Kerajaan Arab tersebut menolak semua tindakan sepihak Israel yang bertentangan dengan resolusi internasional
Hidayatullah.com--Yordania, Senin (15/3), mengutuk peresmian Hurva Sinagog oleh Israel di dekat Masjid Al-Aqsa, demikian laporan kantor berita resmi Yordania, Petra.
Menteri Negeri Urusan Media dan Komunikasi Yordania dan juru bicara pemerintah Nabil Sharif juga menekankan penolakan negerinya terhadap seruan Israel untuk masuk secara paksa ke Masjid Al-Aqsa.
Pada Senin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan beberapa pejabat lain Israel menghadiri peresmian Hurva Sinagog, yang direvonasi, di Kota Tua, Jerusalem Timur.
Jerusalem adalah garis merah sepanjang menyangkut Yordania dan Yordania menolak semua tindakan Israel yang berusaha mengubah identitas Jerusalem, terutama tempat-tempat sucinya, kata Sharif.
Dia menambahkan, Kerajaan Arab tersebut menolak semua tindakan sepihak Israel yang bertentangan dengan resolusi internasional.
Semua tindakan itu, seperti kegiatan permukiman, tak bermanfaat bagi upaya untuk mewujudkan perdamaian dan dilakukan saat semua upaya sedang ditingkatkan untuk memulai kembali pembicaraan perdamaian, yang memang sudah macet.
Menteri tersebut mengatakan Kota Tua di Jerusalem Timur termasuk di antara daftar warisan dunia berdasarkan permintaan Yordania pada 1981 dan setiap perubahan di kota itu dengan tegas ditolak, dikutuk dan melanggar resolusi internasional.
Dalam perkembangan lain, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, pihaknya menunggu jawaban resmi Israel atas kekhawatirannya, tentang kemunduran pernyataan PM Benjamin Netanyahu dalam mendukung penyelesaian konflik Palestina-Israel.
Netanyahu pada Senin pagi mengisyaratkan, pembangunan permukiman Israel untuk para penghuni Yahudi akan dilanjutkan di Jerusalem Timur, meskipun terjadi ketegangan dalam pembicaraan telepon akhir pekan lalu dengan Menlu Hillary Clinton.
Hillary dalam percakapan itu menyerukan kepadanya agar menghentikan pembangunan permukiman itu.
Pada saat dia menggarisbawahi apa yang dia pikir sebagai tindakan-tindakan yang perlu dilakukan oleh perdana menteri, Hillary minta jawaban dari Pemerintah Israel.
Kami menunggu jawaban itu, kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Philip Crowley, kepada para wartawan.
Menandaskan atas reaksinya terhadap pernyataan Netanyahu, maka Crowley mengatakan Kami minta jawaban secara resmi dari pemerintah Israel, dan manakala kami telah mendapatkan jawaban itu, kami akan menanggapinya. [xinhua/oana/ant/pel/www.hidayatullah.com]