Surat yang ditengarai milik Amnesty International berisi tekanan terhadap Islam di Indonesia dinilai FPI
Hidayatullah.com -- Sekjen Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Sobri Lubis, menyatakan, keluarnya surat Amnesti Internasional yang dirilis belum lama ini dan telah menyebar di milis-milis internet adalah bukti bahwa Amerika Serikat (AS) memiliki agenda besar dan terselubung di Indonesia. Selain itu, ini menjadi bukti yang memperjelas bahwa musuh Islam selama ini adalah AS yang selalu berusaha mengobok-obok persatuan dan keutuhan NKRI.
Sebagaimana diberitakan, surat rekomendasi yang disinyalir berasal dari Amnesty International USA itu berisi poin-poin yang diantaranya adalah tekanan kepada pemerintah agar menindak aktifis Front Pembela Islam (FPI) dan tekanan agar menghapus Undang-Undang No 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penodaan Agama karena dianggap membendung proses pluralisme di Indonesia.
"Sampai kerukunan beragama kita di negeri ini pun mau diurusi. Saya kira ini intervensi terhadap Indonesia dan pemerintah Presiden SBY," ungkap Sobri dalam perbincangan dengan Hidayatullah.com, Selasa (30/03).
Sobri menilai, Amerika memang sudah menjadi kolega dekat Presiden SBY. Sehingga ini menjadi kesempatan bagi AS untuk memberangus gerakan Islam melalui kaki tangannya.
"Neoliberal kan sudah mulai keok. Nah sekarang mulai mengembosi kekuatan Islam," ujar dia.
Tekanan AS yang tertuang dalam amnesti tersebut, kata Sobri, tidak lain adalah upaya untuk mengalihankan isu kasus Centery ke persoalan lain. Hal itu sama pula dengan kasus terorisme yang belum lama ini terus mencuat ke permukaan.
Namun, lanjut Sobri, dikeluarkannya amnesti itu bisa jadi adalah pesanan orang dalam sendiri agar melakukan tekanan kepada pemerintah untuk menekan gerakan Islam.
"SBY kan agak tegas dibanding yang dulu-dulu. Kalau mereka bisa melumpuhkan SBY, maka tidak ada lagi kekuatan ummat Islam," terang Sobri. [ain/www.hidayatullah.com]