NEW YORK (voa-islam.com) - Sebuah studi baru-baru ini telah menyimpulkan bahwa paparan polusi udara, khususnya selama 10 tahun pertama kehidupan, dapat memainkan peran penting dalam pengembangan gangguan kejiwaan. Namun, tidak semua orang yakin dengan data tersebut.
Studi ini, yang muncul dalam PLOS Biology, menggunakan data dari Amerika Serikat dan Denmark untuk mengungkap kemungkinan hubungan antara polusi lingkungan dan gangguan kejiwaan.
Penelitian terbaru menemukan bahwa tingkat gangguan bipolar dan depresi lebih tinggi di antara mereka yang tinggal di daerah dengan kualitas udara yang buruk.
Para peneliti juga menyimpulkan bahwa orang Denmark yang tinggal di daerah yang tercemar selama dekade pertama kehidupan mereka lebih dari dua kali lipat memiliki kelainan kepribadian dan skizofrenia.
Dengan kesehatan mental yang menjadi sorotan, para peneliti tertarik untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi apakah seseorang mengembangkan penyakit kejiwaan atau tidak.
Ada banyak penyebab potensial, termasuk genetika serta pengalaman hidup, sehingga tidak mungkin untuk mengecualikan faktor lingkungan.
Dalam studi baru ini, tim melihat lebih dekat pada bagaimana faktor lingkungan tertentu - polusi udara - mempengaruhi otak dan kemungkinan gangguan kejiwaan.
Untuk mencapai kesimpulan mereka, para peneliti menarik dari dua dataset besar. Informasi polusi untuk AS berasal dari pengukuran kualitas udara Environmental Protection Agency (EPA), sedangkan untuk Denmark, para peneliti mengamati daftar polusi nasional.
EPA melacak 87 pengukuran kualitas udara yang berbeda. Meskipun register polusi Denmark memonitor lebih sedikit pengukuran, mereka memiliki resolusi spasial yang lebih tinggi.
Tim kemudian melihat data perawatan kesehatan. Untuk AS, mereka mengakses database asuransi kesehatan yang mencakup klaim bahwa lebih dari 151 juta orang dibuat antara 2003 dan 2013.
Untuk Denmark, mereka menggunakan data untuk semua penduduk yang lahir di negara itu antara 1979 dan 2002 dan tinggal di Denmark pada ulang tahun ke 10 mereka.[medicalnews/fq/voa-islam.com]