View Full Version
Ahad, 19 May 2019

Hidup Sehat Ala Rasulullah Saat Berpuasa, Bagaimanakah?

 

Oleh: dr Rahma Ayu Larasati, M. Biomed

Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling membahagiakan bagi kaum Muslimin. Pada bulan ini, seluruh umat Islam berkewajiban menjalankan puasa. Dalam dunia kedokteran puasa memiliki banyak keuntungan bagi kesehatan, jika dijalani dengan aturan yang benar. Tidak sedikit saat berpuasa kita malah mengalami sakit karena pola makan yang tidak benar.

Sering dari kita malas makan sahur dan makan berlebih saat berpuasa. Hal ini mengakibatkan gangguan di saluran pencernaan. Lalu bagaimanakah cara berpuasa yang menunjang kesehatan. Mari kita sama – sama memperhatikan pola hidup Rasulullah SAW. Seperti kita ketahui, Rasulullah merupakan suri tauladan untuk seluruh alam, sebagaimana disebutkan dalam Al Quran:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21). 

Rasulullah dikenal sebagai manusia yang kuat dan sehat. Menurut kitab – kitab hadist, Rasulullah hanya mengalami sakit dua kali dalam hidupnya. Selain itu, ketika Kaisar Romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah, ternyata selama satu tahun, dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit disana. Bagaimana rahasianya? Ternyata kuncinya adalah pola makan Rasulullah SAW.

Mengapa pola makan? Karena seperti bunyi hadist berikut  “Sumber daripada penyakit adalah perut . Perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu adalah (salah satu) obat. (H.R. Muslim). Sejalan dengan hadist tersebut, Seorang ilmuwan dari Jepang bernama Hiromi Shinya, MD melakukan penelitian pada orang – orang tertua di jepang yang berumur diatas 100 tahun. Semuanya memiliki kesamaan yaitu mempunyai keadaan usus yang baik.

Salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan stamina saat berpuasa adalah membersihkan usus kita. Berikut beberapa adab dan kebiasaan Rasulullah SAW dalam menjaga kesehatan :

  1. Air Putih dan Madu

Saat Sahur,  Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam membuka menu sarapannya dengan segelas air putih yang dicampur dengan sesendok madu asli. Minuman ini dapat menguatkan lambung untuk siap menerima nutrisi.  Madu diketahui dapat bekerja sebagai antibakteri dan dapat menstimulasi kerja enzim. Selain itu, madu juga dapat bekerja sebagai obat infeksi saluran pernapasan. Mekanisme kerjanya sama seperti dekstrometorphan (obat batuk)

  1. Makan sayur dan buah

Rasulullah sering memakan sayur dan buah – buahan. Bahkan beliau menghabiskan sayur – sayuran terlebih dahulu setiap makan, kemudian dilanjutkan dengan jenis makanan lain. Rasulullah menyukai kurma, anggur, buah delima, zaitun, dan labu. WHO mengatakan kandungan serat, vitamin dan mineral dalam sayur dan buah dapat mencegah hampir semua penyebab kematian terbesar; yaitu penyakit jantung, pembuluh darah, diabetes melitus dan kanker.

  1. Rasulullah SAW tidak langsung tidur setelah makan

Rasulullah tidak langsung tidur setelah makan malam dan sahur. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya bisa juga dengan shalat. Rasulullah SAW bersabda,”Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras.”(HR Abu Nu’aim dari Aisyah r.a.)

Tidak Tidur setelah Sahur dan melakukan ibadah setelah Subuh, bukan hanya menambah pahala namun juga baik bagi tubuh. Para ahli kesehatan mengatakan jika tidur setelah makan sahur maka ada makanan di lambung yang tidak tercerna dengan baik dan akan mengalami proses fermentasi dan pada gilirannya akan berdampak pada kesehatan liver atau hati.

  1. Makan secukupnya

"Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah/bejana yang lebih buruk dari perutnya, sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup meneguhkan tulang rusuknya. Kalaupun dia harus mengisinya, maka 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minuman, dan 1/3 untuk bernafas." (H.R. Muslim, Tirmidzi dan Ibn Majah) 

Rasulullah mengajarkan kita untuk makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang. Namun, banyak orang salah membedakan dengan ‘makan secukupnya’ dengan ‘makan terbatas’ atau dalam dunia gizi disebut dengan calorie restriction. Di dunia barat misalnya, model dan aktris membatasi diet mereka dengan hanya makan 1000 – 1200 kalori/ hari. Padahal hal tersebut dapat berpengaruh pada menurunnya daya berpikir bahkan timbulnya depresi. Namun Rasulullah mengajarkan kita untuk ‘listen to our body’ ketika lapar maka makanlah, lalu saat laparnya hilang maka berhentilah.

  1. Makan pelan – pelan

Makan perlahan dengan suapan kecil lalu dikunyah dengan baik. Contoh yang satu ini sangat sederhana, namun efeknya luar biasa. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian tahun 2014 dengan membandingkan orang yang makan es krim dengan cepat (5 menit) dengan orang yang menghabiskannya perlahan (30 menit). Ternyata, orang yang menghabiskan perlahan merasa lebih puas dan kenyang lebih lama.

Demikianlah pola hidup sehat ala Rasulullah. Sebagai umat Muslim yang memiliki contoh dari manusia terbaik, harusnya kita menjadi generasi yang sehat dan kuat. Dengan mengikuti pola makan ala Rasulullah saat berpuasa, InsyaAllah kita dapat beribadah dengan lebih nikmat dan khusyuk. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version