View Full Version
Jum'at, 16 Mar 2018

Usia Menua, Produktivitas Tetap Terjaga

SEMARANG (voa-islam.com)--Di negara berkembang, peningkatan usia harapan hidup menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia termasuk negara tersebut.

"Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia meningkat. Dari usia 68.6 tahun di usia 2004. 10 tahun kemudian, UHH menjadi 72 tahun. Diperkirakan, tahun 2025 akan ada lansia yang berjumlah 33.7 juta jiwa," kata DR. dr. Setyo Trisnadi, SH, Sp.Onk dalam seminar penatalaksanaan pasien geriatri dari bidang medis klinis, rehabilitatif, nutrisi dan kesehatan jiwa di RSI Sultan Agung Semarang, Jawa Tengah belum lama ini.

Bertambah banyaknya jumlah lansia, bisa menjadi beban bagi pemerintah. Yang diperlukan pemerintah, lanjut dr Setyo adalah upaya pemeliharaan kesehatan agar mereka tetap produktif secara sosial ekonomi.

"Sebaiknya ada payung hukum bagi pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi lansia. Tugas berikutnya adalah menyediakan SDM yang kompeten untuk merawat lansia," ujarnya.

Dari sisi medis, dokter spesialis penyakit dalam RSI Sultan Agung, Dwi Ngestiningsih mendefinisikan lansia dikelompokkan sebagai pasien geriatri. "Seseorang dikatakan geriatri jika usianya melebihi 60 tahun dan memiliki riwayat lebih dari satu penyakit," ujarnya.

Bagi Dwi, gizi memegang peranan penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari lansia. Dwi mencontohkan, seorang lansia yang alami penurunan aktivitas. Dianggapnya hal itu karena faktor usia. "Padahal jika ditunjang dengan gizi yang baik, bisa jadi lansia tersebut bisa beraktivtas normal," ujarnya.

Seorang ahli rehabilitasi medik, menurut dokter spesialis rehabilitasi medik, Ika Rosdiana juga perlu dilibatkan untuk memaksimalkan aktivitas sehari-hari seorang lansia.

"Pemeriksaan kesehatan juga harus didukung dengan rehabilitasi medik yang memadai. Gunanya mencegah kecacatan, penurunan fungsi organ tubuh," katanya.* [Ril/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version