View Full Version
Senin, 29 Sep 2014

'Inab: Kenikmatan di Dunia dan Syurga

‘Inab atau anggur adalah salah satu dari tiga jenis buah-buahan yang disebutkan sebagai “raja buah”: anggur, tien, dan kurma. Di samping manis, anggur memang banyak khasiatnya, sebagai bahan makanan maupun obat.  

Habib bin Yasar, seperti diriwayatkan Ibnu Abbas, menceritakan, “Aku pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyantap anggur dengan kulitnya.” Ada juga riwayat lain yang menyebutkan, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam suka menyantap anggur dan semangka.” Tapi, Abu Ja’far Al-Aqibli meragukan keshahihan hadits tersebut.

Namun, yang jelas, Allah telah menyebut-nyebut anggur enam kali dalam Al-Quran, berkaitan dengan sejumlah kenikmatan bagi hamba-Nya, baik di dunia maupun di surga kelak. Anggur, menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (Metode Pengobatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam – Griya Ilmu), termasuk buah-buahan yang terbaik bagi kesehatan dan paling banyak kegunaannya untuk mengobati penyakit. Baik yang putih maupun merah, yang segar maupun sudah kering, dan yang sudah masak maupun yang masih mengkal….

Kalau ada pilihan, sebaiknya memilih buah anggur yang banyak mengandung air. Anggur putih lebih baik dari yang hitam – asal sama manisnya. Buah yang sudah diangin-anginkan antara dua hingga hari lebih baik daripada yang baru dipetik. Dan memakan buah yang digantung terlebih dahulu, sehingga kulitnya mengeriput, konon lebih menyehatkan: nilai gizinya lebih tinggi, sehingga dapat memperkuat tubuh.

Memakan buah anggur, dengan membuang bijinya, dapat memperlancar buang air besar. Bagi yang merasa kekurangan berat badan, dianjurkan memakan buah anggur secukupnya. Tapi awas! jangan terlalu banyak, karena dapat membuat sakit kepala.

Pohon anggur, yaitu batang dan daunnya, juga berkhasiat untuk obat. Bila ditumbuk dan ditorehkan pada bagian kening dan leher, dapat meredakan sakit kepala, menurunkan panas, dan menyembuhkan radang. Juga, bila dibalurkan di bagian perut, dapat menyembuhkan bengkak dan radang lambung.

Sementara, meminum air perasan dari tumbukan batang anggur, dapat mencegah muntah dan memperkuat otot perut. Sedangkan air perasan tumbukan daunnya dapat mengobati penyakit mag serta memperlancar sirkulasi darah. Satu lagi, dengan hanya mengunyah-ngunyah daun anggur, tubuh kita akan terasa lebih segar dan bugar.

Getah pohon anggur juga berkhasiat. Bila diminum, bisa mengeluarkan batu ginjal. Kalau dibalurkan ke kulit (yang telah dibersihkan lebih dulu dengan air jeruk), dapat menyembuhkan penyakit gata-gatal, kudis bernanah, dan sejenisnya. Getah anggur yang dicampur dengan minyak zaitun, lalu dibalurkan ke bagian tubuh tertentu, dapat menghilangkan rambut atau bulu yang tak dikehendaki.

Begitulah, saking banyak khasiatnya, pohon dan buah anggur disebut oleh orang Arab sebagai habalah atau karam. Namun sebutan yang terakhir itu, karam, dimakruhkan. Menurut sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kalian menyebut karam untuk anggur. Karena karam, atau kemuliaan, itu adalah lelaki muslim.” Dalam riwayat lain, Nabi bersabda, “Janganlah kalian menyebut karam. Katakan saja ‘inab atau habalah.”

Hasil olahan buah anggur, yang berupa minuman, jelas diharamkan – disebut sebagai “raja kejahatan”: dilarang diminum dan untuk obat. Tapi hasil olahan yang berbentuk kismis, zabib, merupakan manisan yang bergizi dan berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit; antara lain sakit paru-paru, batuk, ginjal, kandung kencing. Kalau dimakan dengan bijinya, dapat menyehatkan lambung, limpa, dan lever.

Beberapa periwayat hadits menyebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa kismis adalah makanan terbaik, karena dapat mengharumkan mulut dan menghilangkan dahak. Disebutkan juga, kismis dapat menghilangkan lelah, memperkuat syaraf, dan meredakan kemarahan. Namun hadits-hadits tersebut tidak termasuk yang shahih.

Menurut Az-Zuhri, kismis dapat memperkuat hafalan seseorang, seperti dikatakannya, “Barang siapa yang ingin menghafal hadits, hendaknya ia makan kismis.” Wallahu’alam! (may/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version