SINGAPURA (voa-islam.com) – Direktur eksekutif Pusat Penyakit Menular Nasional (NCID) Leo Yee Sin menyatakan, gejala virus corona ringan hampir sama dengan virus pernapasan lainnya. Pada titik tersebut, faktor klinis menjadi tidak spesifik.
“Dan sangat halus seperti sedikit sakit tenggorokan, sedikit batuk,” kata Leo seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (11/2).
Menurut dia, hal tersebut merupakan manifestasi umum dari semua virus pernapasan. Utamanya yang menyebabkan penyakit pernapasan akut.
Sejauh ini di Singapura setidaknya ada 45 kasus yang terindentifikasi virus corona pada Senin (10/2). Delapan dari korban terdampak itu sempat mengunjungi dokter dua atau tiga kali sebelum dinyatakan positif corona.
"Jadi hanya dengan indikator klinis ini, kami tidak dapat memastikan apakah ini corona virus atau satu dari ribuan virus berbeda di luar sana yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan akut," tambah Leo.
Sambung dia, pola virus corona dinilai ringan pada awalnya, meski sulit membedakan corona dengan virus lain. Namun, Leo menegaskan, virus itu akan berubah pada pekan kedua.
"Penyakit ini cenderung bergerak sangat lambat selama pekan pertama. Sedangkan pada pekan kedua, Anda dapat melihat laju perkembangan penyakit yang jauh lebih cepat, dan sebagian besar manifestasi paru-paru akan muncul sekitar periode itu," tegas dia.
Menurut pemaparan Leo, hal tersebut bisa menjadi alasan mengapa pasien kritis akibat corona meningkat drastis. Dia menambahkan, kasus paling parah saat ini adalah terbatas pada penyakit paru-paru dan pneumonia.
“Seiring perkembangan penyakit, Anda akan melihat kasus yang lebih parah,” katanya.
Ketika ditanya definisi dan kemungkinan orang yang berpotensi terinfeksi meluas Leo menampiknya. Sebab, hingga kini menurut dia, penularan penyakit dan definisi kasus masih kerap kali berubah.
“Banyak hal berkembang, kami merespons perubahan untuk membuat sistem lebih baik,"katanya.
Lebih lanjut, Menteri Kesehatan Singapura, Gan Kim Yong menuturkan, saat ini pihaknya sedang memperluas definisi dari berbagai kasus corona baru. Oleh sebab itu, pihaknya mengklaim lebih proaktif berhubungan dengan China.
“Ketika mereka menderita pneumonia, saya ingin tahu apakah ini coronavirus yang baru atau bukan,” kata Yong. [syahid/voa-islam.com]
sumber: republika.co.id