih air laut.” (HR. Muslim)
[Baca: Menghitung Zikir Tasbih; Harus Tangan Kanan Saja?]
Kesimpulan
Jumlah dzikir tasbih, tahmid, dan takbir sesudah shalat ada beberapa bentuk. Silahkan memilih salah satunya. Namun, jumlah yang lebih banyak itu yang lebih baik.
Imam Al-Syaukani setelah menyebutkan riwayat dzikir setelah shalat berkata, “Semua jumlah yang disebutkan adalah baik. Hanya saja, lebih baik mengambil yang lebih banyak maka pahalanya lebih banyak.
Bagi yang sedang sibuk dan sedang terburu-buru, silahkan ambil jumlah yang lebih sedikit. Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk meninggalkan dzikir sesudah shalat ini, karena keutamannya yang besar, walau meninggalkannya tidak terhitung dosa karena hukumnya sunnah. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]