View Full Version
Kamis, 08 Apr 2010

Ilmuwan dan Pelajar Indonesia di Jerman Bahas Riset dan Teknologi

Tidak kurang ada 600 mahasiswa Indonesia dari jenjang S-1, S-2 dan S-3 hingga Post Doctoral belajar di kota Berlin


Hidayatullah.com--Pesatnya teknologi dan energi, harusnya seiring dengan kemakmuran. Sebuah negara akan maju bila negara tersebut mampu menggali, mengelola dan memanfaatkan sumber daya energi untuk kemakmuran rakyatnya. Maka bagi Indonesia yang kaya sumber energi, percepatan transfer teknologi energi mutlak diperlukan agar segara membawa kemajuan bangsa dan menjauhkan dari keterpurukan ekonomi.

Demikian salah satu hasil utama kesimpulan dari silaturahmi yang dilaksanakan akhir minggu lalu di Indonesisches Weisheits und Kulturzentrum (Pusat Kearifan Budaya dan Kultur Indonesia) dihadiri antara lain oleh wakil dari KBRI Berlin, ilmuwan dan mahasiswa Indonesia di Berlin.

Hadir dalam pertemuan tersebut Dr.-ing Yul Y. Nazaruddin (Atase Pendidikan Nasional KBRI Berlin), Dr.-ing. Suhendra (Peneliti material dan lingkungan di BAM Federal Institute for Material Research and Testing (Lembaga riset federal Jerman di bidang material), Dr. rer.nat Makky Sandra Jaya (Peneliti reservoar panas bumi di GFZ German Research Centre for Geosciences/Pusat riset nasional Jerman di bidang ilmu kebumian) dan Teuku Reiza Yuanda (Kandidat doktor geologi dan tektonik di GFZ) dan sekitar 50 mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Berlin.

Dr.-Ing. Yul Nazaruddin menjelaskan, bahwa pemerintah melalui KBRI Berlin mendukung sepenuhnya kegiatan mahasiswa dan peneliti Indonesia di Jerman yang akan berkontribusi bagi kemajuan teknologi di tanah air. Apalagi secara SDM, di Berlin saat ini tidak kurang 600 mahasiswa Indonesia dari jenjang S-1, S-2 dan S-3 hingga PostDoc belajar di kota ini. Dari sekian banyak pertemuan yang dipromotori oleh Atdiknas KBRI Berlin, riset tentang energi dan lingkungan menjadi bahasan penting antara pemerintah Indonesia dan Jerman.

Oleh karena itu, Dr. Yul berharap bahwa peran peneliti Indonesia di Jerman dapat menjadi katalisator kerja sama sains dan teknologi Jerman – Indonesia, terutama sains dan teknologi energi dan lingkungan yang saat ini bukan hanya menjadi kepedulian bangsa Indonesia tetapi juga dunia.

Alih pengetahuan

Contoh proyek penelitian teknologi Jerman – Indonesia yang dalam waktu dekat adalah dilakukan oleh peneliti Indonesia di Jerman adalah penelitian energi panas bumi. Salah satu ilmuwan Indonesia yang menjadi motor proyek ini adalah Dr.rer.nat Makky Sandra Jaya.

Dr. Makky dalam paparannya menjelaskan, bahwa Indonesia memiliki sumber energi panas bumi terbesar di dunia. Bila pemerintah bisa menggali potensi besar energi panas ini maka akan berkontribusi menyalurkan kebutuhan energi bagi kemakuran rakyat Indonesia.

Untuk merealisasikan kerjasama riset Jerman-Indonesia, dalam waktu dekat Dr. Makky akan berangkat ke Indonesia beserta tim yang terdiri 20 orang yang berasal dari Profesor di tiga universitas di Jerman, para pakar teknologi panas bumi di Jerman dan perusahaan eksplorasi panas bumi Jerman.

Pada kesempatan yang sama, wakil dari Ikatan Ilmuwan Indonesia International (I-4), Dr.-ing Suhendra, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Klaster Energi dan Lingkungan di mengatakan bahwa saat ini di Eropa, terutama Jerman, terdapat fenomena kenaikan antusiasme peneliti dan mahasiswa Indonesia untuk menekuni bidang riset atau studi di bidang energi, baik itu energi terbaharukan maupun energi fosil di luar negeri.

Hingga saat ini, negara Jerman masih memimpin dalam hal inovasi teknologi energi dunia. Oleh karenanya, Suhendra menjelaskan bahwa ini adalah tantangan bersama bagaimana antusiasme dan potensi para ilmuwan Indonesia di luar negeri tersebut dapat dimanfaatkan untuk kemajuan sains dan teknologi di bidang energi di tanah air melalui kerangka transfer sains dan teknologi dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia Indonesia.

Konferensi Energi


Sementara dari kalangan pelajar hadir Teuku Reiza Yuanda yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Litbang I-4. Pria yang akrab disapa Ipon ini memaparkan mengenai perkembangan kegiatan yang diketuainya yaitu Renewable Energy Conference (Renews) pada bulan Oktober 2010 yang sedang masuk ke dalam tahapan permintaan dukungan resmi dari berbagai institusi pemerintahan di Indonesia dan Jerman.

Renews 2010 adalah sebuah kegiatan multi-sesi selama dua hari  dengan tema “Toward the Sustainability of Renewable Energy” yang mengambil momentum Wissentschaftsjahr (tahun ilmu pengetahuan Jerman) dengan harapan bahwa sisi positif semangat dan keuletan negara Jerman dalam membangun sains dan teknologi terdepan di dunia bisa diambil pelajarannya oleh para pejabat, pakar, ilmuwan dan mahasiswa Indonesia di dalam maupun di luar negeri yang menghadiri acara ini. Hal tersebut sesuai dengan tujuan Renews 2010, yaitu untuk menjembatani, mendistribusikan dan menyebarkan informasi-informasi mengenai energi terbaharukan antara Indonesia dan Jerman. Gambaran umum tentang Renews ini terdapat di www.renews2010.de. [suherman/www.hidayatullah.com]


latestnews

View Full Version