Hidayatullah.com--Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan, lebih dari 45 persen jajanan anak sekolah tidak aman karena mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks dan pewarna teksil (rhodamin B) dan juga tercemar mikroba.
“Survei BPOM tahun 2009 terhadap 4.500 sekolah dasar di 79 kabupaten/kota di Indonesia menyatakan, hanya 60,1 persen sekolah yang memiliki kantin, dan hanya 46 persen di antaranya dalam kondisi bersih,” kata Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Napza BPOM Lucky S. Slamet.
Menurut dia seusai penandatanganan MoU mengenai Program Pembinaan Keamanan Pangan Jajanan Anak sekolah (PJAS) antara BPOM dan Kemdiknas RI di Kantor Menko Kesra RI, di Jakarta, hampir 12,98 persen sampel makanan utama jajanan anak sekolah mengandung formalin.
“Kemudian 9,74 persen sampel mengandung boraks, 32,61 persen sampel mengandung S.aureus yang melebihi batas, dan 45,87 persen sampel memiliki nilai cemaran bakteri melebihi batas,” katanya.
Ia menambahkan, berdasarkan penelitian UNESCO yang dilakukan di seluruh negara berkembang, sebanyak 272 juta hari di sekolah hilang setiap tahunnya karena diare akibat hidup tidak bersih, dan hampir 400 juta anak sekolah berkurang kemampuan belajarnya karena infeksi cacing usus akibat lingkungan yang kotor.
Menurutnya, penyebab utama timbulnya diare dan infeksi cacing karena minimnya sarana air bersih dan sanitasi dan kantin yang tidak sehat.
“Padahal makanan jajanan menyumbang 31,1 persen energi dan 27,4 persen protein dari konsumsi pangan harian,” kata Lucky S. Slamet.
Dikemukakan, untuk mendukung kesadaran akan pentingnya jananan anak sekolah yang sehat, setiap pihak perlu memprioritaskan program peningkatan keamanan pangan jajanan anak sekolah serta keamanan pangan di lingkungan sekolah. [bip/www.hidayatullah.com]