Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah Subhanahu wa Ta'ala; Rabba semesta alam yang mengatur dan mengendalikannya. Shalawat dan salam atas Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Banyak bencana terjadi di negeri ini dalam beberapa pekan belakangan ini. Banjir bandang, erupsi gunung berapi, ancaman gempa bumi, kecelakaan tragis di jalan raya dan bahaya-bahaya lainnya.
Perlu dicatat, peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi ini –dari yang kecil hingga yang besar- terjadi dengan izin Allah dan kehendak-Nya. Dia mentaqdirkan peristiwa-peristiwa itu terjadi. Karena Dia Maha Kuasa. Tentu ada hikmah, di antaranya untuk menjadi peringatan bagi hamba-hamba-Nya agar kembali kepada-Nya.
Kesadaran ini harus membuat kita segera kembali kepada Allah dengan taubat dan banyak istighfar. Tentu dibuktikan dengan meninggalkan kesyirikan dan kemaksiatan. Disempurnakan dengan menegakkan ibadah untuk-Nya Semata dan ketaatan kepada-Nya.
Menyadari kelemahan diri dari semua sisi dan mengakui kesempurnaan Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga berlindung, memohon keselamatan dan kebaikan kepada-Nya adalah jalan terbaik untuk ditempuh seorang hamba.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajarkan kepada kita doa yang dibaca rutin di pagi dan petang hari meminta keselamatan dan kesejahteraan. Yaitu:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ مِنْ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تحتي
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada ampunan dan ‘afiat(keselamatan) di dunia dan akhirat. Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan ‘afiat dalam agamaku, duniaku, pada keluarga dan hartaku. Ya Allah tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan berilah rasa aman dalam hatiku. Ya Allah peliharalah aku dari arah depan, arah belakang, arah kanan, arah kiri, dan atasku. Aku berlindung (kepada-Mu) dengan perantara keagungan-Mu dari bahaya yang dating dari bawahku.”
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkan kalimat-kalimat doa ini apabila beliau berada di waktu pagi dan sore hari, -kemudian disebutkan doa di atas-,”(HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Hadits ini menunjukkan bahwa doa ini bagian dari zikir pagi dan sore hari. Hendaknya setiap muslim menghafalnya dan mengamalkannya di setiap pagi dan sore hari. Karena bacaan kalimat-kalimatnya sangat agung yang mencakup seluruh bentuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam doa ini diawali permintaan maaf dan ‘afiat. Maaf dari Allah kepada hamba atas semua kesalahan sehingga ia tidak melihat dampak buruk darinya.
Adapun ‘afiat -secara global- adalah perlindungan Allah bagi hamba-Nya dari berbagai macam penyakit dan bencana.
Makna ‘afiat di dunia dan akhirat yaitu berarti selamat dari penyakit dan keburukan –baik yang telah berlalu maupun yang akan datang- dalam urusan dunia dan akhiratnya. Siapa mendapatkan ini maka telah mendapatkan keinginan dan kebutuhannya secara sempurna.
‘Afiyat di dunia mencakup keselamatan dari berbagai fitnah, penyakit, musibah dan hal-hal buruk lainnya yang terjadi di dunia ini. Sebaliknya, ia mendapatkan keselamatan, kecukupan, kesejahteraan, kesehatan, dan kebaikan lainnya di dunianya.
Sementara ‘afiyat di akhirat, mencakup keselamatan dari siksa setelah kematian, seperti siksa kubur, siksa neraka dan kengerian yang terjadi antara keduanya, hisab dan kesulitan-kesulitan lainnya. Tentu ia mendapatkan lawannya, yaitu nikmat kubur dan kebahagiaan yang sempurna di surga.
Permohonan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam akan afiat dalam agama bermakna memohon perlindunganNya dari segala perkara yang merusak agama atau memperburuknya.
Sementara permohonan afiyat untuk keluarga, agar keluarga mendapat perlindungan Allah dari beragam fitnah, bencana dan musibah.
Adapun permohonan afiyat pada harta dimaksudnya supaya memperoleh penjagaan Allah Ta’ala dari kejadian-kejadian yang melenyapkannya seperti hanyut dalam banjir, mengalami kebakaran, pencurian, dan peristiwa buruk lainnya.
Dengan demikian doa ini mencakup permohonan perlindungan Allah Ta’ala dari segala kejadian-kejadian yang berisi gangguan bagi manusia yang muncul tanpa dapat diprediksi dan mara bahaya yang menyengsarakan.
Maka tak heran, orang yang mendapatkan karunia afiat, ia telah memperoleh karunia yang sangat besar. Barang siapa dianugerahi afiat di dunia dan akhirat, maka ia telah memperoleh porsi kebaikan yang sempurna.
Dari Abu Bakr al-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
سَلُوْا الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ الْيَقِيْنِ خَيْرًا مِنَ الْعَافِيَةِ
“Mohonlah ampunan dan afiat. Sesungguhnya seorang hamba tidak memperoleh karunia yang lebih baik setelah (memperoleh) al-yaqiin dari menerima afiat.” (HR. Al-Tirmidzi 3558, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al Jami’ 3632)
Untuk itu, tatkala Al-Abbas bin ‘Abdul Muththalib Radhiyallahu 'Anhu meminta petunjuk kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengenai apa yanga diminta dalam doanya kepada Allâh Ta’ala , Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan pamannya untuk memohon afiat.
Dari al-‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib radhiyallâhu ‘anhu, paman Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, ia berkata, “Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang aku minta kepada Allah Azza wa Jalla!”. Beliau menjawab, ‘Mintalah afiat’. Selang beberapa hari kemudian, aku bertanya, ‘Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang aku minta kepada Allah Azza wa Jalla!”. Beliau bersabda kepadaku, “Wahai ‘Abbas, paman Rasulullah, mintalah kepada Allâh afiat di dunia dan akhirat”.
Akhir doa ini meminta penjagaan Allah untuk hamba dari dari semua keburukan yang datang terang-terangan atau tersembunyi dari semua penjuru.
Sebagaimana yang telah maklum bahwa dalam kehidupan dunia ini kita dikepung keburukan dan bahaya. Karenanya, sebagai seorang hamba memohon kepada Rabbanya, Allah Subhanahu wa Ta'ala, agar menjaganya dari semua bentuk keburukan, penyakit, musibah dan bala’ yang membinasakan. Semua bahaya ini senantiasa mengintainya dari 6 penjuru mata angin. Terkadang bala’, bencana, dan musibah datang dari arah depan atau belakang, kanan atau kiri, atas atau bawah.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjaga kita dan keluarga kita serta kaum muslimin dalam urusan agama, dunia, dan akhirat. Serta mencurahkan ‘afiat kepada kita semuanya. Amiin. [PurWD/voa-islam.com]