View Full Version
Selasa, 30 Mar 2010

Teroris Kristen Bertujuan Melawan Pemerintah AS

Hutaree tidak hanya menargetkan umat Islam, tapi juga pemerintah AS. Ternyata ada teroris asli negeri Paman Sam

 

Hidayatullah.com--Detroit News melaporkan, Senin (29/3) sembilan orang anggota Hutaree didakwa berencana "menyatakan perang" dan "menentang dengan kekerasan" terhadap pemerintah negara Amerika Serikat oleh Pengadilan Distrik di Detroit.

Tujuah dari terdakwa milisi Hutaree muncul sekilas Senin pagi di pengadilan, dan diperintahkan agar ditahan tanpa jaminan hingga hari Rabu.

Dalam lima dakwaan yang dikenakan kepada mereka dikatakan, antara Agustus 2008 hingga sekarang, terdakwa berupaya menggunakan bom dan senjata lainnya untuk melawan pemerintah Amerika Serikat.

Surat dakwaan juga menyebutkan bahwa mereka berecana membunuh seorang petugas penegak hukum setempat, dan para penegak hukum dari berbagai wilayah yang menghadiri sebuah upacara pemakaman--untuk menyerang prosesi pemakaman.

"Ini adalah contoh dari kelompok-kelompok radikal dan ekstrimis yang bisa ditemukan di seluruh masyakat kita," kata agen khusus FBI yang bertanggung jawab menangani kasus itu, Andrew Arena.

"FBI menangani kasus kelompok-kelompok ekstrimis semacam ini dengan serius, khususnya mereka yang menarget warga tidak berdosa dan para penegak hukum yang melindungi warga negara Amerika Serikat."

Kedelapan orang pria dan seorang wanita yang ditangkap adalah anggota Hutaree, yang dalam surat dakwaan diidentifikasi sebagai sebuah "organisasi ekstrimis anti pemerintah". Masing-masing menghadapi 3-5 tuntutan, termasuk menghasut, berupaya menggunakan senjata pemusnah massal, mengajarkan/mendemonstrasikan penggunaan bahan peledak, serta dua dakwaan membawa senjata dalam tindak kejahatan dengan kekerasan.

Kelompok teroris bersenjata Kristen itu mengatakan, mereka mengajarkan teknik berperang modern untuk melawan orang-orang anti-Kristus.

Para terdakwa adalah  David Brian Stone, 45; istrinya Tina Stone, 44; putranya Joshua Matthew Stone, 21. Mereka semua berasal dari Clayton. Anak Stone yang lain David Brian Stone Jr., 19, asal Adrian. Joshua Clough, 28, dari Blissfield. Michael Meeks, 40, dari Manchester. Thomas Piatek, 46, asal Whiting, Indiana. Kristopher Sickles, 27, asal Sandusky, Ohio. Dan Jacob Ward, 33, asal Huron, Ohio.

Menurut pihak berwenang federal, kelompok yang dikenal sebagai Hutaree itu memandang para penegak hukum setempat, negara bagian dan federal sebagai "brotherhood" yang menjadi musuh mereka. Kelompok itu juga telah bersiap-siap melakukan kontak senjata.

Jika terbukti bersalah para terdakwa bisa dihukum penjara hingga seumur hidup, hukuman maksimal untuk pelaku percobaan penggunaan senjata pemusnah massal. Untuk tuduhan melakukan konspirasi jahat, bisa dikenakan hukuman maksimal 20 tahun penjara, sama halnya dengan sanksi untuk mengajarkan cara menggunakan bahan peledak. Kepemilikan senjata api, diancam dengan minimal penjara lima tahun.

Informasi dari pihak berwenang federal menyebutkan, kelompok itu telah menetapkan seorang penegak hukum Michigan sebagai target. Rencana mereka adalah, membunuh petugas itu, lalu ketika rekan-rekannya datang ke upacara pemakamannya, maka Hutaree akan menyerang dengan alat-alat peledak. Mereka berharap serangan itu menjadi katalis bagi serangan lanjutan yang lebih luas, dalam rangka melawan pemerintah.

Dalam surat dakwaan dikatakan, sebuah misi awal sudah direncanakan akan dilakukan bulan April. Jika ada yang menggagalkannya, Hutaree sepakat orang itu harus dibunuh.

Menurut Barbara McQuade, jaksa untuk wilayah timur Distrik Michigan, misi Hutaree itulah yang melatarbelakangi dilakukannya penggerebekan.

Satu hal yang patut dicermati adalah, kelompok radikal ekstrimis Kristen yang jelas-jelas menebarkan teror di Amerika Serikat itu, tidak disebut sebagai teroris. Mungkin Amerika--termasuk media massanya--malu, karena ternyata di dalam negara mereka sendiri ada kelompok teroris. Dan seperti kata agen FBI, kelompok sejenis bertebaran di negeri Paman Sam itu. [di/dn/www.hidayatullah.com]


wasalam,
dija


latestnews

View Full Version