Hidayatullah.com--Puluhan ribu rakyat sipil Afghanistan berbondong-bondong meninggalkan wilayah tengah Provinsi Helmand, di mana Inggris dan Amerika Serikat akan melancarkan salah satu serangan militer terbesar tahun ini.
Evakuasi besar-besaran penduduk kota Marjah dan sekitarnya, akan memberikan peluang lebih besar bagi komandan pasukan sekutu untuk menembakkan rudal-rudal dari udara ke darat, yang di masa lalu menyebabkan tewasnya rakyat sipil dalam jumlah besar.
Para jenderal AS tidak seperti biasanya mau membuka rencana mereka, yang akan melancarkan serangan besar atas sebuah kota dekat ibukota Propinsi Helmand, Lashkar Gah.
Larry Nicholson, komandan Pasukan Ekspedisi Marinir Kedua, yang akan memimpin serangan mengatakan, ia tidak "mencari pertarungan yang adil."
Marjah dianggap sebagai benteng kedua kekuatan Taliban dan jaringan perdagangan narkoba. Sekutu bertekad menghancurkan mereka dengan dalih "melindungi" penduduk sipil setempat.
Abdul Salam yang memiliki 14 keluarga besar di wilayah Marjah mengatakan, desanya hampir kosong karena sebagian besar warga telah meninggalkan Lashkar Gah, Kandahar dan Herat.
"Mereka hanya membawa perhiasan dan barang-barang berharga yang kecil, dan lainnya mereka tinggalkan," ujarnya.
Namun, sebagian warga masih ada yang tinggal, karena mereka tidak memiliki biaya untuk keluar dari desanya.
"Orang-orang tahu, mereka tidak mungkin melindungi semuanya, dan mereka lebih memilih menyelamatkan diri daripada rumah mereka. Warga tidak dapat melindungi negara mereka dari kaum kafir, maka mana mungkin kami dapat melindungi rumah-rumah kami?"
Rencana melawan para pejuang Taliban yang digagas Stanley McChrystal, komandan AS yang memimpin seluruh pasukan NATO di Afghanistan, menyatakan akan melindungi warga sipil.
Namun seorang penduduk Marjah berusia paruh baya yang dihubungi lewat telepon--yang tidak mau menyebutkan nama-- mengatakan, ia telah mengungsikan keluarganya satu pekan lalu karena khawatir akan terjadi "serangan paling buruk yang pernah ada."
"Selalu saja ketika mereka menyerbu sebuah desa, pasukan asing itu tidak pernah mempedulikan korban warga sipil sama sekali. Jika serangan usai, korban anak-anak dan wanita yang tewas akan diumumkan sebagai kematian pasukan Taliban." katanya.
Seorang jurubicara International Security Assistance Force (ISAF), sebutan lain untuk pasukan NATO di Afghanistan, mengatakan alasan mereka mengumumkan rencana serangan tersebut adalah agar Taliban keluar dari wilayah itu. Tapi, jika warga sipil juga mau meninggalkan wilayah itu, maka hal tersebut "sangat membantu". Demikian lapor Guardian (6/2).
Sebagian besar dari 30.000 pasukan tambahan AS disiapkan untuk mendukung serangan NATO tersebut. Yang akan mengepung Marjah dan mencegah pasukan perlawanan Taliban keluar melarikan diri dari desa-desa sekitar.
Serangan ke Marjah dianggap sekutu sebagai serangan militer yang sangat penting, karena diperkirakan ada 100.000 orang yang tinggal di sana. Sebuah daerah yang cukup padat penduduknya, untuk ukuran wilayah yang sebagian besar merupakan padang pasir dengan beberapa komunitas masyarakat pedesaan di dalamnya.
Alasan utamanya tentu saja karena Marjah merupakan pintu sebelah baratdaya kota Lashkar Gah, tempat di mana terdapat markas besar pasukan militer Inggris dan beberapa organisasi sipil internasional yang beroperasi di Propinsi Helmand.
Lashkar Gah yang dipenuhi dengan pasukan penjaga sekutu beberapa hari lalu sempat menjadi perhatian, ketika sebuah sepeda motor yang membawa bahan peledak, membuyarkan kerumunan orang di pinggiran kota yang sedang menyaksikan adu tarung anjing. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai paling sedikit 26, termasuk 7 di antaranya anak-anak. [di/grd/www.hidayatullah.com]