View Full Version
Kamis, 13 Sep 2018

Muharram, Momentum Hijrah Kaffah Bersama Kajian Annisa Yogya

Oleh: Dini Prananingrum

Ahad 9 September 2018 Kajian Annnisa kembali hadir setiap bulannya membersamai  muslimah Yogyakarta untuk mendalami Islam dan merekatkan ukhuwah. “Muharram Momentum Hijrah Kaaffah” menjadi tema yang diangkat September ini. Dibuka dengan penuh semangat oleh Host Ustazah Annisa Widayati menghangatkan suasana serambi Masjid Gedhe Kauman yang dipenuhi kurang lebih 200 muslimah kota Yogyakarta.

Dalam menyambut bulan Muharram, tidak selayaknya kaum Muslim hanya menjadikannya sebagai rutinitas seremonial belaka, melainkan harus dijadikan momentum untuk berhijrah secara kaffah. Maka bercermin dari hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabat sudah sepantasnya dilakukan oleh kaum Muslim kini. Papar Ustazah Reni Dwi Astuti, MT membuka materi.

Rasul berdakwah di Madinah selama 13 tahun, kemudian turunlah perintah hijrah dari Makkah menuju Madinah. Peristiwa ini dijadikan tolok ukur penanggalan hijriyah yang ditetapkan pada masa khalifah Umar bin Khattab ra. Hingga kini umat Islam seluruh dunia menggunakan kalender hijriyah dalam menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya. Ungkap Ustazah Reni.  

Berpindahnya Rasulullah SAW dan para sahabatnya dari Makkah menuju Madinah adalah berpindahnya dari masyarakat jahiliyah menuju masyarakat Islam. Rasulullah berhijrah ke Madinah bukan karena kegagalan, pengusiran atau takut penganiayaan, tetapi merupakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala. Tegas Ustazah Reni.

Maka ketika seorang hijrah dari keburukan menuju kebaikan, tidak lain adalah merupakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana tersurat dalam Qur’an Surat Al Anfal 74 : “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni'mat) yang mulia”.

Selanjutnya Ustazah Reni menjelaskan makna Hijrah berdasarkan pendapat jumhur ulama, yaitu pertama, menurut al-Jurjani : hijrah adalah pindah dari daarul kufur kepada daarul Islam, kedua Ibnu Hazm: hijrah adalah taubat meninggalkan segala dosa-dosa, ketiga Ibnu Rajab al-Hanbali: hijrah adalah meninggalkan dan menjauhi keburukan untuk mencari, mencintai dan mendapatkan kebaikan.

Namun dalam kondisi saat ini kaum Muslimin belum ada perintah untuk hijrah secara fisik, dari satu tempat ke tempat yang lain (masyarakat Islam). Kewajiban hijrah untuk kaum Muslim saat ini adalah hijrah secara maknawi. Sambung Ustazah Reni.

Kemudian Ustazah Reni memaparkan Hijrah secara maknawi yaitu  :

  1. Hijrah i’tiqadiyah (hijrah keyakinan), dari keyakinan yang keliru menuju keyakinan yang benar. Beliau mencontohkan, seorang muslimah yang sudah menutup aurat dengan sempurna tapi ternyata masih menyakini ada yang lebih hebat dari sang pemberi rizki Allah subhanahu wa ta’ala, dengan ikutan ‘merogoh-rogoh’ patung budha di Candi Borobudur demi mengharapkan keberuntungan. Ini berarti keyakinannya sudah rusak atau keliru.

 

  1. Hijrah fikriyah, dari pemikiran yang kufur (tidak islami) menuju pemikiran yang islami. Jangan sampai sudah bolak-balik berhaji namun ternyata masih sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) dengan mengambil riba. Ataupun terjangkit pluralisme (paham yang mengajarkan semua agama sama, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah). Dua paham ini adalah pemikiran fasad yang harus ditinggalkan, hijrahlah mengambil Islam sebagai pemikiran yang benar. Jelas Ustazah Reni.

 

  1. Hijrah Sulukiyah , yaitu dari perilaku maksiat menuju perilaku taat. Meninggalkan muamalah ribawi, budaya suap-menyuap, korupsi, menipu, berbisnis barang yang haram semisal minuman keras, membuka aurat, berbuat zalim terhadap sesama Muslim, mempersekusi dakwah, dll. Beralih pada perilaku islami. Giat beribadah, mencari rezeki yang halal, menutup aurat, beramar makruf nahi mungkar, dsb. Ini adalah perkara yang wajib dilakukan bagi setiap muslim, pesan Ustazah Reni.

 

Menyambung hal tersebut, Ustazah Reni mengingatkan para muslimah yang hadir untuk bersegera meninggalkan segala keburukan dan hijrah pada kebaikan secara totalitas. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :“Bersegeralah kalian menuju ampunan Tuhan kalian dan surga seluas langit dan bumi yang disiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.“ (TQS Ali Imran [3]: 133).

Beliau juga memberikan beberapa tips agar tetap istiqomah dalam berhijrah kaffah, yaitu pertama dan utama jangan pernah berhenti ‘ngaji’, menuntut ilmu Islam sebanyak-banyaknya dan senantiasa meluruskan niat hijrah karena Allah. Kedua, amalkan ilmu yang sudah didapat. Ketiga, hijrah ke tempat yang baru, karena lingkungan sangat mewarnai kebiasaan perilaku dan pola berpikir kita. Maka agar perilaku kita baik dan sesuai dengan Islam, carilah lingkungan yang mendukung hal itu. Keempat, bergabung dalam komunitas taat, karena berkumpul dengan orang-orang sholih akan senantiasa mengingatkan pada kebaikan dan taat pada syariat Allah.

Maka sudahkah kita berniat untuk hijrah dengan menerapkan Islam kaffah dalam setiap sendi kehidupan kita? Memperjuangkan tempat untuk hijrah sebagaimana hijrahnya Rasulullah? Berhijrah dari segala kemaksiatan yang dilarang Allah? Tanya Ustazah Reni mengakhiri materi kajian.

Di penghujung acara, Host Ustazah Annisa Widayati yang merupakan mantan penyiar TV nasional yang kini telah hijrah menjadi ‘Motivator Hijrah Ideologis’, menyemangati para jama’ah untuk mengikuti home coaching (kajian rumahan) sepekan sekali. Untuk menjaga para muslimah agar tetap taat dan istiqamah berhijrah kaffah.

Wallahua’lam Bishowab


latestnews

View Full Version