Oleh: Andi Haerani, S. Pd
GOWA- Sekitar dua ratus lebih generasi muda(i) Kab. Gowa memadati Aula Kantor Kementrian Agama. Sejak pukul 08.00 wita hingga 12.00 mereka menghadiri acara “Temu Remaja Islam” yang dilaksanakan oleh Forum Studi Islam Remaja Cerdas dan Bertakwa (ForSmart) dan Smart With Islam Community (SWIC) Kab. Gowa.
Acara ini digelar dalam rangka ingin memperbaiki moral dan akhlak generasi kab. Gowa yang semakin tenggelam dengan pergaulan bebas. Hal tersebut sejalan dengan tema yang diusung yaitu “Remaja Islam, Anti Gaul Bebas”.
Berangkat dari anggapan bahwa menjadi remaja gaul sejatinya tak harus bebas, acara ini terlaksana. Namanya juga remaja, kecenderungan untuk selalu up to date sangat kuat. Tapi perlu diperhatikan batasan agar tak jatuh kebablasan. Hal ini sebagaimana paparan fakta remaja zaman now yang banyak disampaikan oleh Ust. Jamil Hidayat S. Pd.I., M. Pd.I. Maraknya budaya pacaran adalah bukti kekeliruan dalam penyaluran naluri mencintai. Belum lagi LGBT yang semakin eksis, dan peredaran miras serta obat-obatan terlarang yang merusak mental dan pikiran anak muda sat ini.
“Kalau dulu lem fox banyak dipakai untuk menempel ban, sekarang lem fox ditempel di hidung,” ungkap Ust. Jamil yang sempat mengundang tawa peserta.
Fakta tersebut menjadi bukti bahwa pemahaman generasi muda Islam telah berhasil dirusak budaya bebas asal barat yang memang sengaja ingin menghancurkan generasi muda Islam. Maka untuk memperbaiki pemahaman tersebut haruslah dipahamkan dengan pemahaman yang benar tentang standar perbuatan baik dan buruk.
“Berbuat itu bukan pakai asas manfaat, tapi yang sesuai dengan syariat,” ungkap pemateri kedua yakni Usta Taufik Alfarabi (Trainer Nasional dan Owner Almukarramah Tours).
Beliau menambahkan bahwa generasi saat ini harus memperbaiki pergaulannya. Bergaullah dengan teman yang mewarnai kita agar senantiasa taat pada perintah Allah dan Rasul-Nya. Tidak berdua-duaan dengan lawan jenis, menjaga interaksi dengan yang bukan mahram, menutup aurat secara syar’i bagi muslim dan muslimah dan yang paling penting mau belajar Islam.
“Jika pemenang kita identikkan dengan orang yang mau berjuang dan pendiam itu sebagai orang yang futur di jalan Allah maka, maka seorang pemenang tidak akan pernah diam, dan orang yang diam tidak akan pernah jadi pemenang” tutup Ust Taufik penuh kobaran semangat diakhir pemaparan materinya. Masyaa Allah. (rf/voa-islam.com)