Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Jalan kebaikan yang Allah siapkan untuk orang beriman adalah keberadaan malaikat yang mendampingi dan menjaganya. Tentu dengan perintah dan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebab, para malaikat bertugas menaati Allah semata,
لا يَعصُونَ اللهَ ما أَمَرَهم ويَفْعَلُونَ ما يُؤْمَرُون
“Yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. Al-Tahrim: 6)
Shuhbah (kebersamaan) dan pendampingan para malaikat kepada orang-orang beriman sangat bermanfaat baginya. Para malaikat akan menjaganya saat terjaga dan saat tidur. Saat kematiannya, malaikat datang dengan perintah Allah mendampinginya, meneguhkannya, dan mengusir setan yang mendekat kepadanya.
Para malaikat yang ditugaskan mendampinginya juga akan menolong dan menguatkannya dalam kebaikan-kebaikan. Termasuk mendoakannya dengan ampunan, rahmat, dan keberkahan. Terhadap doa-doa baik yang dipanjatkan seorang hamba, malaikat akan mengaminkan doa tersebut. Dengan ini, doanya akan lebih diijabah oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Para malaikat akan mengaminkan doa seorang mukmin sehigga doa tersebut akan lebih diijabah oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maksudnya, malaikat akan mengucapkan “Amiin” atas doanya. Kapan itu terjadi?
Beberapa riwayat shahihah menunjukkan aminnnya para malaikat atas doa seorang mukmin. Pertama, ketika ia mendoakan saudaranya seimannya saat berjauhan. Yaitu ketika saudaranya tidak ada di hadapan dan sisinya. Kecintaan kepada saudaranya karena Allah mendorongnya untuk mendoakan kebaikan baginya.
Dari Abu Darda’ Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim untuk saudaranya (muslim lainnya) yang tidak berada di hadapannya akan dikabulkan oleh Allah. Di atas kepala orang muslim yang berdoa tersebut terdapat seorang malaikat yang ditugasi menjaganya. Setiap kali orang muslim itu mendoakan kebaikan bagi saudaranya, niscaya malaikat yang menjaganya berkata, “Amin (semoga Allah mengabulkan) dan bagimu hal yang serupa.” (HR. Muslim)
Dalam redaksi lain,
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Tidak ada seorang hamba pun yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata kepadanya, "Dan bagimu seperti apa yang kamu pinta." (HR. Muslim)
Imam al-Nawawi dalam Syarh Muslim berkata,
كان بعضُ السَّلَفِ إذا أراد أن يدعوَ لنَفْسِه يدعو لأخيه المُسلِم بتلك الدَّعوةِ؛ لأنَّها تُستجابُ ويَحصلُ له مِثلُها
“Sebagian ulama salaf apabila ingin berdoa untuk dirinya maka ia awali dengan mendoakan saudaranya dengan doa tersebut; karena doa tersebut akan diijabah dan ia akan mendapatkan semisalnya.”
Kedua, saat ayam jantan berkokok –khususnya di malam hari-.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا
“Apabila kamu mendengar suara kokok ayam jantan maka mohonlah kepada Allah dari karunia-Nya, karena saat itu ia (ayam tersebut) telah melihat malaikat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Qadhi ‘Iyadh Rahimahullahu berkata,
ذلك -واللهُ أعلَمُ- لتأمينِ المَلائِكةِ على دُعاءِ بنى آدَمَ، واستغفارِهم له؛ فَرَحًا ببركةِ ذلك، وحُسنِ عَونِ الملَكِ به، إذا دعا بحَضرتِه بالتأمينِ والاستغفارِ له، وإشهادِه له بالتضَرُّعِ إلى اللهِ والإخلاصِ
“Yang demikian itu –wallahu a’lam- karena malaikat mengaminkan doa anak Adam dan memohonkan ampunan untuknya karena gembira terhadap keberkahan hal itu dan perangka baik pertolongan malaikat kepadanya. Apabila ia berdoa di saat hadirnya malaikat –berharap- diaminkan olehnya, memintakan ampunan untuknya dan memberi kesaksian untuknya akan ketundukannya kepada Allah dan keikhlasannya.” (Ikmal al-Mu'allim bi Fawaid al-Muslim: 8/224)
Abul Abbas al-Qurthubi Rahimahullahu berkata,
وكأنَّه إنما أمر النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم بالدُّعاءِ عند صُراخِ الدِّيَكةِ؛ لتؤمِّنَ المَلائِكةُ على ذلك الدُّعاءِ، فتتوافقَ الدَّعوتان، فيُستجابَ للدَّاعي. واللهُ أعلَمُ
“Sepertinya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan berdoa saat ayam berkokok supaya para malaikat mengaminkan doanya itu sehingga bertemua dua doa lalu diakbulkan doa orang itu. Wallahu a’lam.” (Al-Mufham: 7/58)
Ketiga, saat menjenguk orang sakit dan berada di sisi mayit.
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إذا حَضَرْتُمُ المَرِيضَ أوِ المَيِّتَ، فَقُولوا خَيْرًا؛ فإنَّ المَلائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ علَى ما تَقُولونَ
“Apabila kalian menjenguk orang sakit atau melayat orang meninggal, maka ucapkanlah perkataan yang baik-baik. Karena Malaikat mengamini ucapan-ucapan yang kalian katakan (ketika itu).” (HR. Muslim)
Hadits tersebut berisikan informasi para malaikat mengaminkan doa orang di sana. Dari sini, para ulama menyukai agar orang-orang shalih dan orang-orang baik hadir kepada orang yang meninggal dunia untuk memberikan bimbingan baginya dan mendoakannya dengan kebaikan serta memberi bimbingan untuk orang yang ditinggalkannya agar mereka mengucapkan perkataan yang baik. Dari sini, agar berkumpul doa mereka dengan Amiinnya para malaikat sehingga mayit memperoleh manfaat besar; demikian pula orang-orang yang ditinggalkan.
Keempat, saat imam menyelesaikan Al-Fatihah dan membaca “Aamiin” yang diikuti para jamaah. Para malaikat ikut mengaminkan fatihahnya imam. Siapa yang “Aamiin”nya bebarengan dengan “Aamiin”nya para malaikat maka diampunkan dosanya yang telah lalu.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ فَأَمِّنُوا، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Apabila imam mengucapkan “Aamiin”, maka ucapkanlah “Aamiin”. Karena barangsiapa yang mengucapkan “Aamiin” berbarengan dengan ucapan “Aamiin” malaikat, niscaya diampunkan dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِذَا قَالَ الإِمَامُ: {غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] فَقُولُوا: آمِينَ، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Jika imam membaca, “GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM WALADH DHAALLIIN”, maka ucapkanlah ‘AMIIN’. Karena siapa saja yang mengucapkan ‘AMIIN’ bersamaan dengan ucapan ‘AMIIN’ malaikat, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Penutup
Tentu moment Aamiinnya para malaikat tidak terbatas pada empat kondisi di atas. Secara umum, orang-orang shalih akan dibersamai para malaikat sehingga doa-doanya berpotensi diaminkan oleh malaikat Allah tersebut. Demikian pula perkumpulan-perkumpulan yang baik –majelis zikir, majelis ilmu, halaqoh Al-Qur’an- yang dikabarkan dihadiri para malaikat maka doa-doa ahli majelis tersebut juga berpotensi di’Amiin’kan para malaikat. Sebagaimana mereka juga mendoakan orang-orang beriman yang istiqomah dengan ketaatan mereka. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]