View Full Version
Sabtu, 27 Mar 2010

FUI: Mereka Ingin Status Gay dan Lesbi Mereka Diakui

FUI menilai, kedatangan peserta kongres gay dan lesbian ini sebagai upaya pengakuan status gender mereka

Hidayatullah.com—Perilaku gay dan lesbian bagi Forum Umat Islam (FUI) Jatim merupakan tindakan dilarang. Karena itulah, kedatangan FUI dilakukan bukan dengan tujuan anarkisme, melainkan untuk mengingatkan dengan baik.  Demikian diakui Ketua Aksi dari FUI, KH. Choiruddin atas aksinya membatalkan pelaksanaan Konferensi Gay, Lesbian dan Biseksual se-Asia (ILGA).
 
“Kita katakan kepada mereka jika gay dan lesbian haram.  Karena akan mengundang azab Allah,” tegasnya kepada hidayatullah.com di sela-sela aksi.

Menurut FUI acara aksi kaum gay dan lesbi tersebut bisa merusak moral bangsa. Pondasi moral bangsa yang agamis ini bias hancur hanya gara-gara tindakan seperti itu.

FUI menilai, kedatangan peserta kongres gay dan lesbian ini sebagai upaya legislasi status gender mereka. Sebagaimana dikatakan Arukat Djaswadi saat konferensi pers dengan pihak Sake Scharringa, General Maneger Hotel Oval, tempat menginap peserta kongres gay dan lesbian, Jumat (26/3) malam.

“Mereka ingin meminta agar status sebagai gay, lesbian dan biseksual diakui oleh pemerintah sebagaimana di Eropa,” tegasnya di depan wartawan. Lebih jauh, jika hal itu berhasil, maka mereka ingin status Kartu Tanda Penduduk (KTP) juga berubah.   

FIU menilai, perbuahan status tersebut menurutnya bisa merusak tatanan hidup manusia dan sosial yang ada.  

Kesepakatan

Sebagaimana diketahui, Jumat (26/3) malam, FUI berhasil menemukan tempat menginap para peserta kongres. Kehadiran rombongan FUI sempat mengagetkan. Dalam kesempatan itu, berhasil melakukan kesepakatan  antara Forum Umat Islam (FUI) Surabaya,  Kepala Polres Surabaya Selatan AKBP Bahagia Daci, perwakilan Panitia Konferensi Pujianti, dan seluruh peserta konferensi.

Hasil kesepakatan, peserta kongres harus bisa meninggalkan hotel paling lambat pukul 24.00 malam Jumat (26/3) malam. Sedangkan untuk peserta luar negeri menyesuaikan jadwal penerbangan, “ujarnya kepada hidayatullah.com.

Meski demikian, FUI akan terus memantau agar hasil kesepakatan itu agar tidak lagi dibohongi seperti kasus sebelumnya.  [ans/cha/www.hidayatullah.com


latestnews

View Full Version