Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Musibah yang terjadi di muka bumi dengan izin dan kehendak Allah. Dia Maha Tahu siapa-siapa yang pantas mendapatkannya. Dia kabarkan, musibah yang terjadi akibat perbuatan tangan manusia. Yaitu akibat dari maksiat dan dosa yang mereka perbuat.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
"Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Al-Syura: 30)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Sa’di rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Allah Ta’ala mengabarkan bahwa musibah yang menimpa para hamba pada badannya, hartanya, anaknya, dan apa yang mereka cintai sehingga dirasa berat oleh mereka tidak lain karena keburukan-keburukan yang mereka perbuat.”
Maksiat dan dosa sebab utama datangnya bencana. Ini penyakit kronis yang mengancam keamanan dan kemaslahatan hidup manusia. Jika dosa dan maksiat adalah penyakit berbahaya, maka Allah sudah siapkan obat penawarnya. Apa itu? Istighfar (minta ampun kepada Allah Ta’ala).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfal: 33)
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma berkata, “sesungguhnya Allah menjadikan 2 penjaga keamaan di tengah-tengah umat ini. Mereka senantiasa terlindungi dari turunnya adzab selama 2 hal itu ada di tengah-tengah mereka. Satu penjaga keamaan telah dipanggil Allah dan satu lagi masih tetap ada di tengah-tengah kalian.” Kemudian beliau membaca ayat di atas.
Maksudnya adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan istighfar. Selama keduanya ada di tengah-tengah umat ini maka mereka aman dari turunnya adzab dan bencana yang membinasakan. Adapun penjaga keamanan pertama sudah tiada; yaitu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Masih tersisa satu lagi; yaitu istighfar.
Imam Qatadah rahimahullah berkata,
إِنَّ الْقُرْآنَ يَدُلُّكُمْ عَلَى دَائِكُمْ وَدَوَائِكُمْ ، أَمَّا دَاؤُكُمْ فَذُنُوبُكُمْ ، وَأَمَّا دَوَاؤُكُمْ فَالاسْتِغْفَارُ
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini menunjuki kalian akan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa. Sementara obat kalian adalah istighfar.” (Riwayat Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman)
Dari Fadhaalah bin Ubaid Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,
العبدُ آمنٌ مِن عذاب الله ما استغفَرَ اللهَ
“Seorang hamba benar-benar aman dari adzab Allah selama mereka meminta ampunan kepada-Nya (beristighfar).” (HR. Ahmad dengan sanad dhaif, tetapi sebagian ulama menghassankannya karena syawahidnya)
. . . Maksudnya adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan istighfar. Selama keduanya ada di tengah-tengah umat ini maka mereka aman dari turunnya adzab dan bencana yang membinasakan. . .
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu berkata:
ما أَلْهَم اللهُ سبحانه وتعالى عبدًا الاستغفارَ، وهو يريد أن يُعذِّبَه
“Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mengilhamkan istighfar kepada seorang hamba sementara Dia ingin mengadzabnya.”
Karenanya, ketika terjadi gerhana di zaman Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam beliau berkhutbah,
إن هذه الآياتِ التي يُرسِلُ اللهُ لا تكون لموت أحدٍ ولا لحياته، ولكن الله يُرسِلُها يُخوِّف بها عباده، فإذا رأيتُم منها شيئًا، فافزَعوا إلى ذكرِه ودعائه واستغفاره
“Sesungguhnya ayat-ayat ini Allah kirim bukan karena wafatnya atau lahirnya salah seorang kalian. Tetapi Allah mengirimkannya untuk menakut-nakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat nya (gerhana) maka segeralah berdzikir, berdoa, dan beristighfar kepada-Nya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Di saat banyak musibah yang terjadi di negeri ini hendaknya kita memperbanyak istighfar. Selain mengampunkan dosa, semoga istighfar itu mencegah datangnya musibah dan menyelamatkan kita dari bencana. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Tulisan Terkait:
2. Nasehat Ulama Dalam Menghadapi Musibah
3. Pemimpin yang Tidak Terapkan Hukum Islam Menjadi Sumber Musibah