JENEWA, SWISS (voa-islam.com) - Negara-negara di dunia kembali waspada karena para ilmuan menemukan mutasi virus Covid-19 baru yang disebut BA.2.86 dan dijuluki Pirola.
Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan BA.2.86 sebagai varian Covid-19 yang masih dalam pemantauan.
Hingga kini, varian tersebut telah ditemukan di empat negara. Pertama ditemukan akhir pekan lalu oleh ilmuwan Israel, kemudian Denmark. Dua laporan lainnya datang dari Amerika Serikat dan Inggris.
Tiga kasus di Denmark terjadi pada orang-orang di berbagai negara bagian yang tampaknya tidak melakukan kontak satu sama lain.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan bahwa fakta penemuan kasus di empat negara berbeda pada orang tanpa riwayat perjalanan baru-baru ini, menunjukkan virus mengalami penyebaran yang begitu cepat.
"Mereka muncul baru-baru ini dan menyebar dengan cepat," ungkap badan tersebut, seperti dimuat Nine News pada Ahad (20/8).
Sementara itu, para peneliti di University of Michigan, laboratorium yang menemukan kasus Pirola di AS, tidak memberikan informasi tentang pasien asalnya.
Mereka hanya mengatakan bahwa kasus tersebut sedang diselidiki oleh departemen kesehatan terkait.
Menurut Dr Jesse Bloom, yang mempelajari evolusi virus di Pusat Kanker Fred Hutchinson di Seattle, Pirola memiliki lebih dari 30 perubahan asam amino hampir sama dengan subvarian BA.2 Omicron.
"Varian baru memiliki ukuran yang sebanding dengan yang varian awal yang memunculkan Omicron," ungkap Bloom.
Sejalan dengan Bloom, peneliti senior di Statens Serum Institut, Morten Rasmussen juga menilai varian Pirola sangat tidak biasa karena kemunculannya mirip dengan saat Omicron muncul. (RMOL)