View Full Version
Selasa, 25 Oct 2016

Benarkah Tubuh Kita Membutuhkan 8 Gelas Air Per Hari?

Pakem yang sering kita terima tentang kebutuhan cairan dalam tubuh selama ini adalah 8 gelas air mineral dalam sehari. Berbagai teori dikemukakan mengapa harus 8 gelas atau setara dengan sekitar 2 liter. Ada juga yang dihitung dengan berat tubuh dan sebagainya. Minum pun harus terjadwal agar jumlah 8 gelas ini bisa dipatuhi.

Penelitian yang dikoordinir oleh Monash University ini untuk pertama kalinya menemukan mekanisme yang mengatur asupan cairan dalam tubuh manusia agar tidak berlebihan. Karena bila berlebihan jumlah air yang kita minum, cairan itu malah berubah menjadi racun yang fatal. Studi ini mematahkan pakem yang terlanjur populer bahwa tubuh kita membutuhkan 8 gelas air per hari.

Dalam studi yang dimuat oleh sciencedaily ini juga diketahui bahwa ‘kesulitan menelan’ diaktifkan secara otomatis oleh otak setelah sejumlah tertentu cairan dikonsumsi. Hal ini demi mempertahankan jumlah cairan yang memang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh kita.

“Jika kita memberikan sebatas apa yang dibutuhkan oleh tubuh, maka tubuh kita akan baik-baik saja. Jadi minumlah saat merasa haus daripada harus patuh pada jadwal,” kata Michael Farrel, Associate profesor dari Monash Biomedicine Discovery Institute.

Penelitian ini melibatkan relawan yang diberi dua kondisi. Pertama mereka minum setelah melakukan aktivitas olahraga dan merasa haus. Yang kedua mereka ‘dipaksa’ minum sejumlah air. Hasilnya adalah mereka yang ‘dipaksa’ minum membutuhkan tiga kali usaha lebih untuk menghabiskan sejumlah air tersebut.

...bila berlebihan jumlah air yang kita minum, cairan itu malah berubah menjadi racun yang fatal. Studi ini mematahkan pakem yang terlanjur populer bahwa tubuh kita membutuhkan 8 gelas air per hari...

“Ini pertama kalinya kami menemukan fakta bahwa menelan atau meneguk air benar-benar membutuhkan upaya yang keras setelah mencapai jumlah tertentu. Semacam ada perjuangan yang sangat agar air yang dijadwalkan untuk diminum itu bisa masuk ke dalam tubuh,” ujar Profesor Farrel.

“Ini sesuai dengan gagasan kami bahwa gerakan reflek dalam meneguk air menjadi terhambat saat sejumlah air sudah diminum,” lanjutnya.

Penelitian ini dilengkapi dengan alat yang bernama FMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging) untuk mengukur aktivitas otak di berbagai bagiannya, khususnya fokus pada periode singkat sebelum menelan.

Lebih jauh dijelaskan bahwa minum air yang berlebihan bisa membahayakan tubuh. Bahaya ini berupa keracunan air atau hyponatremia yaitu ketika level vital sodium pada darah berpotensi menjadi sangat rendah. Gejalanya bisa berupa rasa lesu, mual, kejang dan pingsan hingga koma.

Penelitian ini diterbitkan online di Proceedings of the National Academy of Sciences yang merupakan kolaborasi dengan Florey Institute of Neuroscience and Mental Health, University of Melbourne and Baker IDI & Diabetes Heart Institute. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version