View Full Version
Jum'at, 26 Sep 2025

Doa dan Dzikir di Era Sibuk

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasullillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam- dan keluarganya.

Di zaman modern ini, kesibukan seolah menjadi identitas manusia. Setiap hari dipenuhi jadwal rapat, tugas kuliah, target pekerjaan, hingga derasnya arus informasi dari media sosial. Tak jarang, kesibukan tersebut membuat hati terasa kering, pikiran penat, dan ruhani terasa jauh dari Allah. Padahal, Islam telah memberikan solusi yang sederhana namun penuh makna: doa dan dzikir.

Doa: Senjata Orang Beriman

Dalam hadits Shahih, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

الدعاء سلاح المؤمن

Doa adalah senjata orang mukmin.” (HR. Al-Hakim di al-Mustadrak)

Doa bukan hanya permintaan, tetapi pengakuan seorang hamba bahwa dirinya lemah dan sangat bergantung pada Allah. Justru di tengah kesibukan, doa menjadi jalan untuk menenangkan jiwa dan menguatkan hati.

Dalam kehidupan modern, doa bisa kita lantunkan di sela-sela aktivitas: sebelum rapat dimulai, saat menunggu kendaraan, bahkan di tengah perjalanan. Tidak harus panjang, yang terpenting hadirnya hati dalam munajat kepada Allah.

Dzikir: Menenangkan Jiwa yang Gelisah

Allah Ta’ala berfirman:

اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

Dzikir adalah amalan ringan di lisan, namun berat di timbangan amal. Di era sibuk, dzikir bisa menjadi “charger ruhani” yang selalu tersedia kapan pun. Misalnya:

  • Membaca Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Ilaaha Illallaah, Allahu Akbar,  saat menunggu antrean.
  • Mengucapkan astaghfirullah ketika pikiran penat.
  • Membaca shalawat atas Nabi ﷺ di sela perjalanan.

Kebiasaan ini bukan hanya membuat hati lebih dekat dengan Allah, tapi juga menenangkan pikiran dan menumbuhkan energi positif.

Spiritualitas di Tengah Kesibukan

Banyak orang merasa sulit mencari waktu khusus untuk ibadah karena padatnya aktivitas. Padahal, doa dan dzikir tidak selalu memerlukan waktu lama atau tempat tertentu. Rasulullah ﷺ telah mencontohkan dzikir singkat namun penuh makna, seperti “Laa Ilaaha Illallah” atau “Subhanallahi wa Bihamdih”.

Dengan melazimkan doa dan dzikir di sela kesibukan, seorang muslim tetap bisa menjaga koneksi spiritual dengan Allah tanpa mengurangi produktivitas duniawi.

Penutup

Era sibuk bukan alasan untuk jauh dari Allah, justru menjadi ujian apakah kita mampu menjaga hati tetap terhubung dengan-Nya. Doa dan dzikir adalah kunci ketenangan, penguat iman, dan sumber energi spiritual yang tidak tergantikan.

Mari jadikan setiap detik dalam kesibukan sebagai kesempatan berharga untuk mengingat Allah. Karena sejatinya, kesibukan dunia tidak akan bernilai tanpa hubungan yang dekat dengan Sang Pencipta. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version