View Full Version
Rabu, 14 Apr 2010

Pakar : Pengeluaran Akibat Rokok Dua Kali Lipat

Seluruh dunia sudah bisa menangani masalah rokok, kecuali Indonesia yang dinilai sangat bebas

 

Hidayatullah.com--Pakar kesehatan dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Rofiq Anwar, menilai permasalahan rokok di Indonesia sudah mengkhawatirkan karena pengeluaran akibat rokok mencapai Rp20 triliun, sementara pendapatannya Rp10 triliun.

"Seluruh dunia sudah bisa menangani masalah rokok, tinggal Indonesia. Di sini rokok sangat bebas," kata Rofiq Anwar usai menjadi panelis dalam acara "Debat Calon Wali Kota Semarang" di RRI Semarang, Selasa.

Kota Semarang sebagai salah satu daerah yang masih sangat terbuka dengan rokok. Bahkan, Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini menjadi pasar bagi iklan rokok.

Menurut dia, tidak akan merugi daerah yang membatasi rokok. Pasalnya, perkebunan tembakau adalah lahan subur. "Jadi, jika diganti tanaman lainnya juga akan bagus hasilnya. Tidak akan mematikan perekonomian, malah sebaliknya meningkatkan perekonomian," katanya.

Bermula dari rokok, lanjut Rofiq, kemudian akan mengarah pada penyalahgunaan narkoba di lingkungan anak muda, termasuk kasus HIV yang tidak banyak terungkap.

Menangani hal tersebut, Rofiq menganjurkan perlunya aturan jelas dan implementasi yang benar di lapangan.

Soemarmo, calon wali kota setempat, ketika menjawab pertanyaan seputar permasalahan rokok, memandang perlu ada tempat khusus untuk merokok.

"Tentu harus dimulai dari diri sendiri. Nanti merokok tidak boleh di sembarang tempat," katanya.

Rofiq menambahkan, permasalahan kesehatan lain yang perlu mendapat perhatian dari Wali Kota Semarang mendatang adalah masalah pelayanan kesehatan.

"Saat ini pelayanan kesehatan terdapat `gap`, semakin mahal dan tidak terjangkau," katanya.

Oleh karena itu, jaminan kesehatan masyarakat diperlukan. "Kondisi yang ada saat ini perlu ditingkatkan lagi," kata Rofiq. [ant/www.hidayatullah.com]


latestnews

View Full Version