View Full Version
Kamis, 21 Dec 2017

Puluhan Pelajar Kab. Gowa Mengikuti Acara Kids Zaman Now

Oleh: Haerani Qafisha

Suasana libur dan hujan sempat mengguyur lebat langit Gowa, namun hal tersebut tak menghalangi dan menyurutkan semangat para pelajar kab. Gowa  untuk mengikuti kegiatan Klinik Remaja Islam dengan tema  SAVE KIDS JAMAN NOW pada Ahad, 17 Desember 2017.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Forum Remaja Syar’I, Bermartabat dan Bertakwa (FORSMART) kabupaten Gowa di Aula kantor kementrian agama kab. Gowa sejak pukul 08.00-12.00. Sebagaimana temanya, tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai salah satu upaya untuk menyelamatkan generasi jaman now yang tengah sakit parah dalam masalah pergaulan. 

Tingginya tingkat pengidap  AIDS akibat pergaulan bebas khususnya wilayah Makassar adalah salah satu indikasinya. Penelitian yang pernah dilakukan oleh dr. Leo perwirodiharjo bahwa dari 4000 penderita AIDS di Sulawesi Selatan, 80% dari jumlah tersebut berasal dari kota Makassar. Hal ini diungkapkan oleh Andi Haerani S.Pd selaku ketua panitia dalam sambutannya  dihadapan puluhan pelajar yang hadir dalam acara tersbut.

Dr. dr. Hj. Yuyun Widaningsih, Sp.PK, M.Kes didampingi oleh moderator, Ibu Sudarmiati S.Pd. mengungkap banyak fakta bagaimana pergaulan saat ini yang kian hari semakin memprihatinkan. Seks bebas, narkoba, minuman keras, tawuran, pornoaksi dan pornografi, merajalela seiring dengan pekembangan zaman.  Remaja yang berada pada fase pencarian jati diri, sangat rentanterpengaruh terhadap hal tersebut meskipun bertentangan dengan agama dan norma-norma di masyarakat.

Dokter Yuyun melanjutkan bahwa rusaknya moral generasi ini karna adanya misi liberalisasi yang sistematis dan terorganisir yang sengaja dilakukan oleh orang-orang kafir untuk merusak moral generasi muda muslim.  Wajar jika generasi saat ini cenderung berpenampilan dan berperilaku mencontohi gaya hidup barat. Kosong dalam produktivitas, daya inovasi serta kemajuan ilmu sains dan teknologi. Misi liberalisasi tersebut berupa adanya paham liberalisme dan hedonisme yang membuat generasi berperilaku bebas dan kebablasan.

Dalam pandangan syariat Islam, tidak ada kebebasan secara mutlak sebagaimana yang diagung-agungkan oleh kaum liberal. Seluruh tindak tanduk manusia diatur sedemikian rupa dan rincinya. Bukan untuk mengekang, tapi untuk memanusiakan manusia. Memuliakan manusia. Menjaga kehormatan manusia. Menyelamatakan manusia. Tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Lanjut Dokter Yuyun.

Pada sesi tanya jawab, dokter Yuyun dalam menanggapi pertanyaan salah seorang peserta, juga menyampaikan bahwa langkah praktis yang bisa dilakukan saat ini agar terhindar dari pergaulan bebas adalah  meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah tentunya dengan banyak mempelajari agama Islam tidak harus di sekolah. Bisa juga ikut pengajian-pengajian di luar. Menjaga interaksi dengan lawan jenis apalagi pacaran.

Selain itu, sibukkanlah diri dalam kegiatan-kegiatan positif seperti rajin bermajelis ilmu menambah pemahaman agama dan belajar agar prestasi belajar semakin meningkat. Meskipun demikian, peran penting dalam persoalan ini sebenarnya adalah negara. Negaralah sebagai pengontrol untuk menutup segala akses yang bisa berpeluang merusak generasi.

Lebih lanjut, para peserta dibuat semakin larut dalam kegiatan tersebut saat persembahan puisi berjudul jalanku menuju cinta-Nya dibacakan oleh dua orang remaji anggota Remaja Smart Club (RSC) Kab. Gowa yaitu Arra dan Arini. Kemudian tak kalah mengharukannya ketika acara ditutup dengan lantunan doa yang begitu syahdu oleh Aulia yang juga merupakan anggota RSC. (rf/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version