Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Tak setiap yang merindukan Ramadhan akan benar-benar sampai kepadanya. Jum’at (12/05/17) lalu, ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) al-Maghfiroh, wafat sepulang dari masjid. Padahal Ramadhan tinggal 14 atau 15 hari lagi.
Sehari sebelumnya, Kamis 11 Mei, bertepatan 14 Ramadhan 1438 Hijriyah, saudara kami seorang jurnalis muslim yang pernah berkiprah di Radio Dakta kembali kepada Allah Ta’ala. Padahal Ramadhan tinggal 15 atau 16 hari lagi. Hendaknya kita menguatkan doa kepada Allah agar memberi kesempatan kita berjumpa dengan bulan mulia. Juga meminta taufiq kepada-Nya supaya bisa mengisi Ramadhan dengan puasa, qiyam, zikir, tilawah, dan amal-amal shaleh lainnya dengan maksimal.
Sebagian ulama salaf sudah berdoa kepada Allah agar disampaikan kepada Ramadhan sejak enam bulan sebelum Ramadhan tiba. Lalu mereka berdoa di enam bulan berikutnya agar Allah berkenan menerima amal ibadah mereka.
Ma’la bin al-Fadhl –ulama Tabi’ Tabi’in- Rahimahullah berkata:
كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان يدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم
“Mereka (para ulama salaf) berdoa kepada Allah enam bulan sebelumnya agar disampaikan kepada Ramadhan, lalu mereka berdoa selama enam bulan sesudahnya agar diterima ibadah dari mereka.”(Lathaif Al-Ma’arif: 264)
Dari Abu 'Amr Al-Auza’i berkata: Adalah Yahya bin Abi Katsir berdoa memohon kehadiran bulan Ramadhan:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ ، وَتُسَلِّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sampaikan aku dengan selamat ke Ramadhan, sampaikan Ramadhan kepadaku, dan terimalah amalku di Ramadhan.” (Hilyatul Auliya’: I/420)
Penutup
Doa-doa di atas tidak ma’tsur dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Dan berdoa disampaikan ke Ramadhan bukan termasuk bentuk doa (isinya) dilarang. Itu semua ijtihad para ulama terdahulu sebagai usaha dan permohonan kepada Allah agar diberi taufiq mendapati Ramadhan yang sebentar lagi tiba. Maka tidak mengapa kita berdoa dengan kalimat di atas untuk meraih isi kebaikan di dalamnya, atau dengan doa lain yang lebih dipahami maknanya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]