Hidayatullah.com--Pemimpin Partai Demokratik Liberal Vladimir Zhirinovsky mendesek pelaksanaan poligami guna menambah penduduk Rusia selepas kejatuhan Uni Soviet.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan di Parlemen, Zhirinovsky, mendesak pemerintah mensahkan poligami dan memberi 100,000 rubel (S $ 4.865) bagi setiap kelahiran pertama. “Dengan bayaran seperti itu, saya jamin separuh dari wanita yang merancang pengguguran akan berubah pikiran,” katanya.
"Jika kita membantu lima persen (dari pasangan ini) kita akan memiliki tambahan sekitar 200.000 kelahiran per tahun," tambahnya.
Sekarang ini negara bagian Rusia membayar ibu sebesar 7.000 euro untuk setiap kelahiran kedua. Zhirinovsky juga mengatakan, kalangan laki-laki sebaiknya diberi kesempatan untuk menikah dua kali, dan bahwa negara bagian sebaiknya menyediakan bantuan istimewa untuk enam juta pasangan tanpa anak di negara itu.
Menurut Zhirinovsky, di Rusia 30% dari anak-anak lahir di luar nikah. "Jika seorang laki-laki diperbolehkan mendaftarkan perkawinan dengan wanita kedua, yang melahirkan anak (dan) tanpa pembubaran perkawinan dengan istri pertama, yang mana ia hormati dan ingin membubarkan keluarga, maka kita berikan dia tanggung jawab untuk keluarga kedua."
Pria yang juga wakil Ketua Majelis Rendah Parlemen Rusia (Duma), merujuk sebuah kasus, di mana ada perkawinan pertama seorang laki-laki yang tidak lagi hidup, tapi untuk mendaftarkan perkawinan kedua dilarang. Menurutnya, semestinya perkawinannya yang kedua disahkan.
Sebagaimana diketahui, populasi penduduk Rusia jatuh secara tiba-tiba setelah keruntuhan Komunisme tahun 1991. Dari sekitar 148 juta orang turun sekitar 142 juta pada hari ini karena berbagai faktor termasuk kesukaran ekonomi dan laju alkohol yang terlampau tinggi di negeri itu.
Menurut catatan, diperkirakan ada sekitar 300 ribu anak di luar pernikahan, sementara jumlah populasi wanita jauh lebih banyak dibanding laki-laki. Wanita Rusia lebih banyak 10 juta jiwa dibanding jumlah lelakinya.
"Poligami menjadi hal yang mau tak mau harus dilakukan, bukan sekedar di Chechnya atau di wilayah Kaukasus lainnya, tetapi juga di seluruh Rusia," kata Zhirinovsky.
Vice Presiden, Mercury Capital Trust, Ltd, Jeanne Nemcova, sebuah perusahaan manajemen di Rusia juga mengusulkan hal serupa. Menurutnya, poligami akan sangat membantu para wanita Rusia. Apalagi menurutnya, sudah umum di Rusia bahwa para pria suka memelihara gundik. Menurut Nemcova, jika dizinkan bagi para pria menikah kedua, mungkin tak akan terpikir lagi berbuat serong.
Usul poligami ini memang bukan pertama, tahun lalu, Zhirinovsky telah sering mengkampanyekan hal serupa.
Sebelumnya, peneliti pada organisasi HAM di Chechnya, Nurdi Nokhacev, menyatakan poligami dapat menjadi solusi atas masalah demografi, tak hanya di Chechnya, bahkan sebagai alternatif di seluruh Rusia di mana sering mengeluh menurunnya angka populasi.
Dilaporkan, Presiden Rusia Dmitry Medvedev tertarik usul tersebut dan menyuruh menterinya mempelajari. [ap/cnobbi/stt/www.hidayatullah.com]