View Full Version
Kamis, 07 May 2015

Voa Islamic Heath (20): Ini Dia Tiga Jurus Pengusir Stres

Sahabat VOA-Islam...

Stres itu destruktif. Kata Cooper, penulis Antioxidant Revolution, stres dapat meningkatkan pembentukan molekul “pemberontak”, radikal bebas. Banyaknya radikal bebas selanjutnya akan berdampak pada melemahnya sistem pertahanan tubuh, memancing munculnya beragam penyakit, tidak hanya yang ringan tapi juga berat. Mungkin kenyataan ini dapat menjelaskan, mengapa serangan jantung dapat terjadi pada orang yang belum pernah mengalami gejala penyakit jantung dan tidak mempunyai faktor-faktor risiko koroner utama, seperti merokok, kadar kolesterol tinggi, hipertensi, atau kegemukan, tetapi kerap stres.

Bagi kaum pria, stres merupakan penyebab psikologis yang sering menimbulkan keadaan disfungsi seksual, khususnya disfungsi ereksi. Disfungi ereksi dapat diartikan ketidakmampuan pria untuk berereksi sehingga kepuasan seksual sulit dicapai.

Sementara dampak negatifnya pada ibu hamil, berisiko melahirkan bayi autis. Simpulan tersebut didapat setelah para ahli dari Ohio State University menganalisa hasil survei yang dilakukan pada 188 orangtua yang anaknya autis, 92 orangtua dari anak penderita sindrom Down, dan 122 orangtua yang melahirkan anak sehat.

Selain karena problem keluarga atau masalah pribadi lainnya, stres juga bisa terjadi sebab kebiasaan rutin, termasuk pola tidur tidak teratur dan beban kerja yang tinggi

Para orangtua, utamanya ibu, diminta mengisahkan pengalamannya saat mereka hamil. Diketahui, kebanyakan ibu dari anak autis merasakan stres yang berat ketika itu. Situasi tersebut umumnya terjadi waktu usia kehamilan 24 hingga 28 minggu. Menurut David Beversdorf, ‘sang komandan’ riset, saat terjadinya stres ini berkaitan dengan sebuah periode penting dalam perkembangan cerebellum janin. Cerebellum adalah bagian sistem saraf pusat yang terdapat di belakang-bawah otak besar, diatas jembatan Varol (pons varoli) serta bilik otak keempat, yang pada anak autis secara struktural menunjukkan adanya perbedaan dibanding anak lainnya.

 

Tiga Jurus

Selain karena problem keluarga atau masalah pribadi lainnya, stres juga bisa terjadi sebab kebiasaan rutin, termasuk pola tidur tidak teratur dan beban kerja yang tinggi. Agar dampak buruknya dapat diantisipasi, 3jurus berikut bisa Anda coba lakukan mulai sekarang :

Pertama, rajin berdo’a dan berdzikir.

"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati-hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir (mengingat) kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan berdzikir (mengingat) kepada Allah-lah, hati akan menjadi tenteram". [ar Ra'd / 13 : 28].

Selain bisa jadi sarana untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Maha Pencipta, Allah SWT, serta menambah tabungan pahala, dzikir dan do’a ternyata juga mampu mengganyang stres. Guru Besar Tetap FKUI, Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, menunjuk hasil dua studi epidemiologi yang dilakukan Lindenthal (1970) dan Star (1971) sebagai salah satu buktinya. Disebutkannya, penduduk yang religius beribadah, berdoa dan berzikir, risiko mengalami stres, cemas dan depresi jauh lebih kecil daripada mereka yang tidak religius dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, jalan kaki.

Islam merupakan agama yang diantaranya menganjurkan ummatnya untuk suka berjalan kaki. Hadits berikut bisa dijadikan salah satu buktinya,

dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat?” 

Para sahabat berkata, “Tentu, wahai Rasulullah”,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menyempurnakan wudhu pada saat-saat yang tidak disukai (seperti disaat dingin), banyak melangkahkan kakinya menuju ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, itulah yang namanya ribath (mencurahkan diri dalam ketaatan)”.[HR. Muslim : 251]

Asiknya, disamping gelimang pahala yang dijanjikan, dengan kasih sayangnya, diam-diam  Allah SWT menyelipkan hikmah kesehatan dibaliknya, khususnya dalam kaitan dengan stres.

Ketika Anda dilanda stres, tekanan darah meninggi, denyut jantung meningkat, dan “serombongan” hormon stres berbondong-bondong keluar dari “sarang”-nya, kata Susan Johnson, direktur Pendidikan Lanjut pada the Cooper Institute for Aerobics Research di Dallas. Jalan kaki akan memancing otak memproduksi beta-endorphins yang sanggup menghalangi keluarnya hormon tersebut, membantu menendang stres, melindungi anda dari akibat negatif yang biasa dicetuskannya.

Menurut Dr. Reed Moskowitz, penulis Your Healing Mind, kehidupan seksual yang sehat dapat berdampak positif pada situasi fisik dan psikis seseorang, mengatasi stres dan dampak ikutannya

Ketiga, berhubungan intim.

Dari Abi Dzar radhiyallahu ‘anhu  bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

”Dan di dalam kemaluan salah seorang di antara kalian adalah sedekah.” -

Maksudnya dalam jima’nya (hubungan intim) terhadap istrinya. Maka mereka (Sahabat) berkata:

”Wahai Rasulullah! Apakah salah seorang di antara kami mendatangi keluarganya (menunaikan syahwatnya/jima’) dan dia mendapatkan pahala?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Bukankah apabila dia menunaikannya (jima’) di tempat yang haram dia akan mendapatkan dosa?” Maka demikian juga seandainya dia menunaikannya di tempat yang halal (istrinya) maka dia akan mendapatkan pahala.”(HR. Muslim)

Menurut Dr. Reed Moskowitz, penulis Your Healing Mind, kehidupan seksual yang sehat dapat berdampak positif pada situasi fisik dan psikis seseorang, mengatasi stres dan dampak ikutannya.

Dijelaskannya, setelah berhubungan badan, endorphine, morfin alami tubuh pembuat senang dan tenang, akan dilepas. Hal mana akan membuat sistem kelenjar dan otot menjadi relaks, yang berarti juga memberi kesempatan padanya untuk memperbaharui diri, termasuk mereparasi situasi stres dan menahan akibat buruk yang biasa ditimbulkannya. Wallahu ‘alam. [syahid/voa-islam.com]

Yuga Pramita (Penulis Buku "Ayat-Ayat Sehat” dan “Diet Islami”)


latestnews

View Full Version