Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Fadhilah dzikir tidak hanya milik orang tua saja. Keutamaannya juga berhak dimiliki anak-anak muda, remaja, dan bahkan anak-anak yang akan memasuki usia baligh. Tujuannya, supaya mereka tumbuh dalam kedekatan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Bagi orang tua dan para pendidik muslim juga harus memberikan perhatian kepada pendidikan dzikir ini. Anak-anak muslim harus dibiasakan berdzikir sejak usia dini sehingga hati mereka menyatu dengan dzikrullah. Dzikrullah menjadi rutinitasnya setiap waktu.
Banyak jalan yang bisa ditempuh orang tua untuk mengajarkan dzikir dan keutamaannya kepada anak. Di antaranya dengan mengajarkan hadits-hadits pendek dan mudah dihafal berkaitan dengan dzikrullah. Lalu orang tua memotifasi sang buah hati untuk mengulang-ulang kalimat dzikir tersebut. Di antaranya dengan diberi hadiah manisan, makanan ringan, atau sesuatu yang disukainya jika telah menunaikan dzikir.
Ada banyak hadits yang bisa diruju’ untuk menjadi bahan pengajaran agar anak cinta (gemar) dzikir. Di antaranya, hadits dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ
“Siapa yang membaca: Subhanallahi al-‘Adzimi wa Bihamdihi, niscaya ditanam untuknya satu pohon kurma di surga.” (HR. al-Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6429)
Berdasarkan hadits ini, orang tua bisa bertanya kepada anaknya, berapa pohon kurma yang sudah ditanamnya hari ini.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah melewati Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu yang sedang menanam pohon. Kemudian beliau bersabda kepadanya,
أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى غِرَاسٍ خَيْرٍ لَكَ مِنْ هَذَا قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُلْ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ يُغْرَسْ لَكَ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ شَجَرَةٌ فِي الْجَنَّةِ
"Apakah kamu mau kuberitahukan tentang tanaman yang bagimu akan lebih baik dari tanaman ini?" Abu Hurairah menjawab; "Tentu wahai Rasulullah!." Beliau bersabda: "Ucapkanlah olehmu Subhaanallaah (Maha suci Allah), Al-Hamdulillaah (Segala puji milik Allah), Laa Ilaaha Illallaah (tidak ada ilah selain Allah) dan Allaahu Akbar (Allah Maha besar). Maka setiap bacaan tersebut akan menumbuhkan satu pohon di surga bagimu." (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan Syaikh Al-Albani)
Orang tua bisa memotifasi anaknya dengan bertanya, “berapa jumlah pohon yang sudah kita tanam di surga hari ini –dengan karunia Allah Ta’ala-?
Dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabdanya,
أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ هِيَ كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
"Tidakkah kamu mau aku tunjuki salah satu harta simpanan di surga? Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Berdasar hadits ini, orang tua berbicang dengan anaknya sambil memberi pelajaran dan mendorongnya kepada kebaikan. “Sudah berapa kita menabung untuk akhirat kita hari ini?” dorong anak untuk membaca dzikir ini agar kelak memiliki harta simpanan yang berharga yang banyak di sana.
Masih banyak lagi contoh dzikir dari hadits yang bisa diajarkan kepada anak. Di antaranya, dzikir pagi dan sore. Bagi orang tua, sempatkan menemani anak setelah shalat shubuh dan setelah Ashar untuk membaca dzikir pagi dan sore hari. Jika berulang dibaca dengan rutin, maka bacaan dzikir itu akan tertanam di memorinya sehingga ia menghafalnya tanpa bersusah payah. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]